Lalu dengan susah-payah gue lepasin pelukan mama . Diiringi tangis Mama dan sopir taksi yang entah kenapa jadi ikut - ikutan nangis , gue pun berangkat .
_________________________________________
ps : jika kalian membacanya sambil makan aq saranin jangan dulu bacaSingkat kata sampai juga gue di sekolah . Di sana udah ada daftar siapa naik bis yang mana . Gue satu bis bareng Arry . Dan gue lihat, barang bawaan Arry nggak lebih dari satu tas sekolah biasa . Gondok banget gue . Selama perjalanan gue jadi males ngomong .
Bis yang gue tumpangi melaju kenceng . Lalu meliuk-liuk ketika mulai memasuki kawasan perkemahan . Tiba - tiba " Ohek....ohek...Duttt...." cowo di depan gue muntah berat mana kentut lagi . "Sialan!"
Setiap orang dalam radius semeter segera angkat kaki . Gue cepet-cepet angkat ransel yang diparkir di bawah jok . Untungnya nggak kena semburan cairan kental kuning , hijau dan pink yang menjijikan itu . Bis jadi gaduh . Tapi si abang sopir terus menancap gasnya tanpa peduli . Kita semua dianggapnya sapi !!!
Hampir semua orang menggerutu , " Kalo nggak biasa naek bis , pake andong aja Bro ! adit , si muka tembam nan gendut di sebrang gue tiba-tiba nyeletuk kenceng .
"Iya nih . Coba kamu periksa muntahannya dit ....,Ntar lu boleh makan jatah makan siang gue . Dia itu abis makan apaan ? Si chucky bermulut kotor ikutan nyaut .
"Wooo.....," yang lain nyorakin.
Gue jadi kasian juga sama tuh cowo. Dia mulai nangis . Gimana rasanya kalo itu jadi pengalaman gue sendiri ? Udah mual , pusing , ketambahan dipermalukan abis .
"Kalo gue mendingan tampil jadi orgil deh ditengah2 demo , " bisik Arry yang nggak pernah jauh-jauh dari gue .
Untungnya penyiksaan selama perjalanan itu gak kelamaan . Kami turun dengan perasaan lega luar biasa . Tapi perasaan itu sejenak saja . Guru pembina OSIS dengan suara cempreng mengumumkan bahwa kamu masih harus berjalan kaki ke lokasi kemping tiga kilometer jauhnya .
"Tuh, gempor deh!" keluh gue . " Gimana nih? Bawaan gue deh kayaknya yang paling banyak ."
Arry menatap gue ikut prihatin . "Salah lu juga sih . Ngapain juga bawa baranh bawaan sebanyak ini . Emangnya lu mau kemping sebulan?"
"Sebenernya gak mutlak salah gue juga sih . Mama yang maksain gue . Kalo gue tolak takut kualat , tau enggak sih lu,"udah pengen mewek aja bawaannya gue saking bingungnya.
Arry hanya mengangkat bahu . Lalu dia ngeloyor ninggalin gue seorang diri .
"Ry......tunggu dong Ry !" jerit gue panik .
Arry semakin tak peduli dan terus menjauh . Semua orang di sekitar gue natapin dengan sikap curiga kalau-kalau gue kumat gokil.
"Duh gimana nih?" ratap gue . Sialnya si Arry tiba-tiba tuli . Dia kayak nggak ngenalin gue sama sekali . Begitu pun teman-teman satu bis yang lain . Mereka bergerak meninggalkan gue sepenuhnya gaya anak kota masuk rimba . Tunjuk sana tunjuk sini lalu komentar atas dasar fiksi , horor,khayal,dan segala jenis tetek bengek otak mereka sendiri .
Bis -bis lain datang dan pergi menurunkan mereka yang nggak gue kenalin sama sekali . Jadi bagaimana mungkin gue mintain bantuan . Beberapa kali udah gue coba ber-say hello dengan harapan mereka mau bantu . Tapi tak seorang pun peduli . Mereka pun terus saja melenggang menuju lokasi perkemahan .