The pain

3.3K 250 20
                                    

Sudah lama bagi Lisa untuk kembali kerumah sakit. Orang-orang berada di luar kamar mereka saat ini untuk menghirup udara dengan bebas. Salah satu dari mereka mendorong pasien di kursi roda untuk di bawa keluar sementara pasien lain masih dalam pengobatan.

Bagaimana mereka bisa bertahan dengan aroma obat? Maksudku bukan kah ini adalah hal yang menjengkelkan?. Mereka hanya berbaring di atas bangkar menunggu jam berganti untuk meminum obat mereka, seolah-olah mereka benar-benar bergantung pada obat-obatan saat ini.

Lisa tidak pernah mengerti mengapa semua cat rumah sakit selalu sama; putih pucat. Itu tidak menyenangkan untuk pergi kesana tetapi jika mereka tidak berusaha mendekorasi aku dapat yakin itu adalah depresi.

Koridor dengan pintu nomor bersejajar sepanjang mereka, aroma obat yang berbeda menghantamnya menuju ke hidung gadis itu. Itu psikologis namun aromanya membuat Lisa tidak nyaman berada di sini dengan waktu yang lebih lama.

Lisa merasa lelah dan letih. Perawat atau kerabat akan mengantarkan pasien mereka yang mengunakan kursi roda sepanjang jalan menuju konter nya dengan pandangan kosongnya, seolah-olah mereka benar-benar akan berakhir.

Beberapa dari perawatan melangkah dengan troli di tangan mereka untuk menyiapkan obat-obatan yang akan mereka minum sesuai jabwal yang di tentukan oleh dokter, disana Jungkook membawa Lisa menuju ke lift, mereka naik ke lantai atas.

Tiba di lantai yang sepi, tidak ada siapapun disana, keadaan sunyi selain langkah dari sepatu pantofel jungkook, pria itu masih berada di sana, dia menuntun Lisa ke suatu tempat dan gadis itu mulai merasakan kesulitan bernafas.

Seolah semuanya menjadi sumbu kecemasan Lisa yang dia pendam. Rasa benci dan kesedihan menjadi satu membuat Lisa tidak tahu harus melakukan apa karena pikirannya hanya tertuju pada adiknya. Dia selalu berdoa di setiap langkahnya.

Mereka melangkah ke sudut ruangan lain, tubuh Lisa melemas setelah mereka tiba sebelum Jungkook berhenti bersama Lisa, gadis itu terdiam, berdiri di hadapan kaca besar panel, dimana dia bisa melihat adiknya disana dan kembalinya ingatan kelamnya.

Disana Lisa berdiri di samping Jungkook, pria itu mencengkram erat pinggang Lisa, menahan gadis itu agar tidak pergi dari sisi nya dan mencoba kabur walau dia tahu jika Lisa tidak akan pernah bisa kabur karena kelemahan nya berada di hadapan nya sekarang.

Lisa menatap Haruto yang berbaring di bangkar, mengunakan alat bantu nafas dan wajahnya masih pucat, bibirnya sedikit kering dan mata itu masih terpenjam seperti sebulan yang lalu, adiknya sudah koma semenjak kejadian itu, Lisa tidak bisa melakukan apa apa.

Gadis itu menghela nafas gugup dan terputus putus, dia menatap ke Jungkook yang menatapnya membuat pria itu nenganguk. "Five minutes" ujarnya tegas membuat gadis itu segera berlari membuka pintu putih itu di susul oleh Jungkook dari belakang.

Tangisan dan isakan terdengar saat bagaimana Lisa mengengam tangan Haruto yang lemas di sana, jari jari Lisa membelai tangan adiknya dengan lembut, menatap Haruto sambil menangis, dia mengatakan maaf berkali-kali, merasa putus asa.

Disana Jungkook menbelai bahu Lisa saat gadis itu masih duduk di pinggir bangkar dengan kedua siku tangan nya menyentuh kasur dan tangan nya yang sentiasa mengengam tangan Haruto.

"Dia baik-baik saja baby" Jungkook masih mengusap bahu Lisa, mencoba agar gadisnya baik baik saja, dia tidak ingin Lisa merasa lebih buruk.

Pleasure Of The PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang