It Started with a Bet

6.5K 513 174
                                    

[!!!] Warning! This story would be pretty long and contain a sexual scene. So it's not for children/underage to read. Please be wise before you continue.





Enjoy!








*****









"Thats what I said, baby. I've never lost."





Seringai puas yang terlukis di wajah tampan itu membuat Jisoo bergejolak marah. Baiklah, ia kalah taruhan dan ia benci kalah. Namun yang membuatnya lebih kesal adalah bahwa ia harus mengaku kalah dan menyaksikan wajah penuh kemenangan dari si tengil, quarterback kebanggaan tim Football. Dan itu adalah hal terakhir yang ingin ia lakukan sepanjang kehidupannya di SMA.







Terlebih ia tidak hanya bertaruh dengan sembarang orang. Yang kita bicarakan di sini adalah The Mighty, Taeyong Lee. Pria yang tidak pernah berhenti mengganggunya selama dua semester belakangan.








Jisoo sudah mendapat banyak kesialan termasuk berurusan dengan mantan pacar maupun gadis-gadis penggemar si Brengsek Lee -begitulah panggilan sayang yang Jisoo berikan- selama pria itu terobsesi padanya.








Oh benar, obsesi mungkin adalah kata yang tepat. Pria itu selalu mengganggunya dimanapun mereka bertemu. Dan tidak, Jisoo tidak akan pernah melupakan kejadian paling memalukan dalam hidupnya saat Taeyong dengan sangat sengaja keluar dari kelasnya sendiri di tengah jam pelajaran. Berlalu di depan kelas Jisoo lalu berteriak







"Hey Kim Jisoo! Celana dalammu yang warna putih masih tertinggal di kamarku!"







Selantang yang ia bisa.







Si Brengsek Lee, memang julukan yang tepat bagi pria di depannya ini.







"Sial. Lepaskan," geram Jisoo berusaha melepaskan cengkeraman tangan Taeyong pada pergelangan tangannya. Namun apa daya, Taeyong memang lebih kuat darinya. Dan ia, lagi-lagi, tidak bisa berbuat apapun.







"Hei beginikah sikapmu pada pemenang taruhan?" Ucap Taeyong masih dengan seringainya yang tercetak jelas di bibir. Tak ia tutupi sedikitpun, "marah-marah pun manis sih, tapi kuharap kau tidak lupa dengan perjanjian kita."









"Aku tidak mengerti apa yang kau-"








"Yah baiklah kalau itu maumu. Aku bisa membuatmu ingat dengan mudah," ucap Taeyong dengan santai. Namun saat pria itu menarik nafasnya dalam-dalam, Jisoo melotot panik. Kedua tangannya langsung ia gunakan untuk menutupi mulut Taeyong, mencegahnya untuk berbuat gila.









"BAIKLAH, BAIKLAH! Iya iya aku ingat dan akan aku tepati!" Pekiknya kesal. Tentu saja ini gila, mereka sedang di tengah lapangan dengan beberapa penonton pertandingan yang masih duduk di bangku penonton. Bahkan para pemain tim pun masih berada di lapangan.









Dan senyuman penuh kemenangan Taeyong adalah yang terakhir kali gadis itu ingat sebelum ia membalik tubuhnya dan mengentakkan kaki meninggalkan area lapangan.










"Jam 8 di alamat yang kuberikan! Jika kau terlambat aku akan menjemputmu," Seru Taeyong meskipun Jisoo berusaha menulikan telinganya.










Gadis itu berjalan dengan langkah menghentak dan membiarkan surai hazel bergelombangnya berayun dengan begitu manis membingkai wajah cantiknya. Tangannya mengepal dan bibir mungilnya mematut dengan sebal. Ah sial, ia menyesal sudah menyetujui tantangan pria congkak itu.

BET [Lee Taeyong × Kim Jisoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang