Kisah Wafatnya Fatimah Az Zahra di Bulan Ramadhan, Penghulu Wanita Sepanjang Zaman
Siapa yang tidak mengenal Fatimah Az Zahra, putri Rasulullah yang begitu cerdas dan bijak? Wanita yang begitu tangguh ini adalah putri kesayangan Rasulullah saw.
Nabi ﷺ bersabda,
أَفْضَلُ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ: خَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ وَفَاطِمَةُ بِنْتُ مُحَمَّدٍ وَمَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ وَآسِيَةُ بِنْتُ مُزَاحِمٍ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ
“Wanita-wanita terbaik di surga yaitu; Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Maryam bintu Imran, dan Asiyah binti Muzahim istri Firaun.” (HR. Ibnu Abdil Bar, al-Isti’ab 2/113).
Marilah simak selengkapnya kisah wafatnya Fatimah Az zahra di bulan ramadhan yang menjadi bagian dari cerita dalam sejarah Islam.
Fatimah, Wanita Hebat dalam Islam
Fatimah Az Zahra adalah putri terakhir dari pernikahan Rasulullah dengan Khadijah binti Khuwailid. Ia lahir 5 tahun sebelum Rasul mendapatkan kenabiannya. Sejak kecil, Fatimah telah menunjukkan keberaniannya.
Di masa awal kenabiannya, Rasul pernah beribadah di depan Ka'bah. Dan ketika ia melakukan sujud, beberapa orang Quraisy menumpahkan kotoran unta di atas punggungnya. Mereka tertawa terbahak-bahak. Melihat ayahnya diperlakukan seperti itu, Fatimah kecil langsung berlari menuju sang ayah dan menghardik orang-orang Quraisy tersebut.
Mereka pun membubarkan diri karena malu. Fatimah menangis melihat ayahnya, namun Rasul menenangkan dirinya dan mengatakan bahwa ia akan selalu dilindungi oleh Allah SWT.
Aisyah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Ketika aku dalam perjalanan ke langit, aku dimasukkan ke surga, lalu berhenti di sebuah pohon dari pohon-pohon surga. Aku melihat yang lebih indah dari pohon yang satu itu, daunnya paling putih, buahnya paling harum. Kemudian, aku mendapatkan buahnya, lalu aku makan. buah itu menjadi nuthfah di sulbi-ku. Setelah aku sampai di bumi, aku berhubungan dengan Khadijah, kemudian ia mengandung Fatimah. Setelah itu, setiap aku rindu aroma surga, aku menciumi Fatimah”. (Tafsir Ad-Durrul Mantsur tentang surat Al-Isra: 1; Mustadrak Ash-Shahihayn 3: 156).
Meskipun Fatimah adalah sosok wanita yang bertubuh lemah dan rentan, namun tidak menyurutkan semangatnya dalam berjihad. Ia merupakan seorang mujahidin yang membantu merawat luka para pejuang di medan perang. Bahkan ketika Rasulullah terluka, ia membakar sobekan tikar dan membungkusnya pada luka sang ayah hingga darahnya tidak lagi keluar.
Kisah Cinta Fatimah
Fatimah adalah anak kesayangan Rasul hingga Rasul pun tidak sembarangan memilih jodoh untuk putrinya. Meskipun Umar dan Abu Bakar berusaha meminangnya, namun Rasul masih menunggu keputusan Allah untuk jodoh Fatimah.
Lalu muncullah Ali bin Abi Thalib yang berniat meminang Fatimah namun tidak memiliki apa-apa. Imam Abu Dawud dan an-Nasa'i meriwayatkan dari Ibnu Abbas berkata, ketika Ali menikah dengan Fatimah, Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda kepadanya,
“Berikanlah sesuatu kepadanya.” –Maksud beliau sebagai mahar pernikahan.Ali menjawab, “Aku tidak punya apa-apa.” Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam bertanya, “Lalu di mana baju perang huthamiyah milikmu.” (Hadits ini dishahihkan oleh al-Hakim).
Pernikahan keduanya dilangsungkan dengan mahar 400 dirham yang didapatkan Ali dari hasil penjualan baju perangnya. Pernikahan yang begitu sederhana ini membuat banyak orang gembira. Kehidupan pernikahan Fatimah dan Ali pun begitu damai dan sederhana. Fatimah dan Ali menjadi keluarga teladan di lingkungannya.
Dari Ali bin Abu Thalib bahwa Fatimah mengadukan beratnya penggilingan kepada Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam yang meninggalkan bekas padanya, pada saat itu Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam sedang mendapatkan tawanan perang. Fatimah pergi kepada Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam tetapi dia tidak bertemu dengan beliau, dia bertemu Aisyah.
Fatimah mengatakan hajatnya kepada Aisyah, ketika Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam pulang Aisyah mengabarkan kedatangan Fatimah kepada beliau. Ali berkata, ‘Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam datang kepada kami sementara kami sedang bersiap-siap untuk tidur, aku hendak berdiri, tetapi beliau bersabda, “Tetaplah kalian berdua di tempat.”
Lalu beliau duduk di antara kami, sampai aku merasakan dinginnya kedua kaki beliau di dadaku, beliau bersabda, “Maukah kalian berdua aku ajari apa yang lebih baik dari apa yang kalian berdua minta kepadaku, jika kalian berdua hendak tidur, bertakbirlah sebanyak tiga puluh empat kali, bertasbihlah sebanyak tiga puluh tiga kali dan bertahmidlah sebanyak tiga puluh tiga kali, ia lebih baik bagi kalian berdua daripada pembantu.”
Dari pernikahannya ini, Fatimah mendapatkan 4 orang anak yakni Hasan, Husein, Zainab, dan Ummi Kulsum.
Kematian Fatimah di Bulan Ramadhan
Kematian Fatimah adalah sebuah misteri. Pasalnya tidak ada riwayat yang pasti mengenai penyebab dari meninggalnya Fatimah serta letak pusaranya. Namun sejak kematian Rasul, Fatimah adalah orang yang paling terpukul. Ia tidak lagi makan, minum, bahkan tertawa.
Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan,
“Enam bulan setelah beliau wafat, putri beliau Fatimah radhiallahu ‘anha wafat. Menyusul ibunya (Khadijah) dan ayahnya (Rasulullah). Rasulullah ﷺ mengabarkan pada Fatimah, ia adalah orang pertama dari keluarganya yang akan menyusulnya. Beliau berkata kepada Fatimah, ‘Tidakkah engkau ridha, menjadi penghulu wanita di surga?’ Ia adalah putri bungsu Nabi. Ini adalah pendapat yang masyhur. Tidak ada lagi anak Rasulullah yang masih hidup kecuali dia. Karena itu, Allah besarkan pahala untuknya. Dialah (satu-satunya anak Nabi yang merasakan kehilangan Rasulullah.” (Ibnu Katsir, al-Bidayah wa an-Nihayah, 6/365).
Tepat pada tanggal 3 Ramadhan 11 Hijriah, Fatimah menghembuskan nafas terakhirnya. Dalam Irshad: Wisdom of a Sufi Master (1988), setelah mandi, Fatimah mengenakan pakaian yang bagus lalu pergi tidur. Ia berbaring di sebelah sang suami dan berpesan bahwa kematiannya sudah dekat dan tidak ingin dimakamkan dengan upacara pemakaman. Ali hanya bisa menangis mendengar istrinya mengatakan hal tersebut. Namun waktu shalat sudah tiba, Ali pun bergegas pergi ke masjid.
Pada saat Ali berada di masjid itulah Fatimah meninggal, kedua anaknya Hasan dan Husein segera bergegas menyusul sang ayah. Ali pun kembali dengan penuh duka. Ia kemudian memakamkan Fatimah sesuai dengan permintaan terakhir sang istri. Tidak ada pelayat atau kerabat dekat dalam pemakaman tersebut.
Fatimah memang merupakan sosok teladan muslimah yang begitu mulia. Dalam hadis riwayat Bukhari dalam Shahih Bukhari Kitab Bad’ul Khalq bab Manaqib Qarabah,
Rasulullah bersabda, “Fatimah adalah bahagian dariku, barang siapa yang membuatnya marah, membuatku marah!”
Dalam hadis Sahih Bukhari jilid VIII, Sahih Muslim jilid VII, Sunan Ibnu Majah jilid I halaman 518 , Musnad Ahmad bin Hanbal jilid VI halaman 282, Mustadrak Al Hakim jilid III halaman 156, Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,
“Wahai Fatimah, tidakkah anda puas menjadi sayyidah dari wanita sedunia (atau) menjadi wanita tertinggi dari semua wanita dari umat ini atau wanita mukmin.”
.Di balik kisah wafatnya Fatimah Az zahra di bulan ramadhan ini semoga kita semua bisa meneladani Fatimah dan segala kebaikannya. Aamiin.