Warning banyak typo!👻
Happy Reading guys!😝
*********
"Anjir pelan-pelan woy. Januar pelan-pelan ahahaha anjirr.."
"Gasken bosque! Laju lagi Jan laju lagi."
"Otw jadi Marc Marquez gue."
Tiga teriakan dari tiga orang pria dengan seragam SMA yang melekat ditubuhnya terdengar sepanjang jalan. Apalagi jika ada polisi tidur mereka akan berteriak lebih kencang lalu disusul oleh tawa mereka yang mampu membuat semua cewek terpesona dalam tatapan pertama.
Mereka adalah Januar, Juna dan Jino. Ya benar mereka mempunyai nama dengan huruf awalan yang sama.
Mereka kini tengah dalam perjalanan menuju sekolah dengan menggunakan motor matic milik Januar. Mereka tumpuk tiga. Persis cabe-cabean dengan posisi Januar yang sebagai Driver dan Juna dibelakangnya kemudian disusul Juna. Kasian si Juna yang punya tubuh bantet dan harus dipaksa duduk ditengah.
"Weh weh weh... Awas pak awasss." ketiga orang itu berteriak lagi ketika sampai disekolah dan hampir saja menabrak Pak Sadut alias Satpam Gendut yang baru saja akan menutup gerbang.
Pagi-pagi si bapak udah kena serangan jantung gara-gara murid bar-bar gak ada akhlak.
Akhirnya setelah berkendara dengan taruhan nyawa mereka bertiga kini sampai diparkiran khusus murid. Jino turun terlebih dahulu yang kemudian disusul Juna Baru setelah memarkirkan motornya mereka bertiga berjalan menuju kelas yang berada dilantai dua.
"KA JANUAR AMPUNNN! SENYUMNYA MANIS BANGET KAYAK GULALI!"
"ITU BUAT KA JUNA TOLANG KODISIKAN WAJAHNYA DONG! GAK KUAT DEDE LIATNYA BANG!"
"KYAAA!KA JINO PIPINYA GEMOY BANGET BANGSAT! PENGEN UNYEL-UNYEL!"
"YANG GIGI KELINCI ITU PUNYA GUE WOY!"
"KA JANU JUNA JINO. WILL YOU MERRY ME!"
Teriakan demi teriakan berisi fangirlan cewek-cewek disalah satu SMA favorit. Sumpah berisik banget. Berasa ada stadion dimana suporter mulai ribut.
Jino mendengus. Setiap hari telinganya harus denger teriakan yang berpotensi bikin budeg.
"Ini yang bikin gue kadang kesel punya muka ganteng berlebihan." Jino mendengus ketika teriakan itu semakin dekat karena ada beberapa gadis yang mulai mendekat dengan berbagai benda yang ada ditangannya.
Dan dengan segera pula Januar dan Juna mengamankan si Playboy Cap Kindejoy itu kebelakang tubuhnya. Bahaya kalo sampe si Jino dikerumunin sama fans-fansnya.
"Oke untuk para Jinolovers tolong jangan ribut. Yang tentram aman damai dan sejahtera ngasih hadiahnya... Iya begitu.... Terima kasih atas kerja samanya." Itu suara Januar yang sibuk menghalau beberapa tangan nakal yang mencoba menggapai Jino. Ah seekstrim itu memang fans si Jino. Sedangkan Juna sendiri tengah sibuk mengambil hadiah dan dimasukan kedalam kantong plastik yang setiap hari mereka siapkan.
Disisi lain, lebih tepatnya di balkon perpustakaan yang menghadap ke arah lapangan. Kini sudah berisi empat cowok tampan yang masih menatap pada objek yang sama. Yaitu ke arah Trio J. Begitu mereka biasa memanggil Jino. Juna dan Januar.
"Pasti penuh lagi bagasi mobil gue ini mah." suara keluhan keluar dari mulut Randy. Si manusia yang selalu merasa paling tampan diantara seantero manusi di SMA Sanjaya itu mengusap wajahnya kasar. Ia menatap tajam sahabatnya yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Famous Seven Boys
Teen FictionKisah klasik tentang tujuh pria dengan logo most wanted yang ada pada dirinya. Mereka bukan anggota geng yang saat ini tengah banyak terbentuk diberbagai sekolah. Mereka juga bukan anggota OSIS yang selalu jadi dijadikan panutan oleh pelajar baik da...