PROLOG

1.7K 42 3
                                    

Tian POV:

langit pagi ini terlihat mendung dan udara terasa dingin menyelimuti kota, aku mengendarai motor menyusuri jalan yang ramai menuju sekolah dengan kecepatan yang tinggi, menyalip kendaraan yang menghalangi perjalananku.

Nama ku Tian purnama, usia ku 17 tahun dan kini aku menginjak bangku kelas 11 SMA. Teman-teman ku biasa memanggul ku Ian, mereka bilang panggilan tersebut sangan cocok dengan wajahku yang manis. walaupun begitu aku sangat di takuti teman-teman ku, karena aku mahir dalam bermain futsal dan memiliki kemampuan beladiri mothai.

Aku merupakan siswa pindahan di sekolah ini. Namun sosok ku sudah di kenal oleh seluruh siswa di sekolah ini, tiga bulan ku menempuh pendidikan di sini sudah banyak penghargaan yang ku peroleh, hal tersebut yang membuatku menjadi bahan perbincangan di sini.

Jarum jam menunjuk pukul 06.50 dan terlihat suasana sekolah terasa ramai. Aku melaju dengan motor sport ku masuk ke dalam halaman parkir sekolah. Ku perhatikan sejak dari pintu gerbang sekolah hingga aku berada di parkiran banyak sekali yang memperhatikan ku, perempuan maupun laki-laki. suasana seperti ini semakin terbiasa terjadi pada ku, dan aku harus beradaptasi dengan kondisi sekolah baru ku ini.

"Sayang..." Seseorang menghampiri ku saat aku selesai memarkirkan motor. wanita tersebut adalah pacar ku, namanya Ica, kami sudah menjalin hubungan sejak sebulan yang lalu, sosok Ica sangat berpengaruh di sekolah ini, ia merupakan putri daerah kota ini dan hal tersebut mendorong ku semakin di kenal di sekolah ini.

"Hy ca" jawab ku.

"Panggilan sayangnya mana Ian?"

"Malu tau ca, kita lagi di sekolah"

"Satu sekolah ini juga udah pada tau kalau kita itu pacaran, untuk apa malu-malu lagi Ian?"

"Yaa pokoknya aku malu ca" jawab ku.

"Yaudah deh, kalau gitu ambil nih, aku udah buatin sarapan buat kamu" Ica menyerahkan sekotak bekal di tangannya.

"Ini kamu yang buat? Kamu kok gemes banget sih" aku mencubit pipi Ica.

"Awas ih" Ica menyingkirkan tangan ku "Tadi katanya malu, ini malah cubit-cubit pipi sekarang"

"Habis nya kamu gemes banget sih"

Ica terlihat memerah sambil berkata "udah ah! aku mau ke kelas dulu, sampai ketemu pulang sekolah nanti" Ica membalikkan badan lalu meninggalkan ku menuju kelasnya yang berbeda dengan ku.

Sambil tersenyum memperhatikan bekal Ica aku berjalan menuju kelas meninggalkan parkiran motor.

"Habis di bawain bekal sama bini bro?" Adi menepuk pundak ku saat aku berjalan di koridor.

"Resek lu di" aku menepis tangannya yang menempel di pundak ku.

"Gw mau dong nyobain"

"Nih kalau mau nyobain" aku mengepalkan tangan dan menyodorkan pada Adi.

"Ampun bang jago, gw cuma bercanda. Bye The Way tugas matematika hari ini lu udah ngerjain? Lihat dong"

"Kebiasaan lu ya... Gw gak mau ngasih, sekali-kali biar tau rasa lo ngelilingin lapangan gimana rasanya"

"Please.... Tolongin gw dong Ian" rengek Adi.

"Bodo amat"

.
.
.

"Selamat pagi anak-anak" ucap Bu Nisa saat membuka pelajaran.

"Selamat pagi buk" ucap kami bersama.

"Baiklah anak-anak, sebelum kita memulai pelajar ada beberapa pengumuman yang ingin ibuk sampaikan pada kalian, hari ini kalian akan kedatangan teman baru yang akan menemani kalian mulai hari ini"

NEVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang