###
Gerbang sekolah
Author pov
Kini Jena sedang di depan gerbang sekolah menunggu teman Jaemin yang katanya akan mengantarkan dia ke stadion dimana Jaemin berada. Padahal ia ingin pulang bersama Haechan dkk. Mark menawarkan tumpangan pulang untuk Jena dengan mobilnya.
Namun Jena terpaksa menolaknya karena Jena harus menyusul Jaemin ke stadion karena ayahnya akan menjemput mereka di stadion, tempat dimana Jaemin berlatih bermain bola basket dengan timnya.
Nenek dari papanya mereka sedang sakit dan papanya terpaksa mengajak ketiga anaknya ke kampung halamannya. Memang mereka bisa ditinggal di rumah. Toh mereka sudah besar dan remaja. Pasti bisa menjaga diri selama ayah mereka pergi.
Tapi sang Nenek ingin melihat cucunya (untuk terakhir kalinya) katanya:) . Dengan alasan seperti itu papa nya tentu tidak bisa menolak permintaan nenek mereka.
Jena menunggu lama sekali. Yah, sekitar 10 menit mungkin. Menurut Jena itu lama karena Jena adalah anak yang mudah bosan. Teman Jaemin itu katanya bernama doyoung.
Jena bingung kenapa si Doyoung ini mau repot repot mengantarkannya ke stadion. Sebenarnya ia ingin menanyakannya kepada Jaemin tapi sebelum ia menanyakan nya, Jaemin duluan mematikan panggilan secara sepihak. Kebiasaan pikir Jena.
Di tengah asiknya Jena melamun tiba tiba ada yang menepuk pundaknya pelan. Dia kaget tp berusaha untuk tenang Apakah itu hantu? Pikir Jena. Jena bergidik ngeri membayangkan seorang perempuan berambut panjang menepuk pundaknya.
“Hey! Lo adiknya Jaemin kan? Jena?”ucap orang dibelakang nya itu.
Seketika Jena sadar bahwa dibelakangnya itu adalah manusia. Mendengar suara pria itu ia merasa familier dengan suaranya. Apakah dia seorang idol korea kesukaannya? Aih bukan.
Jena membalikkan badan dan seketika membelalakkan mata begitu tau ternyata teman Jaemin yang dimaksud adalah siswa dengan mata jelalatan yang melihat tubuh Jena saat Jena hujan hujanan. Dan pria itu juga yang menggendongnya saat Jena meminta pria itu mengantarnya pulang degan cara digendong.
“ELO!!!”
“Iya gue kenapa?”jawab Doyoung memasang wajah datar.
“Elo kan yang kemaren-”
“Iya. Terus?”
“Jadi nama lo Doyoung?!!!”
“Menurut lo?”
“Elo yang mau nganterin gue jauh jauh ke stadion pakek mobil?!!”“Hmm”dengan nada malas nya dan tatapan malas nya Doyoung menjawab pertanyaan Jena yang Jena ajukan di sesi tanya jawab fitnah atau fakta.
“Kenapa lo mau nganterin gue?”kini nada bicara Jena mulai merendah karena beberapa murid yang sedang menunggu jemputan nya melihat ke arah Jena dengan tatapan risih.
“Bukannya lo harusnya berterimakasih atau bersyukur ya gue mau nganterin lo” jawab Doyoung sambil melangkah ke arah parkiran tanpa menghiraukan Jena.
Jena melongo ditempat. Sekarang dia harus apa. Doyoung baru saja meninggalkan nya. Apa dia harus menyusul atau mengemis kepada Mark agar mau mengantarkannya pulang.
Ok. Kata kata mengemis sepertinya terlalu berlebihan. Memohon? Ya. Lebih tepat memohon.
“Ngapain? Ayo,mau gue anterin gak?” tanya Doyoung mengejutkan Jena yang sedang melamun (lagi).
“Oh i iya” jawab Jena gagap.
###
Dalam perjalanan menuju stadion hanya diisi dengan keheningan yang menurut Jena mengerikan. Jena lebih suka mengobrol. Walau memang dia hanya mengobrol dengan teman dan orang terdekatnya.
Seperti Haechan, Renjun, Mark, Jaemin, Jisung. Tidak ada nama ayahnya. Karena Jena sama sekali tidak dekat dengan ayah tirinya itu. Hanya basa basi biasa jika mereka berada dalam satu ruangan, sendirian.
“Lo jurusan Bahasa?” tanya Doyoung memecahkan keheningan.
“I-i-iya kak”jujur Jena sedikit takut dengan Doyoung karena sifat dinginnya.
Doyoung mengangkat sebelah alisnya. Bingung kenapa tiba tiba Jena memanggilnya dengan santun. Karena tadi saat mereka pertama kali bertemu sifat Jena sangat tidak sopan.
Ok. Mungkin bukan pertama tapi kedua kalinya Jena berlaku tidak sopan dan bertemu Doyoung.
Jena bingung kenapa Doyoung mengangkat alisnya. Gue habis ngelakuin kesalahan ya? Pikir Jena.
Jena memberanikan diri untuk menanyakan nya kepada Doyoung. Tapi sebelum Jena sempat membuka mulut, Doyoung mendahului Jena.
“Tumben lu ngomong ke gue pake tata krama” ujar Doyoung.
Jena sedikit kesal. Batinnya sopan salah, kurang ajar salah, aing kudu ottokeh?
Tapi Jena mencoba menetralkan emosinya. Yang sedang mengajak bicara ini Doyoung. Kakak tingkatnya. Bisa berabe kalau Jena cari masalah ke Doyoung. Apalagi jika Doyoung mengadu ke Jaemin bahwa sikap Jena tidak sopan. Bisa habis Jena ditangan kakanya itu.
“K-k-kakak kan senior aku. Y-ya harus sopan dong. Hehe”jawab Jena dengan tawa canggungnya.
“Berarti kalau seumuran ga sopan gitu?”pertanyaan Doyoung menyulut emosi Jena. Tp Jena mencoba sabar menghadapi manusia setengah duyung satu ini.
“Y-y-ya mungkin. Hehe ”jawab Jena sambil menggaruk kepala nya pdhl kepalanya tidak gatal sama sekali.
Biasa.
Orang lagi kasmaran kan awal awalnya canggung. Ya nggak?
Apaan sih thor?-Jena
Iya nih. Ga jelas-Doyoung
Gue bagian nyimak🙂-Haechan
Haechan two in✌-Renjun
Same-Mark
Kapan nyampek nya kalian berdua!! -Jaemin
Sabar kali nyet Jaemin-Author
Skip aelah thor!! Kelamaan. Pengen ke eyang nih-Jisung
Ini anak berdua sama aje ye-Author
###
Stadion
“JENA!!! Sini!! ”kek ada yang manggil, oh itu kak Jaemin.
“Iya!”gue ikut teriak biar kak Jaemin denger.
“Kak Doyoung maka-”belum sempet gue bilang terimakasih ke Doyoung dia udah teriak duluan.
“KAK DONGHYUN!!!”teriak kak Doyoung, tangannya melambai².
“SINI DOY!!!”dan dibalas dengan teriakan juga oleh donghyun.
Buset telinga gue budek lama lama. Banter bener. Perasaan tadi waktu di mobil keliatan cuek. Ya iyalah. Emang gue siapa nya.
“Oy, ngalamun aja. Ayo,udah ditunggu papah di resto Neo” kak Jaemin ngomong sambil nepuk pundak gue.
“Tapi belum bilang makasih ke kak Doyoung ”jawab gue.
“Udah. Tadi gue uda bilang”kak Jaemin gandeng gue.
Kita mulai jalan sambil bergandengan tangan.
“Itu tadi siapa nya kak Doyoung?”tanya gue.
“Itu kakak laki lakinya”
“Kok bisa sama kakak”
“Dia pelatih basket kita”
“Kak Doyoung itu sekelas sama kakak?”
“Iya”
“Tapi kok aku baru pertama kali ketemu. Kan aku sedikit kenal temen temen kakak”
“Dia baru pindah ke korea. Dia pernah sekolah di SMA kita tapi cuman setahun. Dia pergi ke Kanada terus balik lagi”
“Ooo”
“Kenapa? Kamu suka ya sama Doyoung?”
“Idih. Baru ketemu juga. Kok bisa langsung suka”
“Ya bisa aja kan. Love at first sight”ucap Jaemin sambil tangannya kirinya ke angkat, nerawang rawang sesuatu.
Ga jelas emang anaknya.
Author povDoyoung memerhatikan dua bersaudara ber marga Na itu. Saling melontarkan candaan membuat keduanya berbagi tawa girang. Membuat Doyoung tersenyum.
Seketika dia sadar dan bertanya kepada dirinya. Apakah dirinya suka ke Jena? Tidak mungkin. Bagaimana dia bisa menyukai gadis yang baru dia temui dan anehnya apakah ada yang mau menerima gadi seperti Jena?
Sifatnya yang menyendiri, tidak mau bergaul, tidak percaya diri, dan terkadang dia menjadi sangat brutal.
Bagaimana dia tau hal itu? Semua itu Doyoung tau hanya dalam waktu sehari. Apakah kalian lihat yang dilakukan Jena dikantin waktu itu? Sebenarnya saat itu Doyoung sudah bersekolah di SMA itu.
Bahkan author pun menganggap Doyoung sok tau:) .
Tapi di cerita wattpad kali ini Doyoung mempunyai kemampuan melihat sifat orang lain hanya dengan melihat orangnya. Nampak mustahil. Tapi itu memang adanya.
“Oy!!! Ngalamun aja”tegur Donghyun dengan tepukan yang mendarat di bahu Doyoung.
“Hmm? Eh iya bang”
“Liatin apa sih?”tanya kakaknya itu lalu mengikuti arah mata Doyoung.
“Lu suka sama adeknya si Jaemin?”
“Kagak lah”
“Ngaku aja Doy”
“Ga ish apaan” sergah Doyoung, kakinya mulai meninggalkan lapangan.
“CIEE YANG LAGI KASMARAN!!!”
“Jan teriak² bang. Cepet ayo pulang. Gue tinggal nih. Kunci mobil gue yang bawa ye”ancam Doyoung, tak lupa mengeluarkan kunci mobilnya.
“Etdah. Sama abang sendiri ngancem²”
“Serah”
“Tapi Doy, kalo lu memang udah ada pengganti Sejeong sih gapapa”
“Hmm”
Donghyun terkejut dengan jawaban adiknya. Pasalnya si mas Doyoung ini adalah bucinnya Sejeong. Sudah dua tahun tapi dia belum bisa move on maka dari itu Donghyun berharap adiknya ini mempunyai pengganti Sejeong. Agar adiknya tidak berlama lama bersedih.
Begitu juga Doyoung yang tersentak. Kenapa dia menjawab kakaknya dengan dehaman? Itu seperti menandakan bahwa ia memang menyukai Jena atau bisa dibilang mencari pengganti Sejeong yang mana menurutnya mustahil untuk dilakukan.
###
Thanks for reading. Don't forget to vote and comment.~writer Jae

KAMU SEDANG MEMBACA
BOY FRIEND | KIM DOYOUNG
Fanfiction~000~ Seorang gadis remaja SMA yang ingin menjalani kehidupan normal tetapi senior tampan datang mewarnai hari hari nya. Dia pikir itu buruk dan mencoba menghindari hal itu. Tetapi lambat laun dia merasa nyaman dan ingin selalu bersamanya.