Erin ragu-ragu mengikuti Orion dan Orion memintanya untuk duduk di kursi kosong yang ada disampingnya. Makan malam berlangsung dingin. Orion menatap Erin yang terlihat terbiasa dengan suasana makan yang dingin. Orion diam-diam berpikir hal apa saja yang sudah dialami oleh Erin?
Ketika semua sudah selesai makan, raja membuka pembicaraan,
"Jadi, aku memanggil kalian kesini untuk menanyakan apakah ada diantara para jenderal dan komandan disini apakah ada yang mau menjadi guru bertarung untuk teman bermain anakku yaitu, Erin?" tanya raja
"Apa tidak terlalu keras meminta seorang anak sekecil dia diajari oleh jenderal atau komandan pasukan?"
"Benar. Bukannya lebih baik kita membiarkannya belajar bersama Pangeran Orion?"
"Bagaimana kalau kita adakan pertarungan?" ujar perdana menteri
"Maaf perdana menteri, tapi apa maksudmu dengan mengadakan pertarungan?" tanya Orion angkat bicara
"Seperti ini, masing-masing dari para jenderal dan komandan, akan memberikan prajurit terbaik di kelompok mereka setelah itu, Erin akan bertarung melawan mereka. Kalau salah satu prajurit dari kelompok itu menang, maka jenderal atau komandan dari pasukan itulah yang akan melatih Erin, bagaimana?" jelas perdana menteri
"Boleh juga, sudah lama saya tidak mendapat lawan yang seimbang," ujar Erin tiba-tiba
"Erin! Apa maksudmu?!" protes Orion
"Maksudku, dulu aku biasa latihan bertarung dengan ayahku. Sejak beliau tiada, aku jadi jarang berlatih," jelas Erin
"Erin, boleh aku tahu siapa nama ayahmu?" tanya perdana menteri
"Maaf sebelumnya tuan, tapi ayah saya melarang saya mengatakan hal itu," jawab Erin dengan sopan. Perdana menteri itu mendecih pelan dan berusaha menahan emosinya
"Baiklah kalau begitu, kita akan adakan pertarungan. Para jenderal dan komandan silahkan siapkan prajurit terbaik kalian, jangan sampai prajurit andalan kalian kalah dengan seorang anak berusia 80 tahun. Erin, kapan kau siap untuk pertarungan?" tanya raja
"Besok juga boleh. Saya siap kapanpun," jawab Erin
"Baiklah, kita akan adakan pertarungannya lusa. Kalian siapkan prajurit terbaik kalian. Silahkan kembali ke kamar kalian masing-masing," tutup raja. Orion dan Erin berjalan keluar menuju kamar mereka.
"Fyuuhh... nyaris saja..."
"Apanya yang nyaris Erin?" tanya Orion
"Nee Orion, boleh tidak aku tidur bersamamu? Aku takut...." pinta Erin dengan tatapan memelas
"B-baiklah, aku juga mengerti keadaanmu yang trauma karena kejadian 'itu'," jawab Orion. Mereka berdua memasuki kamar Orion. Di dalam Erin melihat sekeliling dan memastikan sekitarnya tidak ada orang,
"Haah... kalau disini kita aman. Syukurlah... Aku sudah ampir tidak bisa berpura-pura lagi tadi.." ujar Erin sambil menghela nafas dan duduk di kursi sofa yang ada di kamar Orion,
"Apa maksudmu Erin?" tanya Orion yang kini duduk disampingnya
"Kau tahu Orion..." Erin mengambil jeda sesaat, "semua yang kukatakan sejak masuk ke istana ini adalah bohong. Kecuali yang kukatakan padamu dan fakta orang tuaku telah tiada," ucapan Erin sontak membuat Orion terkejut tapi Orion dengan bijak mengontrol kondisi,
"Kau tahu? Dulu aku tidak punya teman bermain. Awalnya, kabar mengenai ibuku yang mengandung membuatku senang akan mendapatkan seorang adik. Namun, sayangnya, ibuku terjatuh dari tangga dan meninggal dengan tragis. Itu adalah masa paling menyedihkan dalam hidupku. Berhari-hari aku mengurung diri di kamar karena tak bisa menahan rasa kehilanganku. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Terlebih lagi, ayah diperdaya oleh perdana menteri yang merupakan adik dari ibuku. Aku merasa janggal dengan kematian ibuku dan menyelidikinya, dan kau tahu apa?" tanya Orion
KAMU SEDANG MEMBACA
Together Forever (Orion X Erin Fanfic) [END]
Fantasy"O-sama~!! Eh? Orion, wajahmu agak pucat. Kau baik-baik saja?" "Hanya sedikit pusing tapi aku baik-baik saja," "Kalau begitu akan kupanggilkan tabib," "Tidak perlu Er-" "ORION!!" Bikin Fanfic lagi. Kali ini tentang pasangan Hoshimeguri kesukaan Auth...