"Athurr!!!" teriak Padilah yang baru saja masuk kedalam kelas XII IPA II, yang menjadi pusat perhatian semua kelas itu.
"Ceuk, toa sia datang tuh thur" ucap Faisal yang sudah risih dengan teriakan Padilah.
"Apa sayangg, kamu kangen?" tanya Athur seolah dia tak tau dengan kedatangangan nya yang akan mengambil pulpen yang tadi ia ambil di kelasnya.
"Balikin pulpen gw!" ucap Padilah dengan galak.
"Pulpen apaan sih bep, aku gak tau" jawabnya yang pura-pura amesia.
"Heh, setan balikin gak?!" bentak Padilah yang membuat Athur harus sabar mengahadapi sikap nya.
"Ck, pinjem dulu lah bep" ucap Athur sambil memohon.
"Gada pinjem-pinjeman balikin sekarang!" ucap Padilah.
"Ck, Padil-" ucap nya terpotong oleh Padilah.
"Mau balikin pulpen gw, atau gak akan ketemu gak akan chtan dan gak ak-" ucapan nya berhenti saat Athur memberikan pulpen nya.
"Bye!" ucap Padilah, dan langsung meninggalkan kelas XII IPA II.
"Andai, gw gak suka sama lu. Udah gw bunuh lu dari kemarin-kemarin juga" kessal Athur saat melihat kepergian Padilah.
"Pisikopat lu?" tanya Latif.
"Iya, kenapa?! Mau jadi korban pertama hah?!" tanya nya, yang membuat Latif bergidik ngeri dan langsung keluar menuju teman-temannya, yang sedang nongkrong di luar kelas.
Begitu juga dengan Athur yang mengikuti langkah kaki Latif yang menuju ke arah temen-temennya.
"Kesian amat lu" ucap Faisal.
"Brisik lu" kessal Athur yang membuat geng Garuda menertawakan nya.
"Namanya juga cewek pms thur, pasti jiwa pelit dan galak nya keluar" ucap Gustin.
"Huaa! Kesel kesel kesel!!" teriak Padilah yang baru datang ke kelas nya, yang membuat anak-anak kelas XII IPA I menutup kuping nya, karna teriakan Padilah yang menganggu konsentrasi mereka yang sedang belajar.
"Apaan sih Pad, dateng-dateng lu teriak-teriak gajelas" ucap Amel yang kesal dengan kedatangan Padilah yang berteriak.
"Gandeng atuh goblog!" teriak Hafiz, yang sedang tidur namun kebangun oleh teriakan Padilah.
"Bodo teuing!" teriak balik Padilah pada Hafiz.
"Setan!" ucap Hafiz, yang langsung menelengkup kan kepalanya di atas meja.
"Gw kesel tau sama si Athur, emang tu orang gada kapok-kapok nya. Udah gw sakitin juga hati nya" ucap Padilah, sambil duduk di atas meja Alaika.
"Namanya juga orang yang berjuang Pad, apapun rintangan nya, dia bakalan tetep memenuhi apa yang dia inginkan" ucap Erna pada Padilah, yang kesal.
"Ya masa iya sih, sampe ngambil pulpen gw lagi. Mana ini satu-satu nya lagi" ucap Padilah yang semakin kesal.
"Teuing ah, lieurr" ucap Biah.
"Pad, tiktokan we Pad" ajak Anggi pada Padilah, dan emosi Padilah merenda.
"Hayu ah" ucap Padilah dengan senang hati, dan langsung memasuki pulpen nya kedalam tas.
"Stress anjim" ucap Amel, dengan melihat tingkah kelakuan Padilah.
Kelas XII IPA I, kelas yang dimana tidak ada guru, maka kedisiplinan mereka ilang. Semuanya sibuk, bermain, tidur, jajan, main ponsel, bahkan ada juga yang main tiktok.
"Istirahat berapa jam lagi mel?" tanya Alaika, yang dari tadi sibuk dengan palajaran yang pak Deden berikan.
"25 menit lagi Lai" jawab Amel, yang melihat jam di ponselnya.