Sequel : How It's Going

3.2K 321 85
                                    

Dua minggu sudah berlalu sejak kejadian pernyataan perasaan oleh oknum Lee Taeyong di lorong sekolah kala itu. Yang artinya sudah dua minggu juga Taeyong mulai bertingkah lebih menyebalkan dengan skinship maupun rayuan-rayuan genitnya yang semakin menjadi. Dan dua minggu Jisoo berusaha memastikan pria itu tidak main-main dengan perkataannya.


Kalau boleh dibilang, Jisoo sebenarnya tidak bisa mengerti perasaannya sendiri. Ia sebelumnya jelas-jelas menolak untuk percaya, entah itu pada perkataan Taeyong atau pada perasaannya sendiri. Namun gadis itu kini juga uring-uringan sembari berguling di kasur karena sebenarnya ia ingin percaya.


Bukan apa-apa, ia hanya khawatir ia sudah berharap banyak sedangkan ini mungkin jebakan. Mungkin saja kan Taeyong berniat mempermainkannya? Tentu saja tidak ada yang tidak mungkin, jika yang sedang kita bicarakan adalah si brengsek —yang tampan— Lee Taeyong.


"Aarghh menyebalkan! Kenapa aku harus frustasi sendiri!" Pekik Jisoo berkali-kali menendang kakinya ke udara.


Gadis itu melirik pada handphonenya di atas nakas. Lalu mendengus pelan karena tidak ada pesan masuk sama sekali hari ini. Ya, ia tahu tim football memang sedang dalam masa latihan intensif menjelang pertandingan yang akan datang di akhir musim panas.


Tapi jika sampai sesibuk itu sampai tidak punya waktu untuk memberi kabar...




Lee Taeyong sialan. Jisoo kan jadi berharap.




***




"Jadi bagaimana rencanamu berjalan?" Johnny melepas helmnya sejenak sebelum melangkahi bangku dan duduk di samping Taeyong. Mereka masih berada di lapangan untuk berlatih, meskipun langit sudah gelap dan lapangan hanya disinari cahaya dari lampu-lampu di pinggiran lapangan.




Pria itu tidak menjawab dengan kata-kata. Ia hanya melirik pada Johnny dengan seulas senyum penuh kemenangan, sembari mengangkat alisnya sekilas. Johnny tertawa.


"Lalu? bagaimana rasanya tidur dengan Kim Jisoo?"


Taeyong memang belum berniat menjawab, namun suara seruan dari arah belakang mereka otomatis membuat keduanya menoleh.


"Wait, wait, what? Kau tidur dengan siapa?" Seru Aaron. Lelaki yang baru saja berlalu di belakang mereka untuk mengambil selembar handuk itu, "Jisoo, maksudmu Kim Jisoo yang itu? Si manis dari tim cheerleader?"


Taeyong mengernyit. Ia baru akan membuka mulutnya saat para pemain tim lain langsung menghampiri dengan tampang penasaran. Aduh sial.


"Wah gila, aku baru mendengarnya. Kupikir  Kim Jisoo itu benar-benar gadis polos yang tidak tersentuh. Ternyata ia luluh juga pada Lee Taeyong."


"As we expected. Quarterback kita ini memang paling ahli soal wanita," Aaron tertawa keras sembari menepuk-nepuk punggung Taeyong.


"Sialan, aku sudah cukup lama mengincar gadis itu."


"Hey, jadi bagaimana rasanya? Setidaknya beritahu kami."


Taeyong sama sekali tidak merasa senang akan pertanyaan tersebut. Namun mungkin Johnny adalah satu-satunya yang menyadari. Karena yang lain jelas tidak.


"Tentu saja semanis wajahnya kan? Mungkin dia tipikal yang gerakannya malu-malu?"


"Atau mungkin dia tipe seksi yang hanya ditunjukkan di atas ranjang? Ooh damn, itu sangat meng—"




BUGH






"—HEY!" Seru Aaron luar biasa terkejut saat bola Rugby tiba-tiba menghantam bagian wajahnya. Beruntung ia masih mengenakan helm sehingga hantaman keras itu gagal mematahkan hidungnya, namun tetap saja ia nyaris mati berdiri karena terkejut.


BET [Lee Taeyong × Kim Jisoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang