Eps 1

93 5 0
                                    

—second life—

"Ying Xiu itu konyol, hanya novel yang menceritakan hal hal konyol seperti transmigasi." Xie Chu Chu berucap dengan mulut penuh makanan pada teman prempuan beda fakultasnya itu, Liu Ying Xiu.

"Tapi bagaimana jika benar adanya? Pasti keren jika seseorang bisa menjelajahi dunia kuno disana." Balasnya tidak terima, gadis dihadapan Chu Chu ini mulai berimajinasi liar.

"Tuangkan saja imajinasimu jadi bahan menulismu, aku yakin akan ada yang kasihan dan membacanya." Ucap Chu Chu. Rambut yang dikuncir kuda itu terombang ambing saat kepalanya menggeleng melihat penulis pemula dengan ide ide imajinasi liarnya yang kelewat batas.

"Kau benar! Ah, Chu Chu aku harus kekelas sekarang sampai jumpa." Ying Xiu membatalkan niatnya yang ingin mengetik pada laptopnya, lalu membereskan barang barang dan pergi dari kantin san meninggalkan Chu Chu sendiri.

Chu Chu hanya melambai pada Ying Xiu, lalu manik mata hazel itu dengan tajam kembali tertuju pada pria berpakaian serba hitam. Pria itu berjalan mendekat lalu menodongkan pistolnya tanpa basa basi, ke arah Chu Chu.

Chu Chu mengangkat sebelah alisnya, seolah meremehkan pria didepanya ini.

"K-kau!" Bentaknya. Chu Chu masih dengan posisi duduk santainya, malahan sekarang kursinya disandarkan pada tembok dibelakangnya dan kakinya terangkat keatas meja seolah tak peduli.

"Geng mafia ayahku memang tak disini. Tapi apa kau tau? Sekarang bahkan ada belasan golok yang siap tertancap di kepalamu." Ucap Chu Chu dengan senyum miring yang sangat mengerikan menurutnya. Pria itu menatap sekitar dengan waspada, bahkan sempat berbalik.

"AKH!!!"

Chu Chu dengan cepat melompat merampas pistol milik pria itu dan mengunci lengan dan kakinya agar tak bisa bergerak.

"Peraturan pertama, jangan alihkan matamu atau musuh akan mendapatkan celah. Tak kusangka kau tertipu dengan trik sederhana itu." Ucap Chu Chu kemudian menguap ngantuk. Sungguh menurut Chu Chu ini membuang buang waktunya. Sedetik kemudian beberapa lelaki datang dengan pistol mengacung kearah Chu Chu dan pria tersebut.

"Nona Chu Chu." Ucap salah satu Pria yang ternyata adalah bawahan geng mafia milik ayahnya.

"Kalian lama. Aku pergi." Chu Chu melempar pistol lalu berdiri pergi dari tempat itu untuk memasuki ruang kelasnya. Jika saja ayahnya tak memaksanya menjadi mahasiswa mungkin ia sekarang telah berada digumpalan kapas yang nyaman dan selimut hangat.

Tapi ayahnya selalu berkata, 'kampus itu salah satu cabang yang harus dilindungi karna ada beberapa berkas ilegal tersimpan disana.' singkatnya menurut Chu Chu kampus hanyalah tampilanya, karna dibawah kampus adalah ruang bawah tanah dimana para mafia didik dan dilatih.

Tapi kenapa bisa diterobos? Jika hanya luar kampusnya seperti perpustakaan yang berhadapan langsung dengan pemandangan jalan raya saja tidak perlu perlindungan, karna gedung luar hanya pancingan dan gedung lapisan kedualah yang memiliki banyak pembunuh.

"Yo~ Chu Chu apa kau menyimpan obeng dan kunci inggris?" Tanya salah satu teman Chu Chu, Zihao saat memasuki kelas, Chu Chu menggeleng dan berkata "coba kau tanya Kun."

Satu mata kuliah yang diminatinya, fakultas teknik mesin. Entahlah ia hanya ingin saja masuk kesini, dan tak disangka cukup banyak dan semua mahasiswa adalah lelaki. Walaupun begitu tetapi mereka semua memiliki solidaritas yang tinggi, mereka juga tak kekanak kanakan.

"Chu Chu apa kau sudah mengerjakan tugas tentang mesin kapal?" Tanya Zihao, teman semasa SHS selalu bertanya padanya, padahal ia tau bahwa Kun lah mahasiswa terrajin dikelasnya.

"Ada? ANJIR AKU BELOM BUAT!!! KUN! AKU TAU KAU KAU SUDAH! BIARKAN AKU MENYALIN TUGASMU." Manusia itu tak luput dari kata 'lupa', apalagi 'malas'.

---


Chu Chu merutuki ayahnya saat ini. Sungguh jika ayahnya tak menyuruh pembunuh bayaran untuk membunuhnya pasti ia tidak ada didalam mobil yang melintak secepat kilat dijalan malam. Apa ayahnya gila? Membayar pembunuh bayaran untuk membunuh anaknya? Sungguh diluar dugaan.

Tapi jangan salah, pembunuh itu hanya akan menembak Chu Chu dibagian yang tidak fatal. Bisa dibilang ayahnya hanya menguji Chu Chu, dan misinya saat ini adalah menghindar pembunuh itu dan juga membunuh kepala mentri yang sudah macam macam dengan nama mafia ayahnya.

"Pembunuh sialan itu selalu saja menghalangiku, brengsek!" Chu Chu membanting stir kemudi, lalu berbalik arah dengan cepat melaju pada mobil dimana pembunuh bayaran juga melaju kearahnya. Dengan cepat kedua menghindar dan Chu Chu melesat jauh, semoga saja dia tak mengejar.

Chu Chu bertawa girang, ia membayangkan bagaimana wajah pembunuh bayaran itu yang mengira Chu Chu akan menabrakkan kedua mobilnya. Sungguh tertawa membuat perutnya sakit.

"SIAL!!!"

CIITTT!!!

DUAKK!!!

Apa yang terjadi? Chu Chu mengerjapkan matanya, merasa seluruh tubuhnya mati rasa sekarang. Dimana ini? Chu Chu mencoba menegakkan kepala dan, Yak! Matanya membelalak saat disadari bahwa bagian depanya menghadap kejurang perbatasan jalan. Bahkan pembatas jalan sudah hancur tertabrak mobil. Posisi mobil Chu Chu kini menghadap kejurang dengan setengah bagian depan mobil menggantung bebas, jika saja bagian belakang tak tersangkut maka taman sudah riwayatnya.

"Dasar kucing sialan!" Chu Chu merutuki nasipnya hanya gegara kucing brengsek yang seenaknya menyebrang jalan itu. Chu Chu mencoba bergerak untuk keluar melalui pintu belakang. Namun gerakan kecil itu membuat mobil semakin mengarah masuk kedalam jurang.

"CHU CHU!!!"

Chu Chu menoleh, menatap pembunuh bayaran yang terdiam membeku menatap mobil itu. Chu Chu dapat melihat wajah panik dan segera pembunuh itu mengeluarkan ponselnya, menghubungi si ketua mafia sekaligus ayah dari Chu Chu.

"LOUIS!!! TOLONG AKU!" Teriak Chu Chu memanggil pembunuh bayaran itu dengan sisa sisa tenaganya.

"BANTUAN AKAN DATANG! BERTAHANLAH CHU CHU!" Teriak Louis, ia kembali masuk dan mengambil tali tambang, mengikat mobil Chu Chu agar tak terjerambah kedasar jurang yang sangat curam itu.

Chu Chu merasakan pusing menerjang kepalanya, ia juga merasakan mobil itu semakin turun kejurang. Hingga semua menggelap dan samar samar terdengar teriakan dari Louis, si pembunuh bayaran itu.

—second life—

Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang