Mau Ciuman?

67 5 1
                                    

"Hei, Umi-chan. Mau aku bantu menambahkan kata? Kamu terlihat kesulitan..."

Hari ini, Umi-chan dan aku sedang berada di rumahku untuk kenca--maksudku, untuk menyelesaikan lirik lagu μ's yang baru. Tapi, daritadi Umi-chan terlihat seperti orang yang sedang tertekan. Makanya aku berusaha menawarkan bantuan. Namun sepertinya, Umi-chan tidak menanggapi tawaranku dengan serius.

'Tidak perlu. Ini hampir selesai' katanya.

"Hmm~ Baiklah kalau begitu~"

Tentu saja aku tahu bahwa Umi-chan berbohong!
Aku bisa melihat banyak sekali coretan. Bahkan, baru ada lima baris bagian yang terlihat seperti lirik betulan.

Meski begitu, melihat Umi-chan yang serius dan kesulitan begini sedikit membuatku berdebar.

'Kenapa, ya?' aku bertanya dalam hati.
'Apa karena Umi-chan terlihat sangat cantik dan menawan?' aku menjawab suara hatiku sendiri.

Soalnya, tentu saja Umi-chan selalu terlihat menawan ketika melakukan apapun! Bahkan ketika tidak melakukan apapun, juga, Umi-chan tetap terlihat menawan! Akan tetapi, kurasa berada di sebuah kamar kecil yang hening, tanpa ada penghuni rumah lain selain kami berdua ini membuat adrenalinku meningkat sepersekian persen. Iya, benar! Sepertinya debaranku ini disebabkan karena kami sedang dalam situasi seperti ini. Karena, sepasang kekasih yang berada di ruangan sempit seperti ini pasti akan merasakan debaran yang sama sepertiku, bukan?! Dan sekarang ini, di mataku, Umi-chan jadi terlihat beberapa kali lipat lebih menawan--gorgeous!

Wah. Barusan itu, aku baru saja mengatakan hal keren, bukan? Gorgeous! Meski aku tidak begitu paham juga artinya, sih.

'nggak, nggak' aku menyangkal dalam hati. Aku harus menahan perasaan ini. Umi-chan sedang serius, dan aku harus tetap diam. Lagipula, aku juga tidak ingin Umi-chan marah kepadaku. Seram!

Aku meletakkan kepalaku di atas meja kecil yang digunakan Umi-chan untuk menulis lirik; berusaha tetap diam agar tidak menganggu konsentrasinya. Namun aku tidak bisa berhenti untuk tidak mencuri pandang ke arah Umi-chan.

Semakin lama menatapnya, suara debaran jantungku jadi terdengar makin keras. Bahkan aku sudah tidak bisa mendengar bunyi detik jam karena tertutup oleh debaran jantungku sendiri.

Aku menaruh tangan di depan wajahku untuk menyembunyikan wajahku; berharap bahwa dengan ini, aku bisa berhenti menatap Umi-chan untuk sesaat. Namun, baru beberapa detik aku melakukan itu, pandanganku kembali aku arahkan kepada dia.

Aku membenamkan wajahku kembali. Karena saat ini, aku tidak boleh mengganggu Umi-chan. 'Nggak boleh!'

Tapi...

'Aah, aku sangat mencintai Umi-chan...~' adalah hal yang aku ucapkan dalam hati, sambil kembali menatap ke arahnya.

"Umi-chan..."

'Hari ini pun Umi-chan manis sekali...~' hatiku kembali berkata.

"Umi-chan..."

Aku sayang sekali...
"Umi-chan..."

Umi-chan melirik ke arahku. 'Eh? Yang tadi itu aku menyuarakannya, ya?' Tapi aku sudah tidak perduli. Rasanya aku sangat ingin untuk memeluknya sekarang. Jantungku tidak bisa berdetak dengan normal.

Tanpa sadar, aku sudah duduk dengan posisi semula. Mata kami sejajar lurus, hingga aku bisa melihat wajahnya dengan sudut pandang yang lebih baik.

Aku ingiiiiiinnnnnn sekali memeluknya sekarang, mendekapnya erat, mencium, dan melakukan hal mendebarkan lain yang aku baca di manga shoujo. Melihat fakta bahwa kami adalah sepasang kekasih, tentu saja hal semacam itu merupakan kegiatan yang wajar, 'kan!

Mendekatlah Kepadaku, Umi-chan!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang