27. TENTANG DIA YANG RAPAT MENYIMPAN RAHASIA (1)

4.6K 474 47
                                    

Pagi, Dears! ^^

Maaf semalam enggak sempat update. Jadi, Hara update pagi ini.

Yang kemarin gemes sama Aira mentang-mentang jebolan RSJ, sabar ya! Justru karena Aira pernah di RSJ makanya dia sebisa mungkin mencoba buat enggak gila lagi. Dia berusaha bermain dan berpikir serealistis mungkin. Enggak ujug-ujug impulsif main tinggal. Dia udah sedikit waras dan agak pintar buat mencerna semua keadaan. Dia tumbuh lebih dewasa dari dua tahun lalu dalam menghadapi masalah.

Sampai sini, bisa dipahami?

Kalau pusing baca cerita ini, nanti bacanya tunggu ending saja. Hahaha

Atau bisa cari cerita lain sesuai selera kalian. Oke?

So, langsung saja, ya!

Budayakan vote sebelum baca,
Dan komentar di akhir cerita.

Happy reading!


***



Suara deru mesin menjadi latar keheningan Aira dan Ardi. Keduanya tak lagi banyak bicara, hanya sempat melempar sepatah dua patah kata ketika di lobi rumah sakit tadi. Sisanya, mereka seolah-olah enggan membuka suara dan memilih sibuk dengan benaknya masing-masing.

Ardi merasa gusar. Dia berusaha meyakini satu hal. Namun, keberadaan Ayu menjadi momok tersendiri baginya. Dia tidak takut Aira tahu kebenaran dirinya. Ardi hanya tidak tahu bagaimana menyampaikan hal sekrusial itu.

Salah berucap, Aira pasti tidak akan bisa menerima dengan kepala dingin. Akan tetapi, Ardi juga tidak ingin Aira mengetahuinya dari orang lain. Terlebih dari Evan. Ya, pria masa lalu Aira itu mulai menunjukkan taringnya dan mengukuhkan diri sebagai serigala pemangsa. Ardi tak bisa tinggal diam membiarkan Aira kembali terkoyak. Jadi, dia benar-benar memperhitungkan langkah sebelum bergerak. Jelas, Ardi tak mau kehilangan hanya satu kebodohan.

Berbeda dengan Aira yang ternyata mulai terpengaruh dengan perkataan-perkataan Evan. Pikirannya bermain saling tuduh antar dua kemungkinan. Sekalipun keukeuh menyangkal, Aira tetaplah seorang wanita yang lebih mengandalkan perasaan. Sulit baginya bertanya kepada Ardi tentang apa yang sedang pria itu rahasiakan. Selain tak ingin terlihat meragukan Ardi, dia juga takut mendengar hal yang lagi-lagi akan menyakitkan.

Ardi menoleh pada Aira yang duduk terlampau tenang di sisi kirinya. Dia menegur, "Sayang, ponselmu bunyi."

"Huh?" Aira menggerakkan kepalanya linglung.

"Ponselmu bunyi."

Aira lantas mengamati layar ponselnya yang menyala, memperlihatkan sebuah panggilan masuk. Baru saja dia akan angkat, panggilan itu lebih dulu terputus. Selang beberapa menit kemudian, dia mendapat sebuah pesan.

Litia
Ra, kamu jadi ke Happy Cake, kan?
Aku tidak mau tahu!
Kamu harus ke sini.
Aku tunggu.

"Siapa?" tanya Ardi ingin tahu. Dari balik bulu matanya, dia menangkap pergerakan bahu Aira yang turun usai membaca pesan tersebut.

"Litia."

"Litia siapa?"

Aira menepuk keningnya pelan. Dia lupa menceritakan soal Litia pada Ardi. Sejak kepulangannya ke Indonesia, dia langsung disibukkan dengan persiapan pernikahan. Belum lagi beberapa masalah yang timbul berhasil memecahkan fokus Aira.

TOO LATE TO FORGIVE YOU | ✔ | FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang