9 - Brother Complex? Gak Mungkin!

141 6 2
                                    

"She's an extraordinary girl. In an ordinary world, and she can't seem to get away...." Senandung Mas Reno yang dari tadi nyanyi lagunya Green Day mulu.

"Jatuh cinta Mas lebay amat dah." Kataku sambil menata rambutku dan mengaca lewat spion depan.

"Bodo."

Aku mendengus.

Akhir-akhir ini Mas Reno aneeeeeeeeeh banget. Kamarnya lebih rapih, di IG sering update kutipan-kutipan romantis, bangunnya lebih pagi, pakai parfum terus, dan yang lebih mencurigakan, udah beberapa hari ini Mas Reno nganter dan jemput aku pulang! Wow gak tuh?

Aku menoleh ke arahnya.

"Siapa sih Mas?"

"Lo." Mas Reno balik menoleh ke arahku.

Aku terkaget. Hah aku?

"Kepo. Lo kepo." Lanjutnya.

Asem aku di prank.

"Bawa ke rumah dong. Kenalin ke aku, Ibu, Ayah."

"Hmm..." Mas Reno fokus menatap ke jalan.

Aku memutar mataku. Aku penasaran woy. Siapa? Kok gak ngomong? Kok teman bandnya malah gak tau?

Aku...aku gak rela beneran!

Akhirnya aku hanya diam disepanjang perjalanan ke sekolah. Tiap ditanya Mas Reno, aku jawab dengan anggukan atau gelengan.

Aku kesal.

Sampai di sekolah pun aku langsung turun tanpa pamitan. Begitu juga saat aku disapa oleh Tika. Aku masih kesal. Gak tau kenapa.

"Lo kenapa sih, Rais?"

"Bete gueeee..."

"Kenapa tuh? Cerita dong!"

"Pokoknya bete!" Aku melemparkan tasku ke atas meja. Arman dan Iyan yang sedang duduk menatapku dengan tatapan bingung.

Arman menoleh ke Tika sambil menunjukan muka bertanya. Tika hanya mengangkat bahu tanda tidak tau.

YAIYALAH MANA PADA TAU.

Orang biasanya aku tuh ceria banget.

Aku menenggelamkan mukaku di meja. Arman mendekati mejaku. Ditoel-toel bahuku dengan jari telunjuknya. Tika dan Iyan berdiri dibelakang Arman.

"Rais?"

"IBU GUE GAK MASAK. GUE GAK BAWAIN LO BEKEL." Teriakku.

"Ih gue gak nanyain bekel." Aku mendongak. "Tapi beneran nyokap lo gak masak?"

Sontak Tika dan Iyan terkekeh geli. Aku lempar aja tasku ke muka Arman. Sakit-sakit dah tuh. Untung aku gak bawa barbel di tas. Jadi, gak terlalu berat lah.

Arman mengaduh-aduh. Halah, paling bohong.

Tapi kok aku kesal karena Mas Reno ya? Yaaa, itu kan hak dia mau punya pacar kek, apa kek. Tapi hati ini rasanya gak rela. WOY RAIS. Dia kakak lo. Dia berhak untuk bahagia.

Terus LO harusnya suka sama Arman, Rais! Kemarin kan udah berbunga-bunga tuh hati.

ARGH.

Aku gak bisa diskusi sama diri sendiri.

Selama pelajaran aku hanya diam. Biasanya nih, aku tuh anaknya aktif menjawab pertanyaan dari guru. Meski salah. Sampai-sampai Tika memegang keningku sebanyak 15 kali dalam 2 jam pelajaran ini. Dikira aku sakit kali ya?

"Rais, lo kenapa sih?" Tanya Tika saat istirahat. Baik banget dia peduli sama aku. Sampai Ka Eko nyamperin untuk jajan bareng juga, Tika tetap setia mau nemenin aku.

Unacceptable (BROTHER X SISTER LOVE STORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang