-• Surabaya •-

23 4 0
                                    

   

   Lensa hitam pekat itu menyapu pandang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

   Lensa hitam pekat itu menyapu pandang.Mengabaikan angin musim panas yang menggoyangkan rambut lurus sebahunya.Detik selanjutnya,tatapan itu bertemu dengan manik kecoklatan yang menatapnya hangat.Seketika bibirnya melengkung,membentuk senyuman manis yang memukau.

"Ayah!"

Gadis itu memekik dan berlari menyambut kedua tangan pria paruh baya yang terentang,langsung memeluknya erat.

"Hallo sayang,apa kabar?"

"Baik.sangat baik! Uh ayah...i miss you so bad."

Jawaban gadis itu teredam pelukan erat pria yang masih berseragam polisi abu-abunya.

"Ayah juga merindukanmu naomi.sangat!"

Andika merenggangkan pelukannya.menatap wajah putri semata wayangnya sebelum mendaratkan kecupan dikening.

"Ingin makan sesuatu?kita masih punya 15 menit sebelum pulang."

"Eum ...yeah!Bagaimana dengan semur jengkol?"
Andika memutar bola matanya.

"Aku masih sangat mengingat jika kau membenci masakan itu sayang."
Naomi terkikik.

"Love you so much ayah,kfc kurasa tidak buruk."

"Oke.come on!"

Andika merangkul naomi dan menariknya ke kfc yang ada disekitar bandara.

"Bagaimana Salatiga?"
Tanya Andika setelah menarik kursi untuk naomi duduk.Gadis itu tak segera menjawab karena pelayan menghampirinya dan menyatat pesanan.

"Harusnya ayah kesana sendiri untuk memastikan."
Andika menggenggam jemari bebas naomi diatas meja.

"Jika bisa,setiap tahun ayah ke Salatiga untuk mengunjungi putrinya.Bukan malah menjadi pria tua bangka yang tidak bertanggung jawab mengabaikan pertumbuhan putrinya selama 3tahun ini.Ayah terlalu pengecut."

"Ayah...bukan seperti itu.Aku tau kau punya alasan."

Ucap naomi parau.Balas menggenggam jemari andika yang menghangat.

"Kau tau naomi...setelah ayah mendengar keinginanmu untuk tinggal dengan pria tua ini,ayah berteriak seperti orang gila.Ayah benar-benar bahagia."

"Oh ayolah..kapan ayah tidak seperti orang gila ketika ditelpon tiap akhir pekan oleh putrinya ini?"
Keduanya tergelak.Bahkan Andika tak peduli jika nanti akan ada yang menatapnya heran.Siapa yang tidak kenal Andika Pranata?Komandan polisi yang terkenal dingin dan tak kenal kata ampun itu sedang tertawa lepas.

"Apakah ibumu bahagia?"
Naomi melahap daging ayam itu dengan antusias.

"Kurasa iya.Niko orang baik,dia juga tau cara membuat bunda selalu tertawa."

Andika tersenyum,mengambil tissue dan mengusap noda saos disudut bibir naomi.

"Ck!masih saja makan selalu belepotan."
Naomi hanya nyengir menanggapi decakan andika.

"Lalu,kenapa kau memilih tinggal dengan ayah?"

"Karena ayah sudah pasti tau alasanku.Aku tidak terbiasa tinggal dengan orang-orang baru.Dan lagi,niko punya satu anak cowok.Kita sepantaran ayah."

Andika tertawa.Menyentil hidung kecil naomi yang menggemaskan.

"So..apakah akan ada adegan stepbother in love?"

"Maybe...oh mungkin yang lebih horor,akan ada kasus mayat gadis ditemukan mengenaskan setelah diperkosa dan dibunuh ayah tirinya."

"Astaga naomi...otakmu sudah terinfeksi dengan film indosiar yang menggelikan itu?"

"Salahkan bunda yang suka menonton sinetron jahat itu yah."

Naomi tertawa lepas.God! Berapa tahun yang tlah terlewat tanpa naomi rasakan rengkuhan ayahnya?pasca perceraian itu,Andika kembali kekota asalnya meninggalkan naomi kecil dengan ibunya.

"Ayah,i miss you!kau harus menebus ratusribuan menit yang ku lewati tanpamu."
Air mata naomi luruh.Iapun menghambur kepelukan Andika yang masih selalu hangat seperti 3tahun lalu.

"Don't cry sugar,maafkan ayah."
Andika mengecup puncak kepala naomi lembut.Diam-diam ia juga mengusap sudut matanya yang basah.Andika akan berterima kasih pada suami baru anggi suatu hari nanti.Karena hadirnya,mampu membawa naomi kembali.Sekaligus meyakinkan hatinya untuk menjadikan anggi hanya sebuah masa lalu.

"Kita pulang sekarang.Kamu harus istirahat sayang."
Naomi hanya mengangguk.Masih enggan melepas pelukan.





Masih enggan melepas pelukan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Dangerous BoyWhere stories live. Discover now