Jeje's Pov
Banyak orang bilang kalau jatuh cinta di masa sekolah itu hanyalah cinta monyet biasa, tapi aku gak setuju karena apa yang aku rasa saat ini benar-benar berbeda. Aku memang masih duduk di bangku kelas 3 SMA, tapi perasaan ini sudah aku simpan untuknya sejak 4 tahun lalu ketika kami masih memakai seragam putih biru.
Ini adalah kisahku, kisah di mana aku jatuh cinta pada sahabatku sendiri, seorang intovert yang mengubah cara pandangku, dan dia adalah perempuan pertama yang membuatku jatuh hati.
4 tahun lalu
"Je? Ngeliatin siapa sih lo? Ayo, buruan ke kantin," Ria menggandeng tanganku melewati kelas IX-2.
"Tau lo, daritadi tuh mata ngeliatin ke dalem kelas 9-2 terus, lo nyariin si Gilang?" Ulfa ikut menyahuti.
"Dih, apaan sih? Siapa juga yang nyariin Gilang?"
Ria menggodaku. "Yailah Jeee, belum move on lo yaaa?"
"Ihhh, gak ya, enak aja. Udah deh, buruan ke kantin."
"Salting tuh Fa si Jeje."
"Cieee, Jeje, cieeee."
Aku pun memutuskan untuk berjalan cepat meninggalkan mereka berdua.
Suasana kantin sudah sangat ramai, kami pun harus berpencar untuk mencari tempat duduk. Ketika aku melewati beberapa bangku panjang, mataku tertuju pada satu orang, ya dia adalah orang yang aku cari sejak tadi di kelas IX-2, dia adalah Yura, seseorang yang sudah mengalihkan pandanganku sejak dua minggu lalu.
Aku memerhatikannya dari jauh dan tiba-tiba Ria mendekat ke arahnya, mereka saling bertegur sapa, lalu Ria memanggilku dan Ulfa.
"Itu temennya si Ria?" batinku.
"Jeee, sini Jeee," panggilnya.
Aku pun menghampiri Ria dan kami bertiga duduk sebangku bersama Yura.
"Untung aja gue lihat ada lo Ra di sini, lo udah daritadi?" tanya Ria pada Yura.
"Udah 5 menitan Ri," sahut Yura malu-malu.
Ah, dia menggemaskan sekali.
"Eh iya, Ra, ini kenalin temen gue Ulfa, yang satunya lagi Jeje," Ria memperkenalkan kami.
Yura pun menatap Ulfa lalu menatapku, dia tersenyum.
"Hai," sapanya.
Aku membalas senyumannya dengan sedikit canggung. "Hai."
"Si Jeje ini mantannya Gilang Ra, temen sekelas lo. Tadi dia tuh ngeliatin ke dalem kelas lo mulu," Ria kembali mengejekku.
"Apa sih Ri, engga ya, enak ajaaa," sahutku.
Yura sedikit tersenyum. "Gilang mah dari pas bel bunyi langsung keluar kelas."
Kini giliran Ulfa yang menyahuti. "Tuh Je, dengerin."
"Apa sih Ul? Gak usah ikut-ikutan deh. Btw, kalian berdua dulu sekelas?" tanyaku pada Ria dan Yura.
"Iya dulu pas kelas VII kita sekelas. Tapi pisah pas kelas dua terus ketemu sama dua kunyuk kayak elu berdua."
"Yeee. Eh, Ri lo mau makan apaan?" tanya Ulfa.
"Gue mau bakso sih," jawab Ria.
"Eh sama, gue juga. Yaudah, pesen bareng yuk. Je, lo tunggu sini dulu, gantian pesen makannya," ucap Ulfa yang langsung begitu saja meninggalkanku berdua dengan Yura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Pertama (One Shot Story)
Short StoryCinta Pertama selalu memiliki tempatnya tersendiri. Walau puluhan tahun berlalu pun, yang pertama tetap akan menjadi awal bagi semuanya, terlepas apakah itu menyakitkan atau memberikan bahagia. Ini adalah kumpulan one shot story pertama saya. Semoga...