"Dia ada namun tidak perduli"
-Athaya Asheeqa BellovaHappy Reading....
°°°°
Cuaca hari ini sangat cerah. Terlihat dari awan yang putih dan burung yang berkicau.
Motor Sport Xabiru memasuki pekarangan sekolah. Sekolah tampak mulai ramai.
Alea turun naik motor dan menyerahkan helm kepada-Xabiru.
Xabiru merapikan rambut Alea yang berantakan "thanks," Alea tersenyum manis.
"Hm."
"Yaudah gue kekelas dulu ya," belum sempat pergi tangan Alea dicekal "gue anterin."
Lalu Xabiru menggandeng tangan Alea, seketika mereka menjadi perhatian pusat ketika tangan itu tertaut.
Orang-orang mulai iri dengan Alea yang bisa sedekat itu dengan Xabiru walaupun sudah memiliki pacar.
Alea menunduk ia tidak suka menjadi pusat perhatian seperti ingin menghilang sekejap dari sini.
"Angkat wajah Lo," ujar Xabiru.
"Nggak, gue malu."
Tiba-tiba Xabiru mengangkat dagu Alea "Mahkota Lo nanti jatuh." Ujarnya
Deg...
Perasaan macam apa ini? Kenapa jantung Alea berdetak kencang? Tidak, ini tidak boleh terjadi, kenapa ia baper dengan perkataan xabiru? Ingat! kalau Xabiru itu sudah memiliki pacar!!! Tolong Garis bawahi, bantu Alea untuk mengingatkan nya.
°°°°°
Xabiru terus mencari keberadaan Athaya namun hasilnya nihil. Seperti ditelan bumi
Ia terus menghubungi ponsel Pacarnya namun yang menjawab hanya suara operator.
Ia berusaha bersikap tenang. Pikiran nya kembali positif mungkin saja ponsel Athaya kehabisan baterai.
"Biarin aja dia juga udah gede harus mandiri," gumam Xabiru.
Disisi lain seorang gadis tengah terbaring lemah, semua tenaga nya habis terkuras. Kondisi nya benar acak-acakan
"Xabiru," gumam gadis itu pelan sebelum kesadaran nya hilang.
****
Bugh
Bugh
Bugh
Albaro membabi-buta pukulan nya kepada Xabiru.
"Mati Lo anjing," teriak Albaro murka.
Xabiru terkejut luar biasa wajahnya kini sudah babak belur. Ia berusaha menangkis dan membalas perbuatan lawannya.
"Bugh," tinjuan Xabiru mengenai dagu Albaro.
Dari kejauhan tampak Alea berusaha meneriaki nama keduanya tapi tidak digubris. Ia berusaha mencari bantuan agar bisa memisahkan keduanya.
Tapi tidak ada yang berani membantu memisahkan nya sama saja menyerahkan nyawa sebelum ajal tiba.
"Stoppppp!!!!" Teriak Alea histeris.
"Kalian jangan liatin aja dong bantuin misahin sana," Alea menatap sekelilingnya.
Alea berdecak tidak ada satupun yang ingin melerai??
Dari arah berjauhan tampah Bu Dian menghampiri keduanya.
"KALIAN KENAPA MEMBUAT KERIBUTAN HAH??!!!! MEMANG NYA KALIAN PIKIR SEKOLAH INI PUNYA NENEK MOYANG KALIAN HAH!???" teriak Bu Dian keras, murid yang ada disekitarnya langsung menutup telinga.
"Percuma dong Bu kalau sekolah nggak berantem kan disini kita-kita pada bayar uang sekolah," sahut Derren tiba-tiba yang membuat mata Bu dian seketika melotot.
"Kamu Derren ikut campur saja," Bu dia menjewer telinga Derren.
"Am-ampun Bu lepasin sakit anjing," Derren tersadar ucapan nya langsung menutup mulutnya.
"Apa kata kamu hah!!!! Kamu mengatai saya hewan!!"
"Engga Buu maaf tadi saya reflek," Derren mengangkat jari telunjuk dan tengahnya membentuk tanda peace.
"Bubar kalian semua,masuk ke kelas sekarang." Ucap Bu dian menatap horor muridnya.
"Dan kalian berdua ikut saya." Tegas nya tanpa dibantah.
"Sakit sekali tuhan," rintih seseorang.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Bungkam
Teen FictionBukan Prioritas tetapi cuman pelampiasan "Pilih Aku atau Alea?" -Athaya "Maaf, Gue pilih Alea." -Xabiru