Pagi-pagi buta sudah terdengar sedikit keributan di markas the Gazette. Waktu pukul 04.00. Otomatis pada bangun dong karena dengar suara teriakan. Dan teriakan itu berasal dari kamar Aoi di lantai dua. Mereka semua pada kaget ada apa dengan gitaris tertua dengan bibir dower sekushi berteriak?
"Ada pa ?" Uruha kaget
"Ini aku kehilangan sesuatu," ujar Aoi
"Apa moutwash?" - Ruki
Ruki datang pakai sarung dia udah kegemaran pake sarung kalo tidur mirip anak sunatan
"Salah satu piercing aku hilang. Dan kakiku ada kutilnya," ujar Aoi
GUBRAK
Keempat member langsung gubrak berjamaah. Reita hanya komat-kamit ga jelas mulutnya dan membuat sang vokalis agak keki dengan basis tidak berbatang hidung (?) tersebut.
Mereka semua berjuang menghilangkan kutil-kutil di kaki Aoi dan mencari piercing Aoi. Ruki , Kai dan Uruha dapat tugas mencari piercing Aoi . Sementara Reita sedang menghilangkan kutil-kutil di kaki kanan Aoi. Reita pakai sarung tangan dan membawa alat tajam seperti pinset, alkohol 70% dan lainy
"Ampun dahhhhh" teriak Aoi
Aoi berteriak seketika menahan sakit karena Reita menekan kutil-kutil tersebut pakai ujung peniti
"Eh upil anoa pelan-pelan woi! Sakit tahu!" Aum Aoi
Tak lama Ruki
"Piercing di bibirmu sudah dibuang sama tukang sampah ," Ruki said
"Hah? Kok bisa?" Aoi said
"Ya entahlah. Ya udin,jangan sedih kan masih ada piercing mu yang lain di telinga, di hidung," hibur Uruah
Wadaaww
"Ada apalagi?" Uruha
"Lo nginjak kaki gue," kata Aoi sambil agakkeki
"Oops maaf,"
"Eh tapi aku mencium sesuatu bau yang aneh," ujar Ruki
"Apaan?" ujar Kai
"Di dekat dapur," Ruki said
Dan anak-anak member Gazette merasa heran kenapa sering dapat cobaan di pandemi COVID-19 ya?
YOU ARE READING
THE GAZETTE STORY (HIATUS)
FanfictionKumpulan fanfic one shoot dari band legendaris the GazettE Bahasa non baku Genre: Komedi putar garing, alur ngalor ngidul