"Chagiyaa~ kok mukanya kaya kanebo kering gitu".
Ujarku spontan sambil sedikit mengejeknya, berharap bisa membuat ia tersenyum. Karena sedari tadi ia hanya diam dan sesekali menatapku, seperti meminta sesuatu pada eomma nya, ah dia sungguh lucu."hmm...".
Dia hanya menjawab dengan gumaman nya yang merdu sambil menatap sendu manik mataku, aku sudah tahu jawabannya walaupun hanya gumaman yang ia utarakan.Dengan semilir angin yang membuat bulu kuduk menari - menari disinilah kami, ditempat yang kami sering datangi selama 5 tahun ini, hmm tempat yang indah yaitu sebuah tempat yang tidak jauh dari hingar bingar keramaian kota, ah kami sudah menjalin hubungan yang cukup lama rupanya dan sampai akhirnya kami sudah bertunangan dan menghabiskan banyak waktu disini pada masa waktu senggang kami.
Kurasa semua orang iri dengan ku, ngomong - ngomong calon suami ku ini adalah Cha Eun woo, pasti kalian tahu siapa dia, aku tidak perlu repot - repot menjelaskan nya sampai tangan ku pegal kan? Hheheheh. Jangan fitnah aku berimajinasi terlalu tinggi. Aku serius, sekarang aku adalah separuh hidupnya.
"Lelah ya?"
Ucapku dengan iba, ah bahkan aku tak sanggup membayangkan hidupnya dan betapa lelahnya dia menjadi seorang idol, namun itulah alasanku berada disisinya, aku akan membantu menghilangkan rasa penatnya, aku selalu mencoba bersedia untuknya, sampai kapanpun jika ia masih membutuhkanku.Dia tetap tak menjawab, namun dia menunjukkan senyum tulus indahnya sehingga eye smile terbentuk dengan sendirinya, bahkan seorang putri raja saja akan bertekuk lutut hanya dengan persekian detik melihat pesona seorang bermarga asli Lee ini, aku suka senyum nya. Sangat.
Lalu di memelukku dengan hangat. Disaat seperti ini aku hanya ingin berkata,
Tuhan maafkan aku karena belum bisa menjadi seseorang yang sempurna untuk salah satu ciptaan mu kini, aku hanya bisa memeluknya dan berada disisinya untuk saat ini, bahkan aku tak tau, apakah semua waktu yang kami habiskan, akankah berakhir begitu saja?"Aku sangat suka berada didekat mu, bisakah sampai aku tiada keadaan tetap begini, aku lelah."
Ucapnya seiring erat pelukannya padaku."Jangan bilang seperti itu lagi ya, karena semua hanya Tuhan yang tahu." ucapku sambil melonggarkan pelukannya untuk menatap matanya yang tersirat keletihan yang terpancar.
"Tuan Lee mohon dengarkan aku, jangan merasa lelah sendiri. Aku disini, kami disini. Tolong ingat masih ada Tuhan-." ucapku terhenti untuk meletakkan jari telunjukku tepat di dada bidangnya, yang mengartikan bahwa Tuhan selalu berada dihati dan jiwanya.
"disini ada aku, keluargamu. Jangan mencoba bertahan sendiri jika tak mampu, kumohon jangan pernah lelah 'sendiri' ceritakan setidaknya sedikit, keluh mu padaku dan orang disisimu demi penggemarmu dan keluargamu. Aku disini, akan tetap disini. Aku tidak meminta kau percayakan semua padaku, tapi kau masih punya waktu untuk berbagi sedikit kisah hidupmu padaku. Aku tak apa, bahkan terasa senang jika terbebani oleh keluh kesah dari dirimu. Sungguh.
Namun, Setelah itu kau harus membayar imbalan padaku. Kau mau tau apa yang harus kau bayar pada kekasihmu ini?" Kini aku menangkup wajahnya sambil meneliti setiap detail diwajahnya, menanti jawabannya. Dan kulihat mata rusanya mulai berkaca - kaca aku tidak tahu sebabnya, mungkin karena terpaan angin yang semakin kencang, membuat matanya kering lalu berair, begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
h͟i͟s͟t͟o͟r͟i͟a͟ t͟r͟i͟s͟t͟e͟Ɣ
RomanceⓈⓉⓄ⚘ⓇⓇⓘⒺⓉ Panaroma ini akan menjadi saksi, pada cinta kita yang sejati. Walaupun tak tahu kapan akan pupus kembali. Yang pasti. Candu sebenarnya adalah m͟e͟n͟c͟i͟n͟t͟a͟i͟.