24; talk about u

758 158 43
                                    

-안녕, MOIS-

Part ini lebih panjang dari biasanya. So, ramaikeun?

Dan, ya, biasakan baca note/catatan author ya! Makasih banyak 😊

❄❄❄





“Lalice mau kemana, ya, tadi?”

Jimin masih saja terpikirkan kemana perginya Lalice. Pasalnya, taksi yang gadis itu tumpaki, tidak mengarah ke rumahnya. Pikiran itu terus mengganggunya. Sehingga ketika ia dalam perjalanannya menuju ruangan Jungkook, langkahnya ia hentikan. Mengeluarkan ponsel dari saku, Jimin bergegas mencari nomor Lalice.

Lalu mengirim pesan padanya.

-JIMIN-
Kau kemana?

Aku melihat taksimu berjalan lurus, bukannya belok.

///

-LICE-

Supermarket.

Eomma memintaku belanja bulanan.
Haih, malas sekali sebenarnya jika pergi untuk belanja bahan makanan.

Balasan panjang dari Lalice menjawab pertanyaan dalam benak Jimin. Disusul dengan screenshot yang dikirim Lalice di pesan selanjutnya. Berisi room chat antara gadis itu dengan ibunya.

Belum juga Jimin balas, Lalice sudah mengirim pesan lagi. Kali ini sebuah voice note.

...Jimin, maukah kau datang ke kelas dance malam ini? Itu jika kau tak sibuk. M-maksudku, aku ingin berlatih lagi dan aku tak ingin sendirian. Kabari aku jika kau bisa, ya? Aku belanja dulu. Dan aku tak memegang ponsel. Bye, Jimin!

“Hey!”

Jimin terlonjak kaget.

Dan seseorang yang memanggilnya tadi, tertawa lepas sekarang.

Haha, sedang apa disini? Tak mau masuk?” seseorang itu, adalah Jungkook. Yang tak lagi mengenakan jas-nya—hanya kemeja putihnya.

“Aku tengah memastikan temanku. Lili.”

Jungkook mengernyit. “Siapa? Lili?”

Pemuda di hadapan Jungkook pun mengangguk.  Lalu memasukkan ponselnya ke dalam saku. Dan memasuki ruangan Jungkook, bersama pemuda itu—yang sepertinya habis dari dapur kantor. Terlihat dari kopi panas yang dibawanya dengan tangan kanannya.

Mengapa tak menyuruh office boy/girl saja?

“Kau mau kopi?”

“Tidak, aku sudah makan siang.”

Ah, baiklah. Lalu... “Siapa 'Lili' itu?” tanya Jungkook, berbasa-basi.

Keduanya duduk di posisi berbeda. Jika Jimin duduk di sofa hitam yang terletak di sudut kanan meja kerjanya, maka Jungkook lebih memilih mendaratkan bokongnya pada tepian meja kerjanya, setelah menepikan beberapa berkas yang menumpuk sebelumnya.

“Lili itu ah— namanya Lalice, sebenarnya. Dia teman—”

“Lalice?” bibir Jungkook yang tengah menyesap kopinya, terhenti. Kernyitan di dahinya nampak. Dia keheranan sekarang.

Occultatum (discontinue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang