Chapter 1;Goresan tinta

10 2 1
                                    

Hitam pekat langit mulai menampakkan diri dengan menutupi seluet jingga kemerahan senja yang indah. Sang surya pun tenggelam begitu saja tanpa pamit dan aba-aba, hanya meninggalkan sebuah teka-teki yang harus dipecahkan seorang pemuda akan rasa.

"oyyy Van, lu nggak balik?" jeritan dari pojok lapangan membuyarkan lamunan seorang pemuda yang kini tengah diterror rasa bersalah kepada gadis dari kelas sebelah.

"Bentar napa sih. Ganggu ae lu" sontak jawab sang empu nya yang merasa kesal.

"Ya maka nya jangan ngelamun terus. Disamber si mbak kunti ntar" diselingi tawa seorang Ananta yang merasa lucu akan candaannya yang sebenarnya garing menurut Devan.

"Udah yuk pulang. Mau hujan nihh. Ntar kalo gua kehujanan, terus sakit. Yang jagain mbak pacar siapa dong" ajak Ananta masih dengan candaan cringe nya.

"Lu duluan aja. Gua masih mo disini bentar"

"Bener lu? Yodah gua balik dulu bro" jawab Ananta sambil berbalik meninggalkan si netra coklat.

"Syaaa, Livv nggantin yukk" Suara seorang gadis menggema diseluruh kelas XI IPA-1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Syaaa, Livv nggantin yukk" Suara seorang gadis menggema diseluruh kelas XI IPA-1. Yaa siapa lagi kalau bukan Celsea, si gadis rambut se punggung yang memakai jepit pita merah setiap waktu. Gadis ceria yang kerjaannya cuma ketawa.

"Bisa dikecilin nggak sih tu volumenya" Sasya buka suara.

"Suara kek toa lapangan gitu. Malah kempar kempor dikelas. Kacian dehh kuping gua yang suci ini" kini Olivia yang ikut nimbrung menghujat Celsea yang sebenarnya hanya bercanda.

Dan liat saja. Celsea hanya nyengir menunjukkan giginya pada teman-teman nya itu. Merasa tak bersalah, Celsea menyeret kedua temannya itu untuk ikut kekantin seperti tujuan awalnya.

"Bentar ihhhh. Aku mo belajar dulu. Nanti kan mau ulangan Fisika. Emang kalian nggak belajar apa?" Ya, dari tadi Sasya sedang belajar untuk ulangan nanti. Tapi malah diganggu dengan kedatangan seorang pengacau waktu.

"dah ahh. Ntar aja,lagian cuma gampang kok. Ntar habis dari kantin kita belajar bareng. Udahh ayok ihh cepettt" tawar Celsea dengan segala cara agar Sasya mau ikut.

Berbeda dengan Olivia. Teman nya yang satu itu selalu ngikut aja. Karna mau gimana pun Celsea masih sebangku dengan Olivia. Berbeda dengan Sasya yang sebangku dengan Dita si Wakil ketua kelas. Pemegang rangking 3 di kelas. Walaupun begitu, Sasya masih di rangking 2. Sedangkan Celsea dirangking 4. Sedangkan Olivia menempati 10 besar. Pintar kan.

Walaupun termasuk dalam kawanan gadis bar-bar, Celsea masih punya akal sehat. Tak seperti teman lainnya yang alay hanya karna putus cinta lalu menyayat tangannya sendiri, 'mau mati ya' katanya. Yah memang sih. Kadang kala orang menjadi gila saat sedang putus cinta. Berbeda dengan Celsea dan para sahabatnya yang terkesan B-aja dengan percintaan. Tapi menjadi gila kalau pasal cogan.

"Ya udah deh ayok. Tapi cepet yaa. Ntar langsung balik ke kelas. Makan di kelas ajaa" pasrah Sasya yang mengalah karna tak mau memperpanjang masalah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sendu BerceritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang