Gadis cantik dengan rambut sepinggang nya baru saja turun dari mobil sedan milik ayah nya. Liana Safitri putri semata wayang dari pasangan Indro Kusumo dan Jihan Lakhsita.
Liana Safitri adalah seorang gadis cantik kelahiran Lampung, 21 April 2003.
"Makasih Ayah nya Lia." Ujar gadis itu tidak lupa mencium pipi ayah nya sebelum turun dari Mobil.
"Jangan lari-lari Lia!" Teriak Indro melihat putri nya yang sangat bersemangat itu. Saat sudah melihat Liana masuk ke sekolah nya dia pun mulai menjalankan mobil nya pergi dari pekarangan sekolah.
"Pagi Non Lia." Sapa pria paruh baya dengan perut buncit juga kumis tipis nya, Pak Hanif.
Liana tersenyum manis mengambil tangan Pak Hanif dan mengecup nya dibalas senyum hangat Pak Hanif. Liana memang salah satu siswi yang cukup akrab dengan pak Hanif.
"Pagi juga Pak Hanif." Balas Liana masih dengan senyum manis nya.
"Non Lia semangat banget kayak nya."
"Iya dong pak! Harus semangat kan jemput Ilmu."
"Yasudah masuk, semangat belajar nya ya Non."
Liana mengangguk melangkahkan kaki nya memasuki sekolah.
SMAN HARAPAN BANGSA
Saat mulai masuk ke dalam sekolah kalian akan melihat tulisan besar di batu yang sudah di ukir sedemikan rupa juga terdapat air mancur kecil di depan batu nya.
Gedung yang sudah berdiri dari masa penjajahan Belanda yang saat ini menjadi sekolah yang berada di Surabaya, Indonesia.
Liana memang saat ini tinggal di Surabaya karena asal Ayah nya dari Surabaya, dan ibu nya orang Lampung.
Saat masuk Liana sudah disuguhi pemandangan teman-teman nya yang random.
Ada segerombolan anak laki-laki yang duduk sembari bercerita, entah apa yang anak laki-laki itu ceritakan.
Juga ada anak perempuan yang mengerjakan tugas, berfoto, bercerita, juga ada yang rebahan. Karena lokasi depan sekolah nya itu terdapat pohon beringin yang lumayan besar dibawah nya juga ada rerumputan jadi sangat pas untuk bersantai di depan apalagi dengan halaman yang sangat luas.
"Eh Lia, baru Dateng?"
Liana menatap cowok di depan nya yang baru saja bersuara dan tersenyum manis.
"Iya nih Ka" balas Liana. Cowok yang bernama Arka Maulana itupun mengangguk dan tersenyum.
Yaampun senyum yang sangat Liana suka. Eh jangan bilang siapapun ya kalau Liana suka Arka. Pokok nya jangan!
"Arka mau kemana?" Lanjut nya bertanya.
"Itu Hilma dateng, mau nyamperin." Jawab Arka.
Seketika senyum manis Liana berganti menjadi senyum kecut. Kalian tau kenapa Liana tidak mau perasaan nya ada yang tau? Karena dia tau Arka sudah menyukai orang lain. Miris kan?
"Oh gitu ya. Yaudah aku duluan ya."
"Iya hati-hati." Balas Arka.
"Yakali ke kelas aja harus hati-hati." Liana mengerucutkan bibir nya memutar bola mata nya.
Raut wajah Arka berubah serius, "hati-hati lewat lorong Li, kamu tau kan apa yang saat ini sekolah kita hadapin, aku cuman pesan hati-hati jangan lupa baca doa, juga lebih baik kamu ajak temen jangan sendiri."
Liana merubah mimik wajahnya mengedarkan pandangannya dan kembali menatap Arka serius, diam sesaat membuat Arka juga penasaran,
"Aku gak takut." Balas Liana tertawa renyah.
"Li! Jangan anggap remeh. Gak ada yang tau apa yang akan terjadi nanti. Aku cuman gak mau kamu jadi korban." Ujar Arka dengan tegas.
"Cieee khawatir." Bukan nya tambah takut Liana justru membuat candaan.
"Liana! Aku serius. Jangan pernah anggap sesuatu itu sepele Li!" Suara Arka kian meninggi karena Liana yang terus saja bergurau.
"Iya iya maaf."
"Liana, Arka!" Sontak Liana dan Arka sama-sama menoleh ke sumber suara yang meneriaki nama mereka, Hilma Hermawan gadis manis dengan rambut gelombang berwarna hitam. Gadis yang disukai Arka. Kenapa Liana bisa tau? Karena tak sedikit Murid-murid sekolah nya tau kalau Arka menyukai Hilma termasuk dirinya.
"Hai, ngapain disini?" Sapa nya tersenyum manis.
"Aku tadi mau nyamperin kamu terus ketemu Lia disini." Jawab Arka membalas senyum Hilma. Liana juga tersenyum, walalupun orang yang dia suka menyukai orang lain terlebih teman nya sendiri bukan alasan Liana harus membenci kan?
"Li udah ngerjain pr belum?" Tanya Hilma menatap Liana.
"Udah selesai tadi malem."
"Yaudah, hati-hati nanti dicuri orang kelas." Gurau Hilma.
"Aku mau segel dulu tas ku deh biar aman." Balas Liana terkekeh pelan.
"Aku di cuekin nih?" Liana dan Hilma lantas menatap Arka yang sedang memasang muka melas membuat mereka tertawa.
"Ululu kasian nya pak ketua di cuekin." Ujar Hilma memainkan pipi Arka.
Arka, Hilma, dan Liana memang satu kelas. Arka ketua kelas, Hilma sekretaris, dan Liana Bendahara. Kebetulan sekali bukan?
"Ka temenin aku ke perpustakaan dulu bisa gak? Ada yang mau aku pinjem buku nya." Tanya Hilma memandang Arka.
"Boleh kok. Yuk!"
"Mau ikut Li?" Tanya Hilma beralih memandang Liana.
Liana menggeleng, apa-apaan ikut nanti malah jadi nyamuk juga tidak yakin hati nya akan kuat.
"Yaudah kita duluan ya Li. Inget hati-hati kalo bisa jangan sendiri!" Pesan Arka sebelum pergi meninggalkan Liana sendiri dan pergi bersama Hilma.
Liana hanya diam memandang ke arah Hilma dan Arka. Sampai kapan dia harus merasakan sakit hati ini? Kalau saja melupakan perasaan pada seseorang itu mudah pasti nya sudah lama dia tidak lagi menyukai Arka, namun nyatanya? Entahlah.
Liana memejamkan mata nya sesaat, menghembuskan nafas pelan dan tersenyum menyemangati diri sendiri.
Inget hidup gak harus tentang cinta kan?
Detik selanjutnya Liana mulai berjalan melangkah ke dalam sekolah nya sendiri, tanpa memperdulikan pesan Arka. Liana memang tidak terlalu percaya dengan apa yang terjadi di sekolah nya akhir-akhir ini dan juga tidak terlalu perduli.
Tiba saat di lorong entah kenapa hawa nya jadi berbeda dan juga kenapa sangat sepi? Ya Liana tau jarang ada yang mau berjalan di lorong lagi setelah kejadian waktu itu mereka lebih memilih lewat jalan yang agak jauh untuk ke kelas.
Khusus kelas XII memang harus melewati lorong ini untuk sampai ke kelas, berbeda dengan Kelas X dan XI mereka memiliki lorong sendiri.
Liana menghentikan langkah nya mulai mengedarkan pandangannya ke sekeliling lorong tak terasa tangan nya menyentuh leher nya yang sedikit meremang. Bulu-bulu halus nya juga menjadi berdiri, Liana meneguk Saliva nya kenapa aura nya jadi seperti ini?
Seharusnya dia mendengarkan pesan Arka tadi untuk jangan sendiri ketika melewati lorong.
Liana memejamkan mata nya sesaat karena merasakan angin yang ditiup tepat di kaki nya, hanya kaki.
Brak!!!
Dengan cepat Liana membuka mata nya ketika mendengar suara jatuh dari kamar mandi dekat lorong ini.
Ya Tuhan apa itu? Tanya Liana dalam hati.
AAAAKH!!!!
Liana melebarkan mata nya menoleh ke belakang, dia....
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret In My School
HorrorSuka cerita horor tentang sekolah yang penuh dengan teka-teki, mungkin cerita ini cocok buat kamu. Jangan lupa baca nya pas malem ya biar ngena, wkwk