Let Me Go

265 51 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nanon pergi meninggalkan rumah Pawat dengan air mata yang mengalir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nanon pergi meninggalkan rumah Pawat dengan air mata yang mengalir. Bersamaan dengan itu hujan pun turun dengan derasnya. Seakan mengerti akan keadaanya sekarang.
Nanon terus berjalan dengan air mata yang terus mengalir.
Apakah mencintaimu harus sesakit ini? Batin Nanon


Dia berhenti didepan sebuah toko disamping jalan raya. Dia duduk dikursi didepan toko tersebut. Sibuk dengan pikirannya sendiri, hingga dia tidak sadar ada seseorang yang berdiri didepannya dengan sebuah payung yang melindungi tubuhnya dari hujan.

"Non.." Orang itu membuka suara
Nanon mengangkat kepalanya, terlihat matanya yang merah dan bengkak akibat menangis. Nanon menatap orang itu dengan tatapan sayu.

"Paw..." Panggil Nanon kepada orang didepannya
"Non maafin aku, ini nggak seperti yang kamu kira Non"
"Gak papa Paw, aku udah biasa kok,"
"Pliss Non maafin aku, aku janji ini yang terakhir"
"Gak Paw, aku gak akan ngelarang kamu kok. Sekarang aku hanya minta satu hal sama kamu..."
"Apapun itu Non, aku bakal turutin. Asal kamu mau maafin aku"
Nanon berdiri, mencoba mensejajarkan tubuhnya dengan Pawat
"Aku mau hubungan kita sampai disini saja. Semoga kamu bisa bahagia tanpa aku"
"Nggak Non, aku nggak mau kita putus. Plis Non kasih aku kesempatan"
Pawat memegang tangan Nanon yang terasa dingin
"Aku mau kamu bebas melakukan apapun tanpa harus peduli sama aku. Biarkan aku pergi"
Nanon menarik tangannya dengan paksa kemudian berlari ke seberang jalan. Air matanya kembali mengalir dengan derasnya. Tanpa sadar ada mobil yang melaju dengan kencang dari arah samping.

Ciiittt... Braaakkkk... (sekiranya kaya gitulah suara mobil kalo nabrak orang😅)

"NANON!!!"

Pawat berteriak kemudian berlari menghampiri tubuh Nanon yang tergeletak di tengah jalan dengan darah yang mengalir di kepalanya.

"Non bangun Non" Pawat memeluk tubuh Nanon yang tergeletak. Persetan dengan bajunya yang terkena darah.

"Pliss Non bangun, aku panggilin ambulan ya. Plis kamu bertahan sebentar lagi" Pawat berusaha mengambil hp nya di saku celana namun tangannya dicegah oleh Nanon.

"Gak usah Paw, waktuku gak bakalan lama lagi"
"Gak Non, jangan ngomong kaya gitu. Pliss ya bertahan sebentar lagi, aku tau kamu kuat"

"Semoga kamu bahagia Paw. Aku sayang kamu" Itulah kata terakhir yang ia ucapkan

Mata Nanon terpejam, wajahnya pucat, dan jantungnya berhenti berdetak. Nanon pergi, benar benar pergi bersamaan dengan suara petir yang begitu keras.

"Non bangun Non, Non, plis aku mohon bangun. Buka matamu Non. Jangan tinggalin aku Non" Pawat mengguncang tubuh Nanon, namun nihil.

Air matanya tidak dapat dibendung lagi, tangisnya pecah. Pawat menangis sejadi jadinya, dengan dikerumuni beberapa orang yang sempat lewat.
Ia terlalu bodoh. Ia buta hingga tidak melihat ada kekasihnya yang begitu tulus mencintainya. Ia dibutakan oleh ketidakpuasan.

Sekarang ia merasakannya. Rasa sakit yang selama ini kekasihnya rasakan akibat perbuatannya sendiri. Ia merutuki dirinya sendiri, karena telah menyia-nyiakan orang yang selama ini tulus mencintainya.



°°°°°°°
Terimakasih hujan, kau telah membawaku pergi bersama dengan rasa sakit ini. Aku berharap semoga kamu bisa bahagia Paw. Terima kasih telah menerimaku. Aku mencintaimu.
























Maaf ya kalo nggak bagus,
Maklum ini AU pertama ku
Mohon kritik dan sarannya biar next bisa buat lagi

Mohon dukungannya
Please Vote & Comment

See you

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rain, let me goTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang