Step 2 - She

9 1 0
                                    


OSSI POV
"Baiklah, terimakasih telah membantuku" teriak seseorang dari luar, wah suaranya berisiknya membuatku terbangun, siapa lagi kalau bukan Isi, bahkan dari nafasnya saja aku sudah tau itu adalah Isi.

'Ah bagaimana bisa aku sampai disini? Bukannya tadi...ah sudahlah' batin Ossi dan hendak melanjutkan tidurnya. Tubuhnya terlalu lelah untuk digerakkan sekarang, selama ia pergi untuk mengikuti 'petarung jalanan' tak ada kata tidur nyenyak di kamusnya, tak ada kata istirahat di kamusnya, hanya ada berlatih-berlatih-berlatih, dan kali ini ia hanya ingin tidur.

Sampai sebuah derapan langkah kaki kembali membangunkannya, akan tetapi Ossi tak berniat untuk membuka mata, dan mencoba untuk kembali tenggelam dalam mimpinya. Tak beberapa lama ada tangan yang mulai menyentuh helaian rambutnya, membuat perasaannya menghangat.

Belaian itu sungguh hampir membuat Ossi tertidur sebelum sesuatu yang dingin menyentuh wajahnya.
'Isi, dia mengobatiku' batinku yang masih terlalu lelah untuk membuka mata.
'Sekarang apa lagi' begitu merasakan ada sesuatu dipasangkan ke kepalaku.

Hingga sebuah benda kenyal menyentuh bibirku, mataku terbuka tapi yang kulihat hanya kegelapan, ada sesuatu yang menutupi mataku.

Sungguh sudah lama aku tidak merasakannya, benda kenyal itu hanya diam tepat di bibirku, tapi cukup membuatku seperti terkena sengatan listrik di seluruh tubuhku, tubuhku membeku entah ia mengetahuinya atau tidak, tak ada niatan untuk bergerak. Perlahan aku pun hanyut dan menikmati lembutnya bibir Isi.

Sampai ia seperti tersentak dan bangun dari duduknya, ya aku tau karena kurasakan ranjang disampingku bergerak menandakan tidak lagi ada yang duduk disitu.

"Kau gila Isi, ada apa denganmu" ucapnya, dan sepertinya ia telah keluar dari kamar.

Segera aku bangun dan melepaskan sesuatu yang melekat dikepalaku seperti... VR?. Kusentuh bibirku, jantungku sekarang berdetak lebih cepat, tanpaku sadari bibirku pun ikut tersenyum.

"Aku diserang saat tidur" hal itu yang pertama kali terucap olehku, ingin segera keluar menemui Isi, tapi... aku tak pandai ber-akting seolah-olah tak terjadi sesuatu, beside akan terlalu canggung juga.

"Akan kutemui 10 menit lagi" ucap Ossi dan segera berbaring berniat kembali tidur.

•••

"Hei kamu sudah bangun?" Tanya Isi begitu melihatku keluar dari kamarnya, yang ternyata dia sedang memasak sesuatu.

"Jika aku belum bangun, maka yang kamu lihat saat ini siapa?" Ucap Ossi seraya mengacak rambutnya.

"Hahaha, bukan begitu maksudku hanya saja kamu tidur cukup lama, sampai-sampai tak sadar bahwa kamu sudah berpindah dari mobil ke kasur"

Ah memang niat awal Ossi yang ingin keluar dari kamar 10 menit lagi itu hanyalah omong kosong, buktinya ia tertidur dan malah bangun 30 menit kemudian.

"Ah iya, maafkan aku yang malah membawamu ke apartemenku bukan ke rumahmu" tambah Isi lagi

"Tak apa, lagi pula aku sedang tak ingin bertemu orang rumahku, mereka pasti akan bertanya banyak hal"
"Apa yang kamu buat?" Tambahku lalu berjalan mendekat

"Ah ini? Aku hanya membuat makanan dengan bahan seadanya, aku pikir kamu akan lapar jadii..." ucapnya menggantungkan kalimat itu yang kutau maksudnya.

'Tunggu apa dia mengikat rambutnya? Apakah dia ingin menggodaku sekarang? Ah bagaimana ini' batin Ossi karena baru menyadari bahwa Isi mencepol rambutnya memperlihatkan lehernya yang jenjang dan mulus itu. Dulu sebelum statusnya sebagai sepasang kekasih, Ossi tak masalah akan hal itu, entah mengapa kali ini ia melihat Isi melakukan hal itu, sungguh menggodanya. Seakan-akan ia seperti ingin memiliki Isi seutuhnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Isi and Ossi pt.2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang