You are my sunshine, my only sunshine
You make me happy when skies are gray
You'll never know dear, how much I love you
Please don't take my sunshine awayAlunan suara Gun yang dulu terekam diantara bunyi mesin ventilator dan rongrongan nyaring code blue terdengar dari alarm berbentuk gajah tepat memenuhi ruang dengan dekorasi jungle tersebut, boneka jerapah setinggi satu meter tergeletak tak berdaya seraya lelah dipanjat dan dijadikan tunggangan oleh Chimon yang kini masih berpiyama alligator dan tengah menggeliat pelan. Suara alarm ini memiliki sukses 99.99% untuk membangunkan anak berumur tujuh tahun tersebut. Chimon masih merasa enggan untuk melepas utopia indah dimana ia menjadi penjelajah dunia yang dapat memahami segala jenis bahasa hewan dan tumbuhan bahkan ketika Sang Arunika sudah menyapa dibalik tirai yang tersibak sejak tadi.
"Chimon. Ayo bangun." Panggilan Off hanya terbalas dengan erangan pelan dari alligator kecil tersebut.
"Chimon, ayo. Papa bilang apa semalam, kamu kemalaman mainnya dan lihat ini Tuan Jiji terjatuh. Papa rasa Tuan Jiji butuh bantuan Sang Penjelajah untuk menyelamatkannya." Off mengguncang lembut bahu anak semata wayangnya itu, menghujani pucuk kepala hingga pipi gemasnya dengan ciuman dan Chimon menyerah.
"Papa, sakit, geli." Off tertawa, ia sengaja tidak bercukur terlebih dahulu karena tahu anaknya tidak suka dengan kumis halusnya tersebut. "Ayo bangun, ayah sudah hampir selesai masak sarapan untuk kita."
Chimon bangun dari tidurnya dan duduk terdiam terpaku di atas ranjang dengan seprai bercorak hutan dengan monyet-monyet bergelantungan, "Papa." Ujarnya lirih. Seperti seorang legilimens Off memberikan pelukan hangat, mengusap kepalanya serta mengucapkan mantra "Chimon Wachirawit Adulkittiporn, anak Papa yang bersinar indah seperti berlian semoga kamu tumbuh bijaksana dan cemerlang seperti nama yang Ayah dan Papa berikan."
Chimon tersenyum sumringah, ia bahagia. Segera ia memakai topi rimba hijau lumutnya. "Penjelajah Chimon datang menyelamatkan Tuan Jiji," dengan semangat ia mendirikan jerapah yang menjadi saksi bisu tumbuh kembang anak tersebut.
-***-***-
Gun dapat mendengar suara bersemangat dari arah replika hutan kecil yang ia bangun bersama Off dulu, enam tahun lalu tepatnya. Ia tersenyum getir masih ada perih yang tersisa. Kepul asap beraroma rempah dan kaldu ayam menyelimuti rasa getir tersebut dan menguap dalam udara pagi bersama dengan peluk cium selamat pagi. "Aromanya enak, selamat pagi sayang." Gun tergelitik karena kumis tipis yang belum suaminya cukur tersebut.
"Geli Pii, jangan lupa dicukur nanti. Hari ini kamu ada rapat penting kan? Tadi Alice mampir buat kasih materi rapat sama ingetin kalau rapatnya kemungkinan mundur sampai jam 1 nanti." Gun berceloteh masih dalam rengkuhan orang terkasihnya, tangannya masih sibuk mengocok telur yang telah ia campurkan dengan daging cincang dan daun bawang.
"Telur dadar lagi?" dengan jahil Off kembali menggesekan kumis tipisnya ke pipi pasangannya yang kini sudah mulai terlihat jengah.
"Tidak ada poached egg di hari kerja Pii, kamu tidak akan mau memakannya kecuali itu sudah sesuai dengan standar Michelin Star dan lagi kamu sedang dikejar alligator kecil kita yang kurasa sedang mencuri coklat di kulkas." Off menggerutu pelan yang hanya ditimpali dengan alis berkerut tanda keseriusan Gun saat memasak.
Gun tidak menyangka dirinya kini akan terampil dalam mengolah berbagai jenis masakan yang rasanya tak akan kalah dengan ibu kantin tempat ia dan Off pertama kali bertemu karena berebut Khao Pad terakhir untuk makan siang saat kuliah. Gun masih ingat kue keras yang pertama kali ia buat untuk Off, telur dadar setengah gosong untuk kencan pertama mereka, dan Som Tam kelewat pedas yang tetap Off habiskan walau peluh terus membanjiri wajahnya. Tuhan, bagaimana ia tidak mencintai pria ini dengan sangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Hari Untuk Selamanya [OffGun]
FanfictionSatu Hari, Dua Puluh Empat Jam, 144.000 menit. Manusia kerap bertanya apa yang dapat terjadi dalam rentang waktu tersebut. Gun Atthaphan Phunsawat seorang Ayah Off Jumpol Adulkittiporn seorang Papa Chimon Wachirawit Adulkittiporn seorang Anak Melalu...