(+) Older Jeongguk, Younger Taehyung
(+) Fluff✨✨✨✨
Pagi ini Jeongguk Arkasa Langit, merasakan hal yang tak pernah ia rasakan selama dua puluh tahun terakhir. Bertemu seseorang yang mengubah cara pandangmu terhadap orang lain adalah hal yang luar biasa.
Dia membelaimu dengan pelan layaknya barang yang mudah terpecah belah. Memelukmu layaknya sesuatu yang tak ingin ia hilangkan. Dia memujamu, sangat memujamu hingga dirimu hampir gila.
Begitulah penjabaran dari sosok Jeongguk untuk cintanya. Taehyung Dwi Senja.
Taehyung. Sosok pemuda pujaan hatinya. Anak kedua dari pasangan pemuda dan pemudi tanah jawa. Lalu logat medhok yang tak pernah ketinggalan dari setiap ucapannya selalu menjadi bagian favorit Jeongguk.Sinting. Jeongguk selalu merasa sinting saat ia menimang-nimang gambaran dari sang pujaan hati. Padahal itu hanyalah khayalan yang ia bentuk semanis mungkin agar hatinya tenang. Aslinya ya sek ambyar tenan.
Perlu diketahui, bahwasannya sang pujaan hati yang ia gadang-gadangkan sebagai masa depannya itu telah mempunyai kekasih. Bahkan kekasihnya itu merupakan pengusaha asal kota besar. Jeongguk ya kalah telak. Pasti.
“Mas…”
Jeongguk masih berada dalam bayangan nirwana yang bahkan tak ingin ia tinggalkan. Sampai-sampai tak mendengar apapun yang berada disekitarnya.
“Hoi mass!!…. diceluk’i rak digagas!” ( dipanggilin gak dijawab )
“Opo tho dek..” ( kenapa dek? ) kata Jeongguk dengan suara lembut yang tengah terduduk di pelataran rumah Taehyung.
Taehyung menengok ke arah Jeongguk
setelah mendengar jawaban dari Jeongguk.
“Mamasku ndak bales pesan tau”“Terus mas Jeongguk harus opo?”
Perkataan Jeongguk telak menusuk hati Taehyung. Benar, Jeongguk harus apa jika sang kekasih tak membalas pesannya?
Jeongguk yang melihat sang pujaan hati murung langsung merasa bersalah, ini tidak benar, seharusnya Jeongguk tidak memperkeruh suasana hati Taehyung.Tangannya mengulur ke arah muka Taehyung, jemari kasarnya mengelus permukaan pipi lembut milik Taehyung.
Memang awalnya hanya berupa elusan pelan, mereka tidak tahu jika akhirnya bibir keduanya akan saling memagut secara acak. Memagut dengan kesan yang terburu-buru, melelehkan banyak sekali saliva yang entah milik siapa.Jantung Jeongguk berdetak lebih cepat, bahkan kalah cepat saat ia tengah berlari di tanah lapang. Tidak tau siapa yang memulai, mereka berdua hanya mengikuti insting. Insting binatang tepatnya, karena tanpa mereka berdua sadari nafsu keduanya sudah memuncak.
Kadar oksigen dalam rongga dada Taehyung mulai menurun, mencoba menjauhkan dirinya dari serangan Jeongguk yang tak tau tempat. Menepuk-nepuk dada Jeongguk bahkan tak segan-segan memberinya cubitan menyakitkan agar mau melepaskan dirinya.
Bibir keduanya terlepas setelah Taehyung mencoba untuk menjitak kepala Jeongguk dengan keras. Benang saliva yang terjalin diantara keduanya putus meninggalkan lelehan diatas paha Taehyung.
“Mas…”
Jeongguk tak menjawab ia masih terlalu terkejut dengan apa yang barusan terjadi. Tangannya masih memegang tengkuk Taehyung, kening mereka saling bersentuhan dengan nafas yang tersendat. Jelas. Mereka menghabiskan waktu 3 menit untuk saling memagut.