Adeeva Kirana Mahesti.Satu nama yang kini menjadi sosok paling berpengaruh di kehidupan seorang cowok bernama Devan Ananta Leoni. Kehilangan Alena di masa lalu membuatnya pernah mengalami depresi dan hampir bunuh diri.
Namun, semenjak bertemu dengan Adeeva. Dia merasa gadisnya hidup kembali. Aura yang dimiliki oleh Adeeva sangat kuat dan membuatnya merasa gadis itu adalah Alena.
Pertemuan mereka berawal ketika keduanya satu kelompok pengenalan mahasiswa baru atau yang sering kita ketahui sebagai masa ospek. Devan pernah berhenti kuliah satu tahun karena kesedihan yang berlarut-larut, umur dia dan Adeeva selisih dua tahun lebih tua tapi mereka tetap seangkatan karena Devan baru kuliah.
"Sayang, kamu janji jemput aku nggak?" Tanya Adeeva ketika menelepon Devan.
"Maaf sayang, kayaknya aku nggak bisa soalnya hari ini ada urusan sama Bima dan Caca," jawab Devan.
"Urusan apa?" Tanya Adeeva.
"Ada urusan penting pokoknya," jawab Devan tidak memberi tahu Adeeva detailnya.
"Lebih penting dari aku?" Tanya Adeeva.
"Bukan gitu, ini urusan yang sangat berharga makanya aku nggak bisa nganterin kamu."
"Kok gitu? Kan kamu udah janji kemarin mau jemput aku," balas Adeeva.
"Nanti aku suruh sopir aku anterin kamu ke kampus, oke?" Ucap Devan menebus rasa bersalahnya.
"Eumm, kayaknya nggak usah, aku suruh kakak aku aja," kata Adeeva.
"Tapi sayang-"
"Gapapa kok," ucap Adeeva.
"Oke deh."
Tidak ada kata-kata romantis di akhir kalimat membuat Adeeva menghela nafas kasar. Bahkan pacarnya tidak merasa menyesal, chat semalam juga hanya dibaca.
"Kayak gitu mulu," gumam Adeeva menatap nanar ponselnya.
Devan tidak pernah berperilaku seperti pacar pada umumnya. Bahkan hubungan mereka juga disembunyikan, entah apa alasannya sehingga Adeeva hanya mengikuti saja kemauan cowok itu.
Dan sekarang Adeeva harus meminta tolong sama kakaknya untuk mengantarnya ke kampus, Adeeva beranjak dari kamar dan penuh kehati-hatian dia mengetuk pintu kamar kakaknya.
"Woi berisik!" Teriak kakaknya.
"Kak, aku boleh minta tolong nggak?" Tanya Adeeva.
"Apaan? Ini masih pagi dan lo ganggu tidur gue, anj*ng!" Umpat kakaknya Adeeva.
Tidak perlu terkejut, hubungan keduanya memang tidak seharmonis itu. Adeeva menyayangi kakaknya tapi lelaki itu memperlakukan Adeeva tidak baik.
"Boleh anterin aku ke kampus?" Tanya Adeeva.
"Lo udah tau jawabannya dan lo berani minta diantar?" Tanya cowok itu menatap Adeeva tajam.
"Hanya sampai depan. Aku nggak nyuruh kakak anterin sampai gerbang," jawab Adeeva menundukkan kepalanya takut.
"Lo pengen identitas gue terbongkar, hah?!"
"Di sekitaran itu nggak banyak orang kak, aku juga nggak bakalan melanggar sama perjanjian kita, jadi kakak tenang aja nggak bakalan ada yang liat, aku beneran butuh tumpangan hari ini," ucap Adeeva mengemis.
"Ogah! Banyak angkutan umum. Naik itu aja, jangan nyusahin gue!"
"Kak, aku nggak punya uang buat naik angkutan umum, semua uang aku semalam kakak ambil," lirih Adeeva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lilin 2
Teen FictionSemua orang pasti akan mengalami kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya, saat waktu itu tiba, semua manusia akan merasa hancur dan menyalahkan takdir atau dirinya sendiri. Begitu yang dirasakan oleh Devan, dia kehilangan cintanya, du...