wooden house

331 10 2
                                    

Ibuku meninggal saat aku berusia tiga atau lebih tepatnya empat kurang satu bulan, dan itu terjadi disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ibuku meninggal saat aku berusia tiga atau lebih tepatnya empat kurang satu bulan, dan itu terjadi disini. Masih sangat ingat dengan jelas saat aku mengikutinya ke tebing itu, kakiku tidak memakai alas, baju tidur sutera ku melekat menerobos ke dalam semak semak kegelapan malam, tidak ada orang bersamaku karena entah apa yang ada di dalam diriku pada usia itu? apa aku kerasukan? Aku juga tidak tahu, semua ku tulis disini. Ya Aku menulis semua itu dalam novel yang telah terbit berpuluh - puluh copy. Aku merasa tulisanku biasa saja namun apa arti ini semua saat kau sama saja menguak masa lalu sebuah luka, di ceritakan seorang anak remaja bergaun putih yang mengikuti seorang pria berjubah hitam dan di sepanjang jalan ia menemukan semua mayat tanpa identitas dan akan menguak siapa pembunuhnya. Dan mayat pertama yang telah ia temukan adalah ibunya. Di usia empat tidak ada orang yang mempercayaimu karena kamu masih kecil, kata orang - orang tidak bisa di percaya memang benar itu semua namun mengapa aku berdiam dari semua kejadian itu? karena satu hal, aku menjadi senang karena ibuku mati.

Bulan malam ini sangat terang, senang sekali melihatnya , itu membuat ku terlena. Semua keluarga telah tertidur dan aku datang ke tebing ini karena ingin melihat bulan, saat aku melihatnya aku merasakan puas dan tidak menyangkan akan sesenang ini. Duduk di tempat ibuku mati.

Rumah di dalam hutan itu milik keluarga ku, setelah ibuku mati ayahku menikah lagi, dan aku mendapatkan ibu baru yaitu asisten ayah yang bekerja di perusahaan kami, dia baik, Dan aku tidak tahu dalam dirinya seperti apa, meski dia perhatian dan sangat sabar merawat ku, aku masih memanggilnya ahjuma.

Aku merasakan bahwa ini hari terakhir ku, dugaan ku ternyata benar, akhirnya dia datang, itu pasti orang yang juga telah membunuh ibuku.

"Kamu mau membunuhku?" Kata ku dengan sedikit senyum, aku melihat semua badannya yang tertutup pakaian hitam. Fikir ku aku tak boleh mati konyol macam ibuku, aku melihat sekeliling kanan kiri ku, semua tebing. Iya kita saling bertatapan dengan orang yang tidak kenal aku siapa, ada banyak hal yang ingin ku tanyakan alasan sebenarnya kenapa dia membunuh ibuku tapi aku masih ingin hidup, tiba lah saat nya bagiku untuk mati, tapi aku tidak ingin mati olehnya.

Saat dia melangkah dari tempatnya dia berdiri aku mundur, dan saat dia dengan cepat ingin menusuk ku dengan pisau yang ia bawa aku melompat tebing yang lebih rendah di sekeliling itu,

Brukkk

Aku loncat ke dalam tepian tebing bertinggi 4 meter dan aku baik baik saja, aku mendongak ke atas dan dia melihatku. Aku berlari mengetahui dia memutar arah ke tepian untuk mengejarku, sekuat tenaga aku berlari melalui celah celah dinding tebing ini. Menembus semua yang ada di hadapanku dan pada akhirnya aku pasti mati, aku salah mengambil pijakan dan aku terjun bebas ke dasar jurang di hutan yang tidak pernah di jamaah oleh halayak ramai.

Semua hitam , tubuh ku terbentur beberapa kali menembus semak - semak serta bebatuan yang terjal. Setelah tertahan oleh itu semua tubuh ku terhenti. Aku pusing dan langit malam tepat di atas mataku hanya biru dengan sedikit bintang yang menghias. Aku tersenyum tipis. Kenapa dia mau membunuhku? Akhirnya Aku pun tidak sadarkan diri dan pingsan di tempat itu.

Wooden HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang