03. Nathan & Kenangan

1.8K 451 103
                                    


Ada baiknya sebelum berkeliaran di malam minggu ini, baca dulu The Angkaramurka, rasanya ahh mantap👍👄

***












"Sebelumnya gue mau minta maaf ke kalian semua."

Helaan napas keluar tanpa diperintah begitu saja, tampang lesu sarat akan rasa bersalah terpampang dengan jelas di layar, tapi tak cukup untuk menyentuh relung hati Jaka yang sejak tadi duduk anteng menatapi layar handphone.

Dibanding merasa iba, saat ini Jaka lebih merasakan muak tiada henti.

"Gue nggak tahu kalau bakal serame ini, tapi begitulah kenyataannya."

Jaka semakin merasa muak, tapi tak kuasa untuk menghentikan video tersebut. Rasa penasaran akan segala kalimat-kalimat yang akan dilontarkan Nathan dalam video klarifikasinya sore itu benar-benar menyita habis atensinya.

"Gue tau perilaku gue ini terlalu kekanak-kanakan, tapi mohon maaf gue terlalu muak dengan mereka semua."

"Si bangsat!" Jaka menggeram, mengigit gemas terang bulan yang sengaja dibelikan Jefri tadi sebagai pelampiasan emosi. "Bener-bener ya dia definisi syaiton banget nggak sih???"

"Ya lu ngapain buang-buang waktu nonton begituan." Miguila lekas mencibir. "Mending garap lagu baru aja, njing."

Jaka tak menanggapi, kembali menyimak video singkat yang terputar di layar handphone.

"Untuk yang terus bertanya-tanya, iya gue memutuskan untuk keluar dari The Angkaramurka. Apa kalian bisa bayangin sefrustrasi apa kalau gue terus-terusan ada di dekat mereka yang seperti itu?"

"Jak, matiin nggak?!" Jefri berteriak kesal, ikut gemas setengah mati padahal hanya mendengarkan suara mantan vokalisnya itu. "Matiin atau lo yang gue matiin sekarang?!"

"Bentar, sepuluh detik lagi videonya habis."

"Sekali lagi gue minta maaf, terutama untuk para fans. Gue minta maaf sebesar-besarnya perihal kejadian kontroversi ini, gue nggak bermaksud untuk menyinggung siapapun, gue hanya berusaha untuk membeberkan kebenaran, gue harap kalian semua bisa mengerti dan terus memberi dukungan karena gue memutuskan untuk bergabung ke agensiㅡ"

Jaka langsung membanting handphone ke sofa, terlalu malas untuk mendengarkan kelanjutan video klarifikasi yang sayangnya malah memancing emosi. Benar kata Miguila, seharusnya ia tak perlu repot-repot membuang waktu untuk hal seperti ini.

"Baru nyesel 'kan lo?" tanya Miguila meledek. "Batu si kalau dibilangin."

"Ya gue pikir dia bakal mention kayak minta maaf ke kita, njir!" Jaka berdecak. "Nyatanya malah kayak dakjal!"

Jefri terkekeh. "Lo malah makin gila setelah nonton video itu, perlu gue hubungi Cece biar nganterin lo ke RSJ?"

"Ck, tapi sumpah gue kesel banget anjir!" Jaka berteriak gemas, hampir saja ingin menggigit bantal sofa kalau saja Miguila tak menoyor kepalanya dengan cepat.

"Makanya kalo latihan tuh fokus, nggak usah mampir-mampir ke sosmed!"

Jaka memberengut, melempari Miguila dengan bantal lalu beranjak dari duduk untuk menghampiri Jefri. "Susu pisang gue mana?"

"Dibuang," balas Jefri cepat, walau detik berikutnya langsung melanjutkan kembali kala melihat tampang Jaka yang semakin masam. "Bercanda, sayang. Ada di kulkas, ambih gih."

"Oke."

Miguila bergidik, bukan suatu pemandangan pertama, tapi tetap saja selalu merasa merinding kala melihat interaksi Jefri dan Jaka.

The AngkaramurkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang