Chapter 5

23 1 0
                                    

"Facts, Courage and Love"

'Baiklah, sekalian aku ingin membahas sesuatu denganmu'

Mereka beriringan masuk ke dalam Restoran, memilih duduk dimeja yang berada ditengah-tengah ruangan itu. Tak berapa lama ada seorang pelayan yang datang memberikan buku menu dan menanyakan pesanan mereka. Pelayan tersebut sedari tadi menatap penuh nafsu Sasuke, seolah menggodanya dengan memajukkan payudaranya. Sasuke hanya cuek, sedangkan Naruto terlihat risih dan jijik dengan tatapan pelayan itu.

"Well, sepertinya dia akan memakanmu!" ketus Naruto setelah pelayan itu pergi.

"Abaikan saja" ucap Sasuke dingin.

"Bisa kau jelaskan, apa yang terjadi dimobil tadi? Kau membeku? Tapi kau hidup" tanya Naruto dengan pertanyaan bodohnya.

"Ck bodoh" ejek Sasuke pada Naruto, namun terlihat raut cemasnya entah karna apa.

"Hei aku bertanya serius, kenapa kau menyebutku bodoh. Temee!!" kesal Naruto atas respon yang diberikan Sasuke atas pertanyaannya. Naruto sadar bahwa itu pertanyaan bodoh, tapi apa salahnya, dia sangat penasaran dibuatnya.

"Baiklah aku ganti pertanyaanku. Bagaimana kau bisa ada disana, jangan bilang kau mengikutiku?" selidik Naruto sembari tetap menatap Sasuke penuh tanya.

"Aku hanya kebetulan lewat dan tidak sengaja mendengar pikiran bejat mereka"

"Kau apa?"

"Aku mendengar pikiran jahat mereka yang akan menyakitimu". "Bagaimana bisa?" tanya Naruto lagi masih bingung, "Aku bisa membaca pikiran seseorang dan mendengar apa yang mereka pikirkan, tapi aku tak bisa membaca dan mendengar apapun yang kau pikirkan. Itulah yang membuatku frustasi dihari pertama kita bertemu, tak bisa membaca dirimu dan pikiranmu."jelas Sasuke panjang dan hanya ditanggapi Naruto dengan wajah yang sulit di artikan. Makan malam mereka selesai, Sasuke menawarkan diri untuk mengantar Naruto.

Author POV

Lama mereka terdiam di dalam mobil, saat mereka melewati Kantor Polisi, terlihat ramai disana dan ada juga mobil Ambulance, Sasuke menepikan mobilnya.

Naruto keluar dari mobil di ikuti Sasuke, saat didepan pintu Kantor Polisi mereka bertemu ayah Sasuke, "Lagi, ada serangan dari binatang buas, masuklah hibur ayahmu, korbannya sahabat ayahmu" ucap ayah Sasuke, Naruto mengangguk, sebelum pergi Naruto pamit dengan mereka berdua.

Naruto memasuki Kantor Polisi, dan menemukan ayahnya berada di meja kerjanya. Menghampiri sang ayah dan mengusap bahunya. "Bawalah ini" ucap Minato sembari meyerahkan sebuah botol yang ternyata semprotan lada. Naruto mengernyitkan keningnya bingung. "Dengan kau bawa ini, aku akan sedikit tenang" Minato membujuk Naruto dengan nada lemah. "Baiklah ayah" putus Naruto akhirnya.

Minato dan Naruto memutuskan untuk pulang, selama perjalanan hanya diisi keterdiaman. Naruto mengerti perasaan ayahnya. Korban itu adalah sahabat sang ayah selama 30 Tahun lamanya.

Mereka sampai dirumah, Naruto langsung melesat ke kamar, sebelumnya mengucapkan 'Selamat malam' pada ayahnya.

Naruto ingat ada sesuatu yang harus dia lakukan dan sesuatu itu mengganggunya sedari tadi, tangan yang membeku itu. Membuka buku yang ia beli tadi,membaca halaman pertama hingga separuh halaman Naruto menemukan kalimat 'Cold one' segera sekelebat kejadian di dalam mobil menyadarkannya, beranjak ke meja belajarnya.

Menyalakan Laptopnya dan mencari Keyword 'Cold one' dan muncul beberapa artikel tentang itu. Membuka salah satu situs sejarah 'The Cold one' di situs tersebut ber isi negara yang memiliki sejarah tentang 'Cold one' salah satunya Egypt, Naruto membuka situs itu dan artikel itu berjudul The Immortal Drink. Mencari petunjuk lain, membuka artikel selanjutnya dan Naruto menemukan kata-kata yang membuatnya mengingat bahwa Sasuke juga memiliki sesuatu yang sama dengan yang ada di artikel itu. Satu kesimpulan yang dapat Naruto ambil, Vampire.

-0-

Pagi menjelang, sekelebat pemikiran semalam kembali mengganggunya. Memutuskan untuk bangun dan segera menuju kamar mandi untuk bersiap. Ia berjanji akan menanyakannya pada Sasuke.

Naruto POV

Aku telah sampai disekolah, memakirkan mobilku dan segera keluar saat pandanganku melihat sosok Sasuke ada di depan gedung sekolah. Pandangan kami bertemu, mencoba saling membaca pikiran masing-masing, namun itu percuma.

Aku berbicara dengan pelan dan tanpa suara, memintanya untuk mengikutiku dan aku tahu bahwa dia mengerti maksudku. Berjalan menuju hutan di belakang gedung sekolah, hawa dingin hutan segera menyapaku saat memasuki hutan. Berjalan agak jauh ke dalam hutan.

"Sangat mustahil kau bisa bergerak dengan cepat, kulitmu sangat putih dan dingin. Matamu pun berubah warna dan terkadang kau berbicara seolah berada pada waktu yang berbeda, kau tak pernah makan dan minum dan juga kau tak pernah terlihat saat cuaca cerah" itu semua kejanggalan yang aku pikirkan selama ini, aku ingin mengungkapkan semuanya.

"Berapa umurmu?"

"17 Tahun" balas Sasuke tenang.

"Berapa lama kau berumur 17?"

"Sebentar" jawaban sasuke membuatku semakin yakin bahwa dia adalah Vampire.

"Aku tau apa sebenarnya kau ini?"

"Katakanlah, katakan dengan keras!" perintah Sasuke.

"Vampire" akhirnya aku mengucapkannya, beralik menghadapnya. Memperhatikan lekuk wajah tampannya.

"Apa kau takut?" ucap Sasuke dingin dan terkesan mengintimidasiku.

"Tidak!" dengan mantap aku menjawabnya, ya aku memang tidak takut padanya. Tak dapat dipungkiri tubuhku bergetar saat mengucapkan bahwa dia adalah Vampire, tapi entah kenapa aku tak merasa terancam saat berada dekat dengannya.

"Lalu tanyakan padaku, apa yang kami makan?" membisikkan pertanyaan itu ditelingaku, suhu dingin tubuhnya menyentakku.

"Kau tidak akan menyakitiku" ya aku yakin, dia tak akan menyakitiku. Sasuke menjauhkan wajahnya, raut gusar terlihat diwajahnya. Tiba-tiba dia menarik tanganku berjalan lebih memasuki hutan. "Kemana kau akan membawaku?"tanyaku. "Ke puncak gunung, keluar dari lingkaran awan, kau harus lihat seperti apa aku dibawah sinar matahari".

Author POV

Tiba-tiba Sasuke menggendong Naruto di punggungnya dan berlari dengan sangat cepat menuju puncak gunung. Tak berapa lam mereka sampai di puncak gunung. Sasuke menurunkan Naruto dari punggungnya dan Sasuke beranjak naik ke tempat yang tersinari matahari.

"Inilah alasan mengapa kami tak menunjukkan diri di bawah sinar matahari, orang-orang akan tahu kami berbeda" Sasuke mengucapkan kalimat itu sembari membuka kancing kemeja yang di pakainya. Naruto tetap memperhatikan gerak gerik Sasuke. Sinar matahari langsung menyinari tubuh atletis Sasuke. 'Berkilau'

"Seperti berlian, it's beautiful" suara Naruto tercekat takjub.

"Indah? Ini kulit pembunuh Naru" jawab Sasuke dengan tertawa getir. Sasuke turun dari tempat itu. "Aku dirancang untuk membunuh" sambung Sasuke, mencoba membuat Naruto takut padanya.

"Aku tak peduli" jawab Naruto mantap, dengan menatap langsung mata tajam Sasuke yang juga menatapnya. Sasuke mendekat ke arah Naruto perlahan. "Aku akan membunuhmu" tekan Sasuke lagi dengan nada rendahnya. "Aku percaya padamu" kembali Naruto menjawab dengan yakin, Sasuke mencoba mencari setitik kebohongan di mata biru langit itu, namun tak ditemukannya. Sasuke telah berada tepat dihadapan Naruto, menaikkan tangan dinginnya menyentuh pipi bergaris Naruto, mengusapnya perlahan.

Naruto POV

Tangan dingin itu mengusap pipi ku, walau dingin tangan itu membuatku merasa nyaman hingga aku menutus mataku menikmati usapannya. Saat aku membuka mata ku, Sasuke menatapku tajam namun lembut. Wajah Sasuke kembali mendekat hingga hidung kami bersentuhan, sedikit lagi dan akhirnya bibir kami bersentuhan, hanya kecupan ringan tapi mampu membuat tubuhku melemas dan akan jatuh jika Sasuke tidak merangkul pinggangku.

TooooBEeeeCOontiue...

Kyaaa~~~ mereka kisssuee, omegat!!
akhirnya chapter 5 selesai, maaf untuk scene kissnya gak berdampak bagi yg membaca..ya maksudnya gak hot gitu, gak ada efeknya... hahaha

Maafken saya, author masih pemula untuk menulis yg hot-hot..
untuk chapter 6, segera dikerjakan.. tetap setia membaca dan perbanyak review serta votenya ya minna-san...

Arigatou~~ Gomawo~~ Daaa...

Forever LoveWhere stories live. Discover now