Chapter 2

23 8 2
                                    

Hallo gess
Maaf baru up soalnya kita para author punya kesibukan masing-masing
Intinya tetap stay di cerita kita ya!
Happy Reading🌹

Kamu tahu, apa yang lebih sakit dari di cintai namun tidak dicintai kembali? iya itu adalah perasaanku yang tergantung seperti sekarang ini! bersama setiap saat namun tak ada kepastian sama sekali.
°Auristela°

***

Stela melirik kepergian Stevan. Sorot mata Stela, yang semula lembut berubah tajam. Senyum hangatnya berubah menjadi dingin.

"Aish lama banget sih dia," gerutunya sambil mengecek handphone lain miliknya.

Sebuah porsce hitam, berhenti di depannya. Tanpa memastikan, dia memasuki mobil itu.

"Lama banget sih?" protesnya.

"Clientnya ribet," jawab pria yang duduk di belakang kemudi.

Sosok yang memanggilnya Auris itu, menoleh padanya dengan tatapan mata tajam, yang memancarkan kelembutan.

Dipasangkannya sabuk pengaman Auris, sebelum kembali fokus ke kemudi.

Auris diam-diam melirik sosok di sebelahnya itu. Sosok yang selalu membuat Auris merasa dibutuhkan setiap kali berada didekatnya. begitupun sebaliknya. Bagi vander, Auris sangat berarti di kehidupannya. Auris seperti malaikat yang tiba-tiba hadir dikehidupannya.

Matanya  menatap kedepan, hitam dan tajam. Bibir tipisnya,  mengukir senyuman tipis.

Senyum yang hanya terukir saat bersamanya. Kulit putihnya sangat kontras dengan rambut hitam legamnya. Menunjukkan sisi tegas dan dinginnya.

Sebenarnya Auris mencintainya. Sosok tangguhnya selalu membuat Auris terpesona.

***

30 menit sudah mereka menempuh perjalanan.

"Mau makan dulu apa langsung balik?" tanya pria itu dingin.

"Hmm ... terserah!  gue ngikut aja," jawab Auris.

"Hmm ..." dehemnya.

Pria itu mengentikan kemudinya di sebuah cafe.

"Makan dulu," ucapnya.

"Gak ah, gue gak laper," tolak Auris cepat.

"Hmm ..." Pria itu langsung turun dan membuka pintu untuk Auris.

"Keluar! kita makan dulu," suruhnya.

"Gue gak mau," tolaknya lagi.

Pria itu mendekatkan dirinya pada Auris.

"Eh, lo mau ngapain?" tanya Auris.

"Gendong lo lah, gue tau lo mager jalan," jelas Pria itu.

"Sok tau banget," ketus Auris.

Auris tampak mengalihkan pandangan ke jalananan sekitar.

Pria itu tersenyum tipis. Ia memasukkan badannya ke mobil melewati Auris dan membuka dashboard. Diambilnya sebuah topi biru. Ia menggulung rambut panjang Auris dan memakaikan topi itu padanya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Another MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang