Part 3

101 5 1
                                    

Sekarang hanya tersisa Raina dan pemikirannya.

Di dalam kamarnya yang tidak terlalu besar dia merenungi keputusannya.

Benarkah keputusannya? Setiap perkataan Arka benar benar mengganggunya.

Raina mengambil hp nya dan menelpon seseorang.

"halo ka..."

"iya rai, ada apa? "

"gimana kalo aku berubah pikiran?"

Arka tak menjawab dan hanya tertawa

"kok ka arka malah ketawa?"

"Rai. ini ga seperti anak sd pacaran. Kalo kamu emang berubah pikiran berdasarkan rasa kasihan. Itu cukup lucu Rai"

Raina terdiam akan perkataan Arka

"Rai, kaka ga pernah minta kamu untuk kasihani kaka kok. kaka aja ga pernah berjuang untuk kamu ngapain juga kamu ngasianin kaka?"

"maaf ka" ucap Raina dan langsung menutup sambungan telpon

...........

Sudah 3 jam Arka berada di rooftop rumahnya. menghabiskan hampir 2 bungkus rokok.

Kalo aja sahabatnya tidak bercerita tentang keberadaan Raina. Mungkin ini semua tidak akan terjadi

apakah Arka menyesal?

Tidak.

dia hanya merasa ini bukan situasi yang ia inginkan.

............

Arka yang sedang bermimpi indah harus terbangun karena wajahnya terguyur air hujan.

"sialan, ketiduran disini lagi gua" gumam Arka sambil berlari turun

Arka mencuci wajahnya di wastafel dan memandangi bayangan wajahnya dan tertawa

"padahal ada banyak perempuan yang mungkin mau sama gw, tapi kenapa cuman dia yang ada di otak gw bertahun tahun sih" gumam Arka

Arka menjatuhkan dirinya ke lantai kamar mandinya

"ternyata yang namanya ngelupain itu seperti tidak masuk diakal"

..............

Sudah 1 bulan berlalu semenjak pertemuan mereka.

hari yang melelahkan untuk seorang Arka. hingga jam menunjukkan pukul 19.00 pun dia masih harus bertemu dengan teman yang akan membantu bisnisnya.

sudah 15 menit Arka menunggu pria bernama Romi tersebut.

Arka yang sedang melamun secara tidak sengaja melihat wanita yang satu bulan ini sedang ia lupakan.

*drrtt

ada notifikasi whatsapp dari Romi

Ar, sorry gw ga jadi dateng. gw ada masalah. kayaknya gw juga gajadi deh bantu lu buka cabang baru resto lu. maaf banget nih

Arka sedikit sebal membacanya. tapi dia bukan orang yang suka memaksakan.

yauda, chill aja rom. semoga cepet kelar ye masalahnya.

Iya ar, thanks ya

A

rka hanya membaca pesan tersebut dan tidak berniat membalasnya.

Arka membakar rokok terakhir yang ada di dalam bungkus rokoknya. dan kembali fokus Arka teralihkan oleh Raina yang duduk cukup jauh darinya.

Arka berniat menemuinya tapi ia sudah bertekat untuk melupakan Raina... tapi... tapi... terlalu banyak tapi di otak Arka membuatnya cukup gelisah.

tapi tak lama kemudian seorang laki laki menghampiri Raina.

Arka berpikir itu pasti tamunya Raina

Arka sudah tidak peduli dan dia memutuskan untuk pulang.

..............

diperjalanan pulang pikiran Arka berkecamuk, entah mengapa perasaannya sangat tidak enak malam itu dan terus menerus memikirkan Raina.

dia semakin gelisah dan memutuskan untuk menelpon Raina.

1 kali

2 kali

3 kali

4 kali

tidak ada yang dijawab lalu dia menelpon untuk yang kelima kalinya. tapi nomernya sudah tidak aktif.

perasaan tidak enak makin memeluk Arka. dia menepikan mobilnya dan menghubungi seseorang.

lacak nomer yang gw kirim di whatsapp

wait a second...
done.

t

hanks

Arka segera menuju lokasi yabg diberikan oleh temannya. Lokasinya ada di hotel berbintang di dekat kafe tempat ia bertemu dengan Raina tadi

...............

Raina sudah pasrah saat tangannya diikat dan sebuah pistol yang ia tidak tau jenisnya sudah menempel di kepalanya.

"bener dugaan gw. lo bukan pecun murahan" ucap salah seorang pria

Pria lainnya sedang berusaha melucuti pakaian yang Raina gunakan.

saat ini Raina sedang berada di kamar hotel bersama 2 orang yang  ingin menyewa hasa Raina. tapi kedua tamunya itu lebih tertarik dengan isi tas Raina daripada tubuhnya.

Akhirnya pria tersebut berhasil melucuti pakaian Raina dia meletakkan senjatanya dan langsung meniduri tubuh polos Raina. Raina hanya bisa menangis tanpa bisa melakukan apa apa

temannya yang tadi mengumpulkan barang berharga yang ada di dalam tas Raina pun ikut bergabung untuk memprrkosa Raina.

"Main cepet aja. abis itu bunuh" kata salah satu dari mereka

Raina panik dan langsung memberontak. dia tidak ingin mati malam ini.

Dia menyesali keputusannya menolak tawaran dari Arka. Raina hanya dapat  memejamkan matanya dan berharap Arka datang dengan mendobrak pintu lalu menolongnya. tapi ia sadar kalau itu tidak akan terjadi.

Raina pasrah jika ia akan mati malam ini.

The PandoraWhere stories live. Discover now