2. Perfectly Wrong

494 49 38
                                    

“𝙈𝙚 𝙖𝙣𝙙 𝙮𝙤𝙪, 𝙬𝙚 𝙬𝙚𝙧𝙚 𝙢𝙖𝙙𝙚 𝙩𝙤 𝙗𝙧𝙚𝙖𝙠.
𝙄 𝙠𝙣𝙤𝙬 𝙩𝙝𝙚 𝙩𝙧𝙪𝙩𝙝, 𝙗𝙪𝙩 𝙞𝙩'𝙨 𝙢𝙪𝙘𝙝 𝙩𝙤𝙤 𝙡𝙖𝙩𝙚.”

Kini sudah dua hari sejak kepulangan Younghoon dari rumah sakit, setelah selama satu minggu betah menginap di sana. Hyunjae kegirangan kala melihat Younghoon yang sudah siap untuk pergi ke kampus.

“Kenapa nggak sama Juyeon?” Tanya Younghoon saat ia sudah duduk nyaman di samping Hyunjae.

“Hari ini gue ada praktek, kemungkinan sampai malem, jadi mending bawa mobil sendiri aja.”

Younghoon hanya mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti.

Beberapa menit dalam perjalanan, akhirnya mereka sampai di kampus. Hyunjae langsung merangkul bahu Younghoon ketika mereka berjalan menuju koridor.

“Nanti lo pulang naik ojol aja ya, hehe.” Hyunjae mengeluarkan cengirannya lalu melepaskan rangkulannya.

Younghoon mengangguk, “Iya, semangat prakteknya!”

Hyunjae turut mengangguk dengan semangat. “Hm! Lo juga semangat kuliah hari pertama setelah satu minggu libur. Dah!”

Keduanya berpisah, Hyunjae mengambil jalur ke kiri untuk ke Fakultas Kedokteran sementara Younghoon ke kanan untuk ke Fakultas Akuntansi.

“Dah!” balas Younghoon saat Hyunjae sudah berjalan agak jauh dari tempatnya berdiri.

Pemuda jangkung itupun lanjut berjalan menuju kelasnya. Ia berjalan dengan santai sebelum seseorang tiba-tiba membawanya ke sebuah koridor sepi.

Ia terkejut lalu menoleh ke kiri dan menemukan Juyeon sedang berdiri di sampingnya sambil tersenyum.

Senyuman Juyeon menular padanya dan juga seolah memberikan suntikan penyemangat untuk pagi harinya.

“Ju...?”

“Hai,” sapanya sambil tersenyum. “Udah sarapan?”

Younghoon menoleh setelah mendapat pertanyaan dari Juyeon. Ia tersenyum kaku lalu menggeleng, “Tadi telat bangun.” jawabnya.

“Ck, kebiasaan!” Juyeon mencubit ujung hidung Younghoon yang mengundang seruan dari si pemilik. “Untung gue bawain ini.” Ia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.

Kotak makan dan susu kotak rasa full cream.

Kening Younghoon berkerut melihat kehadiran kotak makan itu. Ia mengambilnya lalu bertanya, “Apaan?”

“Roti coklat buatan Mami. Gue bawa karena tahu lo pasti nggak bakal sarapan. Cepet makan sama susunya tuh!”

“Tumben...,” gumamnya sambil terkekeh pelan.

“Dih, kok bilangnya gitu? Kayak gue nggak pernah kasih apa-apa aja deh.”

Younghoon tertawa lalu memasukkan kotak makan itu ke dalam tasnya, sedangkan susunya ia minum saat itu juga.

MutualWhere stories live. Discover now