.
"ahhh" lenguhannya terdengar begitu nyaring, renjun ambruk di pelukan Lee Jeno. diusapnya peluh di dahinya, kakinya lemas di lumpuhkan kenikmatan.
dielusnya punggung terbuka itu lembut, "lelah?" tanyanya lembut, berlawanan dengan permainannya barusan.
lantas kembali lagi di kecup bibir ranum cherry itu, melumatnya pelan mengikuti ritme yang ada, semakin dalam semakin menuntut dan kenikmatan itu semakin menjadi kala sesuatu di dalam milik renjun kembali menegang, membuat si mpunya menggerakkannya kembali dengan tempo pelan, begitu pelan.
renjun berani bersumpah tidak ada yang bisa bermain sehebat jeno, setiap sentuhan, geraman dan hentakannya memberi rasa sendiri pada diri renjun, entah mengapa begitu candu hingga rasanya seharianpun ia mampu bermain dengan jeno.
jam dinding menunjukkan pukul satu pagi, tapi jeno balikkan tubuh renjun menjadi di bawahnya, menggempurnya lagi begitu lembut, membuat setiap lenguhan pada setiap hentakannya, tidak perlu banyak kata untuk menjelaskan.
biarkan renjun dan jeno yang tahu betapa nikmatnya setiap hentakan yang keduanya ciptakan, kecipak bunyi tabrakan kulit telanjang keduanya, geraman dan lenguhan memenuhi ruangan milik jeno itu.
renjun tarik kuat kepala belakang jeno, kala milik jeno membesar hendak mengeluarkan caairannya, bercinta dengan jeno selalu menjadi hal paling manis dalam hidup renjun, menemukan jeno dan melakukan apapun dengan pria itu selalu terasa menyenangkan.
walau bayangannya kembali terpatahkan oleh sebuah kenyataan dimana dirinya bukan satu satunya yang jeno buat bahagia, kenyataan bahwa dirinya berada di antara hubungan pernikahan jeno dengan suaminya yang juga sahabatnya sendiri, membuat hatinya kadang tergerus pilu, kenapa semesta suka sekali bercanda?
Am i a whore? batin renjun dalam langkah membersihkan pakaian yang tercecer di lantai kamar apartemen nya.
.
"mas, nanti mau makan malem di rumah apa di luar?" jaemin meletakkan sandwich isi telur di depan jeno yang sudah siap dengan setelan kerjanya
"dirumah, aku lagi kangen masakan kamu" jeno tersenyum
pernikahannya jalan dua tahun, namun semua terasa hambar, pernikahan hasil perjodohan memang selalu terasa seperti ini bukan, entah jaemin atau jeno keduanya mungkin saling tahu kalau ada yang di sembunyikan, tinggal menunggu waktu saja mau kapan tuhan membuka kartunya.
—
jam tangannya menunjukkan pukul sebelas siang, pesan masuk di ponsel pintarnya membuatnya mengalihkan perhatiannya sejenak.
"lunch bareng?"
jeno tersenyum setelah membalas isi pesan tersebut, lantas mengemasi pekerjaannya dan meninggalkan ruangan untuk segera menuju ke tempat yang sudah keduanya sepakati. entah mau sampai kapan jeno terus bermain di belakang jaemin.
seorang pria kecil dengan kemeja biru laut sudah duduk dengan manis di depan se gelas americano dingin di sudut kafe, tergesa jeno langkahkan kakinya menuju si yanglebih kecil lantas menutup matanya dari belakang
"jen?" serunya lirih, lenguhan senyumnya selalu berbeda kala netranya menatap sipit milik jeno, sorot kagum dan mencintai itu tak pernah hilang dari netra renjun.
bagaimana bisa renjun bahkan masih menyimpan rasanya untuk jeno kala tau pria itu bahkan menikah dengan sahabatnya sendiri.
"cinta bukan soal siapa yang datang terlebih dahulu, cinta tergantung pada siapa yang mampu bertahan hingga akhir" dirinya ingat jaemin pernah katakan hal itu padanya, jelas dirinya tahu maksud dari perkataan jaemin hari itu, sehari sebelum jaemin dan jeno resmi menikah dua tahun lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT - NOREN 🔞
FanfictionDISCLAIMER -HOMOPOBIC DON'T INTERACT!! -BXB plis jangan salah lapak -Mature content -harsh words -slowly update -oneshoot/twoshoot/chaptered -im very open to criticism and suggestions -all story original by Stella