𝐏𝐚𝐩𝐞𝐫 𝐏𝐥𝐚𝐧𝐞

Prolog

Keluargaku menuntut banyak hal kepadaku. Menyuruhku mengabulkan semua hal yang sudah mereka tentukan sejak awal.

Belajar tanpa henti untuk menjadi 5 besar diangkatan sekolahku, masuk universitas ternama, berteman dengan anak para petinggi, dan bekerja di perusahaan yang besar. Seperti itu lah masa muda ku.

Dan... sama seperti robot, aku menurutinya.

Tapi terkadang ada saja hal yang tidak berjalan sesuai dengan rencana bukan? Itulah yang terjadi pada rencana keluargaku.

Disekolah, aku bersahabat dengan Sean dan Yura, anak para petinggi yang dimana Sean, adalah pewaris tunggal perusahaan Sesean Co.

Seringkali aku diajak bermain oleh mereka. Bolos jam pelajaran sekolah, pergi ke club malam, melakukan pertaruhan di area balapan liar, hingga akhirnya, aku jatuh cinta dengan Yura.

Kegiatan ku yang seperti itu membuat orangtua ku geram. Tapi hebatnya, dengan bersembunyi dibalik nama keluarga Sean dan Yura, aku selamat.

Aku mengikuti mereka. Bersahabat dengan mereka hingga masuk kampus ternama yang sama dengan mereka. Yah, bisa dibilang aku bukan apa - apa tanpa mereka.

Terus seperti itu...

Hingga aku mendapatkan pekerjaan di perusahaan ternama saat aku baru saja memulai semester 5 kuliah di kampusku. Mendapatkan jabatan yang bisa ku pegang tanpa mengganggu waktu kuliahku, juga berpenghasilan tinggi membuatku senang keluar dari salah satu tuntutan orangtuaku. Yaah, meskipun masih ada saja hal - hal yang mereka komentari dalam hidupku.

Kebahagiaanku ditambah saat aku menyatakan cintaku kepada Yura, dan dia menerimanya! Berkencan dengannya benar - benar hal yang luar biasa. Aku mencintainya.

Semua berjalan seperti biasa selama beberapa tahun hingga aku lulus kuliah. Pekerjaanku lancar. Ditambah hubunganku dengan Yura semakin serius. Hingga aku memutuskan untuk melamarnya. Tapi...

Dia menolakku. Menolakku karena dia hamil. Hamil oleh sahabatku sendiri. Sean...

Aku sakit hati. Aku tidak fokus dalam bekerja dan... orang tuaku kembali menuntut segala keinginan mereka. Sial, aku tidak kuat lagi!

Aku memilih melarikan diri. Aku berhenti dari pekerjaanku, dan membeli sebuah rumah di pedesaan dengan sebuah resto dekat daerah wisata jauh dari perkotaan. Aku memblokir semua nomer keluargaku, dan mantan sahabatku. Tentu saja aku juga melakukan itu terhadap Yura.

Selama masa perbaikan resto ku, aku menghabiskan waktu dengan minuman keras dan rokok. Berdiam diri di rumah yang dimana barang - barang pindahanku masih tersusun rapi didalam kotak. Aku hancur. Benar - benar hancur.