🌷COLLINS - Prolog

30 15 4
                                    

Play List : Blank Space - Taylor Swift

Bonne lecture 🧡

Ameera Collins, Gadis Rusia berusia 20 tahun, ia berprofesi sebagai model di Perusahaan Ayahnya.

Jika dilihat dari luar ia adalah seorang gadis yang bebas, yang bisa melakukan semua yang ia sukai.
tapi tidak! ia adalah gadis yang tertekan dengan perintah Ayahnya.

Impiannya adalah menjadi seorang pembalap di MotoGp tapi Ayahnya menolak dan beranggapan bahwa impian Putrinya adalah hal bodoh, karena impian Putri nya itu akan membawa nya kepada kematian.

Berulang kali Ameera menjelaskan pada Ayah nya tapi tetap saja Ayahnya beranggapan balapan adalah hal bodoh, karena mengundang maut di usia muda.

New York, Amerika Serikat.

"Ameera, hari ini ada pemotretan...kau bersiap-siaplah, " ujar Taran

Taran Wolyna, adalah sahabat sekaligus Asisten Ameera.

"Iya, aku akan mandi" jawab Ameera, yang beranjak dari kasur dan menuju kamar mandi dengan malas.

Setelah Ameera siap, ia langsung turun ke bawah.

"Ameera, sarapan dulu ayo,"

Kate Collins, adalah Ibu Ameera, Ibu nya Blasteran Rusia-Indonesia.

Ameera melewati Ibunya dan menggeleng, ia marah dengan Ibunya karena selalu diam saja ketika Ayahnya memarahinya.

"Ameera, sarapan dulu. Jika kau tidak sarapan dari mana kau akan dapat tenaga," bujuk Kate

Ameera menghentikan langkahnya dan menghadap Kate, "amarah Ayah sudah membuatku kenyang, jadi aku tidak butuh sarapan" ujar Ameera, lalu ia pergi meninggalkan Ibu nya.

Kate menatap kepergian Putrinya, "aku memang Ibu yang buruk" gumam nya

Ameera sudah sampai di lokasi pemotretan, ia terlihat sangat cantik dan cocok untuk menjadi model karena wajah cantik nya yang seperti boneka.

"Kerja bagus Ameera, kau memang model berbakat" puji Mr. Nick.

Mr. Nick adalah seorang produser Ameera.

Ameera hanya tersenyum tipis saja, ia harus menunjukkan yang terbaik karena jika tidak Ayahnya akan memarahi nya.

Pemotretan berjalan dengan lancar, ia kembali ke ruang rias.

Ia mengipasi wajah nya dengan tangan, "minggir, huft hari ini sangat panas" keluh nya

"Benarkah? Apakah hatimu juga panas?"

Ameera melirik Taran, "kau tahu itu"

"Lagi? Kenapa kau tidak menurut dan Terima saja keadaanmu yang sekarang", kata Taran santai

Ameera menggeleng dan memutar bola matanya dengan malas, "apa kau tahu bagaimana rasanya, ketika kau harus melakukan hal yang tidak kau sukai dan mengubur impianmu?",

"Ayolah, mungkin itu sakit tapi percuma jika kau terus mengeluh seperti ini tidak ada yang akan berubah Ameera,"

Ameera menutup matanya dan merasakan rasa sakit di hatinya, "benar, kau tidak mengerti" kilah Ameera

"Kau tahu, aku selalu mengerti kau tapi kau yang tidak mengerti Ameera" jelas Taran sedikit menekan.

"Kalian yang tidak mengerti, apakah sebegitu takutnya kalian akan kematian?" sela Ameera dengan lembut dan heran.

"Ameera, semua orang tidak ingin meninggal muda. Termasuk Ayah mu yang tidak ingin kau celaka Ameera, dan aku juga",

"Kematian berada di tangan-Nya, bukan di dalam perkiraan mu. Kau mengerti itu", tegas Ameera

"Benarkah? Kalau begitu silahkan kau coba membalap, kita lihat apa kau akan celaka atau tidak",

Ameera menatap Taran tak percaya, "Kali ini aku kecewa pada mu, kau juga sama seperti mereka. Kalian begitu awam tentang ini, dan perkataan kalian selalu menyakitiku" ucap Ameera menekan, kemudian ia pergi meninggalkan Taran.

Ameera masuk ke dalam mobilnya, dan melaju meninggalkan Perusahaan Ayahnya.

Taran melihat Ameera yang meninggalkannya dengan mobil, "itu lah kau! tidak mengerti dan sangat keras kepala!!!" teriak nya

Ameera pergi menuju Cafe, ia duduk sendirian dan menikmati lingkungan sekitar.

Ia menundukkan kepalanya, "kalian tidak mengerti" gumam Ameera sendiri.

Ameera menaruh kepalanya di atas meja dan menutupi wajahnya, "Kenapa kalian begitu mengekang diriku?"

Tiba-tiba ponselnya berdering, Ayah nya menelpon. Dengan malas Ameera mengangkat telepon nya.

"Iya Ayah?"

"Kau di mana?"

"Aku di Cafe"

"Apa kau tidak bekerja?"

"Aku sudah bekerja, hari ini hanya ada satu pemotretan saja"

"Oh begitu, ya sudah. Kau pulang lah jangan berlama-lama di luar"

"Iya"

Ameera mematikan telepon nya, "Ck, sampai kapan aku selalu merasa begini?",

"Aku sangat ingin melawan mereka, tapi aku tidak mempunyai keberanian untuk melawannya,"

"5 tahun ini sudah berlalu, aku masih setia bersama rasa sakit ini. God, kapan ini berlalu? Bahkan sekarang aku tidak punya tenaga untuk menangis. Perasaan macam apa ini?" keluh Ameera.

Ia pun meninggalkan Cafe, dan membuka pintu mobil dengan malas, Ia bergegas pulang ke Mansion nya.

Sepanjang jalan Ameera terus bertanya dan mengeluh sendiri.

"Ku harap suatu saat Engkau mengirim seseorang yang membuat ku berani untuk melewati semua batasan untuk nya", kata Ameera dengan melihat ke langit sekilas

"Ku harap suatu saat Engkau mengirim seseorang yang membuat ku berani untuk melewati semua batasan untuk nya", kata Ameera dengan melihat ke langit sekilas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________________📖________________

Bissmillah 🤲 semoga aku rajin menulis😃

Semoga kalian suka sama cerita baru ku❤

1. Give Me Vote & Comment.
2. Cerita Ini Murni Image(Pemikiran)Saya!.
3. DON'T COPY🚫🚫

COLLINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang