『Depresi』

Chapter 10

Terlihat sinar matahari menembus masuk ke kamar Vania dari balik tirai jendela

Ditambah kicauan burung yang merdu membuat Vania terpaksa bangun walau tubuhnya terasa lemas

Perlahan namun pasti Vania melangkah tertatih-tatih ke ke kamar mandi

Tetapi saat baru sampai gagang pintu, Vania merasakan sakit yang luar biasa pada dadanya, bahkan kini perutnya benar benar mual

Tanpa sadar, Vania langsung berlari ke wastafel

DED

'A-apa ini?'

Ya.. Vania memuntahkan darah dari mulutnya. Bahkan hidungnya ikut mengeluarkan darah atau mimisan

'Akh.. dadaku'

BRUKH

Vania jatuh terduduk sambil mencengkram dadanya.. ada apa ini? Kenapa dadanya terasa sangat sakit?

Entah kenapa Vania begitu susah untuk sekedar bangun.. rasanya benar-benar sakit

Tapi Vania tahu kalaupun ia tetap dikamar mandi, tidak akan ada yang peduli padanya.. tidak ada yang peduli dengan perasaannya!

Vania pun mencoba bangun mengiraukan rasa sakit yang tengah menyerang dadanya

Skip, selesai mandi

✦✧✧ » ✧✧✦

Vania turun kebawah atau lebih tepatnya ke meja makan untuk sarapan

Tapi apa? Sang mama yang selama ini menemaninya sarapan malah sudah pergi bersama dengan Velia

Alhasil Vania sarapan sendiri seperti biasa, namun gadis itu mengurangi porsi makannya

Bahkan ia pergi tanpa meminum susu yang sudah disiapkan untuknya

"Ayo pak kita berangkat sekarang" ujar Vania dingin

Pak Zein hanya mengangguk dan menjalankan mobil dengan kecepatan normal

Sesekali Pak Zein melirik Vania yang tengah memandang keluar jendela dengan tatapan kosong namun datar

Sementara Vania hanya mengamati semua kendaraan yang berlalu lalang dari kaca mobil

Tentu saja hal itu membuat Pak Zein khawatir karena sorot mata Vania begitu datar dan lebih kosong dari biasanya

Vania pov

Apa sebentar lagi aku akan menyusul nenek?

Kenapa semua berubah semenjak kematian nenek?

Mama tidak lagi mempedulikan aku, bahkan papa juga terlihat semakin benci padaku

Untuk apa aku hidup?

Aku sudah tidak ada gunanya di dunia ini

End Vania pov

✦✧✧ » ✧✧✦