Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
––– Brightwin fanfiction –––
“Bright.” panggil seseorang. Namanya Mike Chinnarat, sahabat dekat Bright.
“Hm?” Bright hanya berdehem pelan sebagai jawaban, masih sibuk dengan handphone ditangannya.
Saat ini mereka sedang berada di salah satu cafe kecil di pinggir jalan, duduk berdua sambil menikmati makanan dan minuman yang sudah mereka pesan.
“Apakah aku boleh bertanya?” tanya Mike sambil menatap wajah tampan Bright yang nampak sagat fokus dengan handphonenya dan tak berniat untuk menatapnya.
“Silahkan.”
Mike menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, rasa takut menghampiri benaknya. Dia takut pertanyaannya akan menyinggung perasaan Bright.
“Berapa usia dunia sekarang?” Mike bersuara setelah mengumpulkan keberanian.
Didepannya, Bright nampak menghentikan aktivitasnya sejenak. Seketika tatapannya pada hp ditangannya berubah menjadi sendu. Hampa dan kehilangan, perasaan itu kembali menyerang batinnya.
Tapi tak lama kemudian Bright berusaha membuat mimik wajahnya menjadi biasa saja. Tidak ingin ekspresi kehilangannya nampak ketara.
Akhirnya Bright lebih mematikan layar handphonenya. Kemudian memasukkan benda pipih tersebut kedalam saku celananya.
“Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?” tanya Bright sambil menatap Mike serius.
“A-aku hanya penasaran.” jawab Mike terbata.
Bright menghela nafasnya sejenak, mencoba menghilangkan rasa canggung yang ingin menghampiri keduanya.
“Dua puluh satu.” ujarnya tiba-tiba yang membuat Mike bingung.
“Hah?”
Bright mendekatkan es teh yang tadi ia pesan kearahnya. Mengaduk es teh tersebut menggunakan sendok kecil yang sudah disediakan sambil tersenyum manis.
Matanya mulai berkaca-kaca, mengingat bagaimana bentuk dunianya.
“Lelaki berusia 21 tahun, dia adalah duniaku.” Bright menjeda ucapannya sejenak sambil meminum es teh miliknya.
