90°

4 3 0
                                    

  "Sepertinya rasa kami berdua hanya untuk saling menghindar, menjauh, dan lenyap di telan waktu. "

       ***

Semenjak itu, clarysha menjalani hari-harinya tanpa gramastha. Perlahan ia mencoba melupakan gramastha, terlebih lagi yang paling ia tidak suka ketika gramastha akan pergi tanpa mengatakan apapun hanya berpamitan layaknya perbincangan umum.

Meski hatinya belum pulih dari luka namun ia coba tersenyum dan bisa bertahan di depan Sahabat-sahabatnya.

Di waktu pulang sekolah,nathan menjemput bella.

"Hay sha, gimana? Udah dapet telfon dari kak tha belum? " tanya nathan.

Bella mencubit lengan nathan. Karna apa yang ia tanyakan tentu akan mengganggu hati sha lagi.

"Kita sudah berbeda, kita berjalan di jalan kita masing-masing kak. Jadi, bolehkan kalo sha gamau denger apa-apa lagi tentang kak tha? "

Nathan dan Bella saling menatap dan mengangguk paham.

"Sha dulu ya bel, kak than. " Tersenyum.

Di hari ini, sha sengaja tidak meminta papahnya untuk jemput.

Ia memilih naik kendaraan umum, dan pergi ke toko boneka.

Hatinya mulai pulih ketika melihat banyaknya boneka lucu di sana.

Karena terlalu senang, tak sengaja ia menjatuhkan boneka yang berada di sampingnya.

Sha pun segera mengambil boneka itu namun seseorang juga ternyata mengambilnya.

"Tangannya kaya sha kenal, genggamannya kaya sha pernah genggam. " Ujarnya.

Ia pun kembali berdiri dengan boneka di pelukannya.

Seseorang di hadapannya kini tersenyum.

Sha tidak bodoh, ia tau yang di hadapannya itu siapa.

"Ngapain kak tha di sini? "

Ya, itu adalah gramastha.

"Gue tau lo pasti ke sini. "

"Terus? "

"Gue nyusulin lo. "

"Oh."

Sha langsung membawa boneka tadi ke meja kasir.

"Nih mba."

Gramastha membayar boneka tersebut.

"Apaan sih kak. "

"Apanya? "

"Ngapain kak tha bayar. "

"Lo mau kan? "

"Sha bisa beli sendiri. "

Clarysha langsung mengambil boneka miliknya dan pergi keluar toko.

Gramastha langsung lari dan menarik lengan sha.

"Apa lagi sih? "

"Lo masih marah sama gue? "

"Lebih baik kak tha ga usah ganggu hidup sha lagi. "

Tha membiarkan sha pergi.

    ***

   Sesampainya di rumah, sha langsung melemparkan boneka itu di samping tempatnya berbaring.

"Niat sha kesana kan buat pulihin hati tapi kenapa malah ketemu penyebab sakit hati. " ucapnya.

Ntahlah, seperti menyerah tapi tidak. Semangat lagi pun sama saja.

Sha pun tertidur karna rasa lelahnya.

***

Keesokan harinya adalah hari weekand.

Sha mencoba melupakan semuanya dengan main ke daerah pantai.

Rasanya sejuk,angin di dekat pantai emang paling the best sampe bisa bikin masuk angin.

Sha sengaja tidak memberi tahu sahabatnya ketika akan datang ke sini. Karna bagaimana pun sha butuh waktu untuk sendiri dulu.

Seseorang menutup mata sha dari belakang.

Sha tentu kaget. Ia pun mengijak kaki seseorang itu.

Dan ketika ia membalikkan badannya.

Ternyata itu gramastha.

"Kak tha ngikutin sha lagi? "

"Yes."

Terlihat wajah sha semakin kesal.

Sha mencoba menjauh dari tha. Tapi, tha tetap saja mengejar sha. Sampai akhirnya mereka saling berperang air.

Ntah sha tersadar atau tidak kini dirinya tersenyum. Tha pun begitu. Obat sakit hati adalah penyebab sakit hati itu sendiri.

                                       ***

Sha di antar pulang dengan tha. Entah mengapa hari ini sha seperti mulai kembali nyaman dengan tha.

Tha berjanji pada sha tidak akan pernah menghilangkan senyum manis di wajah sha. Yang artinya, ia tidak akan membiarkan sha sedih.

GRAMASTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang