5. After Deeptalk

3.8K 389 68
                                    

"Kumalnya pacaar~"

Yang di sebut kumal cuma giggling gemas. Jungkook yang baru pulang kerja shift pagi, Taehyung sore-sore sudah stand by di parkiran untuk jemput.

"Udah makan?" Tanya Taehyung

"Oh iya, kayaknya aku belom makan. Pantes badanku rasanya tremor. Lututku geter, lihat tangan aku." Jungkook liatin jari-jarinya yang geter gak henti, "Perutku juga perih."

"Astagaaa, bisa-bisanya kamu lupa makan, buntel?! Buru naik, kita cari makan!" Taehyung panik. Yang bikin panik cuma cengengesan.

"Iya soalnya tadi cafe beneran penuh banget parah, sampe lupa masukin sesuatu ke perut." Jungkook pake helmnya yang di sodorin Taehyung terus hendak naik. "Eh bantuin dong, kok aku lemes ya?"

"Astaga Jungkook! Pegang pundak aku cepet, pelan-pelan naiknya. Helmnya pake yang bener, peluk aku yang erat, pingsan di jalan kan repot!" Taehyung bawel, mukanya panik di balik helm.

"Udah, udah. Ayo jalan."

"Peluknya yang erat."

"Iyaaa."


***

Habis deeptalk tempo hari, keduanya semakin dekat. Ada feeling kuat seakan kaya menyatukan mereka kembali. Perasaan-perasaan deg-degan kaya baru pertama kali kasmaran terasa lagi, benih-benih bucin kembali terpupuk.

Apa lagi after 'taking care' dalam tanda kutip begini, setelah berbanjir-banjir peluh, kebahagiaannya memuncak. Seakan se-isi kosan kalo di terawang isinya padat akan cinta yang berhamburan. Hiperbola, tapi untuk orang kasmaran rasanya ya memang begitu adanya.

BRAK BRAK..

"Udah selesai kan lo pada? Emang bener-bener gak ada adab!"

BRAK..

"Maleman kek. Lo mikir atuh sore-sore rintik hujan gini celap-celup gak mikirin tetangga sebelah. Merana tau gak lo?!" Teriak seseorang di luar sana

"Jimin diem. Kalo mau liat masuk aja," sahut Taehyung

"Gak. Emang anjing kelakuan lo pada." Teriak cowok yang ternyata itu Jimin, dengan suara nahan emosinya.

Taehyung dan Jungkook cekikikan. Jimin gedor-gedor pintu gak ada adab dari tadi, terus kencengin volume lagu yang di setelnya se-kenceng mungkin.

"Kamu sih, orang tadi di suruh pelan juga." Pukul dada telanjang Taehyung main-main.

"Eh sumpahan aku gak tau ada Jimin, dari tadi kamu tau sendiri kosan sepi. Di grup juga bilang mereka udah pulang kampung sebagian, Hosik tadi katanya ada di kampus, emang Jimin doang sih yang gak ada kabar..." abis itu Taehyung gedik bahu acuh.

"Kasian kak Jimin pasti berisik banget tadi."

"Yaudah sih, udah biasa. Waktu Jimin apa Hosik bawa cowoknya ke kosan juga aku denger mereka desah-desah. Ini lah kehidupan kalo bertetangga di kosan, buntel. Udah ah, sini peluk lagi." Taehyung rentangin tangan supaya buntelnya itu kembali ngusel

Efek dari bertengkarnya kemarin bikin mereka menyadarkan diri masing-masing, mereka mikir ternyata berhubungan selama apapun kalau gak mengerti satu sama lain rasanya hambar. Dari situ mereka mulai pelan-pelan bicara apa yang mereka suka dan gak suka.

Seputar cerita-cerita kecil sehari-hari juga ternyata sangat menghangatkan. Tentang ke randomannya Taehyung dan manisnya Jungkook jauh lebih terasa feelnya.

Sebetulnya nggak ada yang salah kok tentang sebuah perbedaan, asal kita tau bagaimana cara menyikapinya.

Biarkan Taehyung dengan sifat aslinya, pun demikian dengan Jungkook. Jangan memaksakan salah satunya harus mengikuti apa yang di mau tanpa bertanya pasanganmu akan nyaman atau tidak.

Kalau Taehyung memang sifatnya keras, sedangkan Jungkook sensitif dan lembut, Jungkook harus cari tau bagaimana menghadapi semua sifat Taehyung itu. Bukannya memaksa memperlakukan Taehyung dengan apa yang Jungkook mau. Justru kalau di pahami, sifat keras Taehyung perlahan akan melunak kalau sering di halusi.

Pun begitu dengan Jungkook. Jungkook akui dirinya soft, terbilang manja, lembut, gak suka di kasari bahkan dengan sikap cuek Taehyung sekalipun. Taehyung juga bisa sebetulnya membangun Jungkook agar sedikit lebih tegas.

Pada intinya, perbedaan itu adalah simbiosis mutualisme. Apa yang kamu gak bisa, ada di pasanganmu yang bisa. Perbedaan dapat saling melindungi kalau di pahami lebih dalam, sebetulnya. Perbedaan juga bukan suatu masalah kalau bisa di cari solusi nya.

Manfaatkan itu untuk menjadi pembelajaran agar tidak terlalu egois pada diri sendiri, karna pada dasarnya setiap makhluk tidak bisa hidup sendirian.

Perbedaan itu indah kok, apalagi dalam sebuah hubungan. Kalau mencari orang dengan sifat yang serba sama, memang indah sih pada awalnya, tapi itu akan menjadi membosankan lama-kelamaan. Lagu yang sama jika di putar terus menerus juga lama-lama akan terasa membosankan.

"Makasih Jungkook, udah bertahan selama ini. Makasih untuk waktu yang selalu kamu sisihkan buat sekedar nemenin aku. Kamu orang tersabar yang pernah aku temuin setelah ibu." Gumam Taehyung

Pipi Jungkook seketika bersemu. "Aku juga mau berterima kasih—"

"Dih ikut-ikutan," potong Taehyung dengan isengnya.

"Enggak ih mana ada. Aku seriusss, denger dulu." Jungkook tarik hidung mancung Taehyung main-main. "Makasih karna kamu selalu ingetin aku buat bersyukur, makasih udah selalu denger keluh kesah aku, makasih udah mau ngurusin aku karna kata ibu juga aku manja banget—"

"Emang." Potong Taehyung lagi

"Ish!"

"Iya becandaa. Terus apa lagi?"

"Aku tau aku rese, bocah, apalagi kalo di tambah mood lagi rusak tuh berlipat-lipat banget rese nya. Gampang marah, cengeng, alay. Apalagi ya? Oh—aku insecure'an, aku juga selalu apa-apa nyalahin diri sendiri, aku—" lagi-lagi Taehyung motong dengan menempelkan telunjuknya di bibir Jungkook.

"Iya. Itu semua menurutmu, semua yang kamu sebut selalu kejelekanmu terus. Tanpa kamu tau, kalo kamu itu manis, lucu, cantik, gemesin dengan apa adanya kamu. Kamu punya cara tersendiri dengan semua itu." Jari-jari Taehyung mengelus pipi Jungkook dengan lembut.

"Tuh kan, tapi kamu selalu muji aku, kamu selalu marah kalo aku sering nyalahin diri sendiri dan kalo lagi insecure gitu. Makasih, i'm lucky to have you." Mata Jungkook berbinar, bahagia luar biasa ternyata dia seberuntung ini punya Taehyung di hidupnya.

"Aku jauh lebih beruntung punya kamu di hidupku, buntel." Ucapnya sedikit di jeda, "Makasih karna kamu udah sabar sama sifat kerasnya aku, ngadepin bandelnya aku, keras kepala aku, kerandoman aku, alaynya aku, jametnya aku—rasanya kamu udah melewati semua fase perubahanku dalam keadaan apapun itu. 5 tahun memang bukan waktu yang sebentar. Dan untuk itu, terima kasih atas waktunya, dan terima kasih juga karna sudah mau bertahan." Ucap Taehyung panjang lebar. Sorot matanya sangat amat tulus, senyum tampannya menandakan kebahagiaan yang kentara.

"I love you?"

"I love you more, Taehyung."

Keduanya kembali berpagutan satu sama lain. Kecupan lembut sering kali di layangkan, lumatan-lumatan halus membawa mereka ke dalam perasaan baru yang memabukkan.

Dan setelah itu, definisi indah menurut Kim Taehyung seketika berubah. Ketika perasaan bahagianya membuncah dengan keadaan bertelanjang di balik selimut dengan Jungkook yang ada di dekapannya, adalah sebuah ke-indahan tiada tara.





END.

Yeay, endingnya manis sekali.
Memang se-senang itu kalau punya pasangan yang mengerti satu sama lain. Entah itu jodohmu atau bukan, tapi anggap aja itu adalah simulasi pembelajaran untuk kehidupan yang lebih serius berikutnya.

Terima kasih sudah membaca!
Maaf kalo ada typo atau bahasa yang kurang pas/nyambung, etc-etc.
Tunggu ceritaku selanjutnya, ya!

Untuk ENTENDER sudah sampai sini,
Karena, ENTENDER = MEMAHAMI. Alias ini cerita tentang bagaimana memahami satu sama lain saja xixixi.



Sabtu, 31 Oktober 2020
Salam manis,

Kincigembul.

ENTENDER [VK]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang