Pagi ini aku bangun pukul 04.30 untuk melaksanakan Shalat Subuh. Sebelum itu aku mandi terlebih dahulu. Setelah mandi aku menggunakan seragam dan berkemas untuk berangkat ke sekolah.
Aku turun kebawah untuk mencari barang yang dari tadi aku cari, tidak lupa di tangan ku ada ransel yang sudah aku bawa bersama dengan sepasang sepatu hitam.
Saat sampai di bawah, aku menaruh sepatu dan ransel di sofa ruang tamu. Lalu Aku menghampiri bunda yang sedang memasak.
"Bun, lihat dasi Nayla ngga?" Tanya ku kepada sang bunda tercinta.
Perkenalkan, ini Bundaku Namanya Laras Ayunda. Terlihat sangat muda kan? haha. Dia ibu kandung ku yang sangat cantik dan murah senyum. Bunda itu jarang marah, tapi sering nya berbicara yang banyak dan kalau lelah berbicara bunda akan diam, dan perlu di ketahui dia istri dari ayahku.
Bunda yang sedang mengaduk nasi goreng berhenti sejenak, menoleh ke arah ku sebentar lalu melanjutkan acara mengaduknya.
"Ada di laci, Nayla" ucap nya seperti itu.
Aku mengangguk sebagai jawaban nya dan mulai mencari dasi yang biasa aku pakai untuk sekolah. Dapat. Aku pun mulai memakai dasinya dan memakan sarapan yang baru saja di buat bunda.
Aku keluar rumah dengan rapih dan menoleh kebelakang yang sudah ada Bunda sedang tersenyum dengan lebar "Bunda, aku pergi ke sekolah dulu ya" pamitku sambil mencium tangannya.
"Iya sayang. Belajar yang benar, jangan bandal seperti di sekolah dulu" ucap bunda sambil menjawil hidungku.
Aku terkekeh pelan mendengar ucapannya.
"Insya Allah Bun, dadah bunda hahaha" kataku sambil berlari ke arah gerbang, aku berhenti lari dan melambaikan tangan ke arah bunda dengan senyum yang sangat lebar.
Aku bisa melihat bahwa bunda menggelengkan kepalanya, mungkin dia heran mengapa punya anak secantik seperti ku, hahaha.
Saat berbalik badan aku menabrak dada seseorang, aku mendongak untuk melihat siapa yang aku tabrak. Sial, ternyata laki laki resek ini. Aku mendorong dadanya kuat saat melihat dia tertawa dengan keras.
"Kamu ngapain pagi pagi di depan rumahku?" Tanya ku dengan sewot. Entahlah, setiap berbicara atau melihatnya saja sudah membuat ku sebal.
Laki laki tersebut berhenti tertawa dan mulai mendekati ku dengan tatapan yang di seram seramkan "Mau culik lo" ucapnya sok menakutkan.
"Oh"
Aku pergi berjalan di atas trotoar yang biasa ku jalani untuk pergi ke sekolah, aku melirik kebelakang untuk melihat laki laki tadi, sudah tidak ada. Cepat sekali perginya.
Saat bus ku sudah tiba, ada motor yang mengklakson berkali kali dengan suara yang sangat keras. Sontak aku menoleh dan menatap tajam orang yang buat kebisingan itu.
Aku menghampirinya dan bertolak pinggang sambil memukul helm nya "Kamu mau ngapain lagi sih?."
"Kan udah di bilang tadi, gue mau culik lo."
"Aku ga mau, pergi sana."
Pria itu membuka kaca helm nya dan menunjuk bus di depan dengan dagunya "Ya gapapa sih, tapi bus nya ngga akan jalan kalo lo belum naik ke jok gue."
Aku melihat ke arah bus yang belum sempat aku naiki. Sial, aku benci hari ini. Di depan sana terlihat banyak anak laki laki yang sedang menghadang bus nya dengan motor besar mereka, mereka melihat ke arah ku dan melambaikan tangannya.
Aku menatap mereka sengit lalu kembali menatap tajam pria di depan ku ini "sekali ini aja." ucapku dengan ketus.
Pria itu tidak membalas, dia mengambil helm warna hijau yang mempunyai warna yang sama dengan yang dia punya.
"Kok warna helm nya sama kaya punya kamu?."
"Biar kapel gitu loh."
Aku berdecak pelan sambil memakai helm yang di berikan, dan menaiki motor besar yang di gunakan pria ini.
Aku lihat pria itu mengacungkan jempol kepada kumpulan laki laki tadi, seperti nya mereka paham apa yang di maksud pria depan ku ini. Sebab kumpulan laki laki tadi langsung membuat formasi dengan baik, setengah dari mereka ada di depan dan setengahnya lagi ada di belakang.
"jalan!" teriakan lantang keluar dari mulut pria depan ku ini. Aku yang mendengar nya hanya bisa diam karna sangat tidak tahu apa yang harus di lakukan.
Pria di depan ku ini mulai menjalankan motornya. Posisi ku saat ini adalah di tengah tengah dari mereka yang berbadan besar.
"Mari kita bekerja bedah rumah mereka, jadikanlah istana buat mereka bahagia" nyanyi mereka dengan lantang. Aku yang mendengar nya, sangat kesal. Karna itu menganggu pengguna jalan lain yang sedang berkendara, ditambah lagi dengan suara motor mereka yang membuat jalanan pagi ini sangat bising.
Aku memegang kuat pundak pria di depan ku ini, aku lihat dia tidak terganggu. Aku berdiri dari duduk dan berteriak.
"Berisik. Kalian Diem atau aku mutilasi kalian satu satu." Teriakan ku berhasil membuat mereka diam, aku kembali duduk dan menepuk nepuk bahunya yang bekas aku pegang tadi.
Pria di depan ku menoleh sedikit dan berbicara "Cocok ini mah jadi ibu ketua. Mereka aja langsung pada nurut."
Aku yang mendengar ucapannya hanya bisa diam, mencerna dulu apa yang dia maksud. Ah aku paham, spontan aku memukul pundak nya dengan keras. Dapat aku dengar ringisan beserta kekehan keluar dari mulut nya.
Saat sampai di parkiran sekolah, banyak yang melihat ku dengan tatapan sinis. Positif thinking aja, mungkin mereka iri dengan kecantikan yang aku punya.
Aku turun dari motornya dan melepas helm yang tadi ku gunakan, mengaca sebentar di kaca spionnya untuk merapihkan rambut ku. Lalu, berjalan meninggalkan parkiran.
Baru jalan sepuluh langkah, ransel ku di tarik oleh seseorang. Ya, pria tadi.
Aku berbalik badan lalu menatap nya malas "Apa lagi?"
Dia mengulurkan tangan dengan senyum manisnya, Aku menatap tanganya lalu beralih menatap matanya. "Kenapa?" Tanya ku tak paham.
Pria di depan ku berdecak pelan tapi tetap mempertahankan senyumannya. Dia mengambil tangan ku, lalu membuat tangan aku dan dia seolah-olah berjabatan tangan.
"Kenalin, gue Fabian Adnan Pujangga"
________
Vote ya, yang ngga vote ku nikahi bapakmu
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated
Teen FictionUnik. Satu kata yang pantas menggambarkan kepribadian seorang Nayla Alysha. Nayla, dengan kepribadian yang banyak tingkah, membuat aura yang berbeda semakin kuat. Meskipun aneh, tidak menutup kemungkinan untuk banyak yang menyukai Nayla karna kecan...