00-

4 1 0
                                    

•••

"Ketahuilah, aku hidup hanya untuk diriku sendiri!"

_________

Pendiam, misterius, dingin dan tidak memiliki rasa empati apa lagi sakit hati. Tidak satupun dari mereka ada yang mengenali diriku melebihi dari apa yang aku tunjukkan. Tidak ada selain  diriku sendiri.

Tapi, kalian menghancurkan segalanya. Mereka datang megubahnya, mengubah jalurku, membuatku kehilangan sisi lainku, membuatku lupa akan hal yang sudah ku tentukan. Aku keluar jalur, bagian diriku membenci mereka tapi sebagiannya memiliki hati yang teramat lembut dari apapun. Satu hal yang salah dalam hidupku, aku memiliki segalanya.

"Apa yang harus gue lakukan?– Membunuhnya?"

"Tidak, terima saja mereka,"

"Tapi jalur hidupku, hancur karena mereka,"

"BERHENTI BERHALUSINASI,"

"Ku, mohon ...,"

"Perigi!"

"Lo, bakalan menderita selamanya."

"Aaaaarrrrrhhhhhhhkkkkkkkk ..."

_______





Sinar matahari menusuk menerobos masuk melalui jendela, membuat seorang gadis menggeliat terbangun dari tidurnya. Dia beringsut duduk menghela napas panjang menatap sesaat keluar jendela membiarkan matanya tersorot sinar matahari pagi.

"Gak ada yang aneh,"gumamnya beranjak memakai sendal rumahan dan masuk ke dalam kamar mandi.

Dia menatap pantulan dirinya di cermin. Mata sembab dan wajahnya yang selalu pucat pasi, bibir yang tidak terlalu merah alis tipis.

"Kapan terakhir kali gue makan?"ujarnya lalu membasuh wajah serta menggosok gigi akhirnya keluar.

Dia menukar pakainya dengan seragam dan di tambah Hoodie hitam sebagai luaran, rambut yang di ikat, dan sedikit polesan krim di pipinya menjaga kulit agar tetap lembab.
Setelah itu dia bergegas memakai sepatu dan melenggang pergi setelah menutup pintu kamarnya.

Jakarta begitu sibuk sekarang, semakin banyak kendaraan yang berlalu-lalang mengeluarkan asap yang membuat udara semakin kotor jalan yang mulai macet dan matahari Yang semakin panas menyorot.

di sana, seorang gadis berbadan tinggi ramping tengah berdiri menunggu gerbang sekolah di bukakan oleh penjaganya, setelahnya dia masuk berjalan santai menuju kelas yang sudah hampir seumur hidupnya bersekolah, tidak pernah singgah di kelas manapun selain kelas paling belakang dan terbilang kelasnya anak-anak nakal.

dia mendudukkan bokongnya di meja dekat jendela di bagian tengah. Meskipun di sana tempat paling tenang untuk belajar tetap saja selalu ada pengganggu. Menjadikan tas sebagai bantal dan terlelap begitu saja.

Namanya Edrea Leta Leteshia, seorang siswi dari kelas dua belas IPA 3 siswi yang terkenal pemalas, sedikit nakal tapi pintar. Para guru tidak meragukan kemampuannya itu, namun saat kepintarannya terekspos hingga terdengar di telinga kepala sekolah, tiba-tiba saja dirinya berubah seratus delapan puluh derajat. Dia menjadi seseorang yang membenci belajar dan memilih untuk menurunkan nilanya lagi, dengan begitu dia tidak akan selalu di tunjuk guru untuk hal apapun hingga akhirnya dia benar-benar di pandang bodoh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Hidden Genius Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang