Keterbukaan

1.9K 228 43
                                    

Sorry For Typo
25/10/20


Biasakan Vote & Comment

Menetap di Ruma sakit selama beberapa hari belakang, dengan semua ke canggungan dan siksaan batin yg kuat serta ketidak akuran baik dari pihak mantan istri maupun istri kedua membuat keadaan tak lebih baik.

Di satu sisi Yoongi ingin menjaga Jungkook namun di sisi lainnya ada Jimin yg tak mau beranjak dari tempatnya. Jungmin sedang keluar untuk menjemput Taehyung yg baru saja kembali dari luar kota. Sekarang ruangan ini hanya di isi oleh kedua orang yg sejak lama saling tidak suka.

"Sebaiknya kau makan dulu Jiminah, aku akan berganti untuk menunggu Jungkook" Yoongi menawarkan paling utama.

"Kau saja, aku sudah makan roti yg di belikan Jungmin"

"Baiklah, aku akan makan tapi di ruangan ini"

Jimin tak menghiraukan, mereka tak begitu akrab dan Jimin mempunyai kesan mendalam terhadap seseorang tersebut. Sebenarnya Jimin sampai saat ini belum menerima dokumen perceraiannya dengan Jungkook, jadi saat ini posisinya sebagai apa untuk pria yg sedang berbaring tersebut?

"Terima kasih kau selalu menjaga Jungkook"

"Dia suamiku, tentu aku akan menjaganya" Yoongi menyuapkan nasi kemulutnya.

"Terima kasih karena kau masih bersedia merawat anakku"

"Di dalam darahnya juga ada darahku, jadi hentikan semua omonganmu"

"Darah apa?" Jimin mulai mengalihkan intensnya

"Kau mungkin tak tahu, dulu saat kau sekarat ketika ingin melahirkan Jeonggi maaf, Jungmin. Aku mendonorkan darah karena kau kekurangan"

"Benarkah?"

"Heum, kau membutuhkan darah untuk operasi, bahkan aku melihat proses kau melahirkan anakmu"

Jimin hanya diam mendengarkan cerita dari pihak lainnya di dalam ruangan yg begitu sunyi.

"Karena itulah aku tak sanggup untuk hamil, aku pengecut, aku tak seteguh dirimu. Ketika aku lihat kau diambang kematian, aku bersumpah seumur hidupku untuk tidak pernah hamil"

"Sekarang apa kau menyesal tidak memiliki anak?" Jimin menggenggan jemari Jungkook.

"Tidak, karena aku sudah membesarkan Jungmin dari kecil, tanganku dengan sayang merawatnya sepenuh hati, walau itu tak berlangsung lama  tapi setidaknya aku merasakan menjadi seorang ibu"

Di luar ruangan sebenarnya Jungmin dan Taehyung sudah berdiri cukup lama, tapi keduanya ragu untuk masuk sehingga mereka hanya mendengarkan di balik pintu.

"Apa kau senang?"

"Terima kasih Jiminah, kau memberikan aku kesempatan itu. Dan untuk Jungkook, aku mencintainya setulus hati walaupun aku tahu dia hanya mencintaimu"

"Maksudmu?"

"Dokumen perceraianmu dan Jungkook sebenarnya sudah ia bakar sejak ia tahu kau hamil, hanya saja kalian terlibat selisih paham hingga akhirnya Jungkook memperlakukanmu dengan kejam"

[END] Akhir Sebuah Cerita (ASC) [Jikook/KookGa/Vmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang