||Chap 2

44 19 6
                                    

Hujan deras mengguyur Kota Jakarta di sore hari, terlihat seorang gadis yang masih memakai seragam putih abu itu sedang berteduh di sebuah halte bus sendirian, gadis itu memegang kedua tangannya erat karena kedinginan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan deras mengguyur Kota Jakarta di sore hari, terlihat seorang gadis yang masih memakai seragam putih abu itu sedang berteduh di sebuah halte bus sendirian, gadis itu memegang kedua tangannya erat karena kedinginan

Dari kejauhan terlihat seorang pria mengendarai motor dan mengenakan jaket berwana hitam berlogo kan Alive, kemudian pria itu menghetikan motor yang ia kendarai. tepat di hadapan gadis itu.

Raka POV

Di perjalanan menuju markas Alive hujan deras menyapu jalanan, menghalangi perjalan gue, dari jauhan gue melihat seorang gadis dengan pakaian putih abu yang ia kenakan. sedang berteduh di halte bis.
terlihat gadis itu menggigil kedinginan, melihat itu terbesit rasa kasihan di hati gue, dengan inisiatif gue menepi dan berhenti di hadapan gadis itu. dan sedikit tersentak karena gadis yang ada di hadapan gue adalah Bintang. gadis yang selalu membawa kesialan di hidup gue.

"Lagi ngapain dia disini." Batin gue.

***

"Ngapai lo di sini?," tanya pria itu masih setia dengan wajah datarnya.

Gadis yang baru menyadari kehadirannya itu menoleh dan sedikit tersentak saat melihat wajah pria tersebut.

"Ka-kak Raka," ucap gadis itu sedikit terbata-bata karena kedinginan.

"Lagi nunggu jemputan," lanjut gadis itu.

Raka yang mendengar jawaban gadis tersebut Raka sedikit heran, karena perubahan sikap gadis itu yang sangat berbeda dengan sikapnya di sekolah tadi.

"Tumben ga heboh ni orang, efek kehujanan mungkin," Batin Raka.

Ya gadis itu Bintang pengagum Setia Raka si balok es.

"Lo kedinginan?," tanya Raka.

Bintang hanya menoleh tetapi tidak menjawab dia hanya mengigil menahan dinginnya hujan. Terbesit rasa kasihan di hati Raka, tanpa berpikir panjang Raka membuka jaket yang ia kenakan lalu menyelimuti pada Bintang yang kedinginan.

"Pake aja." kata Raka.

"Ma-makasih kak," Bintang sedikit terbata-bata.

Bintang sedikit heran mengapa sikap Raka saat ini sangat berbeda dengan sikapnya saat di sekolah tadi,yang dingin tak tersentuh. Ah bolehkah Bintang sedikit berharap.

"Kak Raka mau kemana," tanya Bintang.

"Markas." jawab Raka singkat.

FATAMORGANA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang