Satu minggu sudah sejak kepergian Ayah Okto. Kini semua kembali ke tempatnya semula, Okto kembali ke pekerjaannya yang sudah ia tinggalkan beberapa hari sejak kepergian sang Ayah. Pasien yang semula sudah membuat janji dengannya, selama beberapa hari harus ia undur untuk mengurus beberapa keperluan yang ayahnya tinggalkan. Sebagai seorang yang mempunyai bisnis di bidang perhotelan, Ayah Okto cukup sukses. Hingga Okto harus mengalihkan semua aset sang Ayah kepada orang yang ia percaya.
Secara bergantian Arumi dan teman-temannya yang lain menemani Okto di rumahnya. Tak jarang juga mereka hanya mampir untuk memberikan makan atau hanya sekedar mampir untuk mengecek keadaan temannya itu. Disaat seperti sekarang ini Okto memang sangat membutuhkan orang terdekatnya untuk mensuport semua yang ia lakukan. Kini Okto sudah kembali ke keidupannya semula.
"Base camp yo!" Okto meminta pada teman-temannya untuk bertemu di base camp, tempat dimana mereka memulai untuk membuat band bersama.
Arumi, Ayu, Vino, Arga dan Reno menyetujui permintaan Okto. Okto menjemput Arumi di universitasnya karena ia baru saja selesai memberikan kelas pada para mahasiswanya.
"Ada apa sih tiba-tiba minta ngumpul di hari kerja gini?" tanya Arumi pada Okto.
"Pengen aja! Pasien juga sudah selesai semua sore ini, jadi ngajak kalian kumpul." Jelas Okto.
"Emang Arga dan Reno sudah selesai praktiknya?" tanya Arumi yang masih tidak habis pikir dengan ingin temannya yang satu ini. Secara kedua temannya yang lain pun adalah seorang dokter, dan ia tidak tahu menahu jadwal kedua temannya itu.
"Sudah, tadi aku ke ruangan mereka juga. Makanya aku kirim pesan pada kalian semua." Ujar Okto dengan santai.
"Ya ampun.. ada-ada saja deh kamu tuh!"
Okto melajukan mobilnya dengan santai. Sesekali ia menjawab pertanyaan Arumi yang menanyakan kabar dirinya pasca meninggalnya sang Ayah. Walau terlihat biasa, Arumi paham jika Okto adalah temannya yang sangat dekat dengan Ayahnya sejak sepeninggalan sang Mamah sewaktu SMA.
Di Basecamp sudah ada Vino dan Ayu yang lebih dulu datang, disusul oleh Reno dan Arga. Arumi dan Okto adalah yang paling akhir sampai, karena Okto harus menjemput Arumi lebih dulu di tempatnya mengajar. Untuk mengevisiensikan ladang parkir, Arumi igin di jemput.
"Ya ampun, like a princess yess pake di jemput segala!" ujar Vino mengomentari keinginan Arumi untuk di jemput menuju tempat perkumpulan mereka.
"Yes, of corse! Aku gak mau menyia-nyiakan ladang parkir guys. So nanti pulang, kalian harus ada yang mengantarku sampai rumah yes!" Arumi mengultimatum teman-temannya untuk memulangkannya sampai rumah dengan selamat nanti.
"Auuhh... Debunya banyak sekali!" sudah berapa lama tempat ini tidak di tempati?" Arumi mengeluhkan tempat yang selama ini sudah menjadi tempat perkumpulan mereka sangat kotor dan berdebu.
"4 tahun!" jawab Reno santai. "Tepatnya setelah kalian semua sibuk dengan kesibukan masing-masing!" sahut Reno lagi masih dengan wajah datar.
"Ya ampun, ini lampunya juga sudah seperti club malam!"
"Hari ini ibu dosen banyak mengeluh ya!" Sahut Vino dengan santai.
"Jadi ada apa kita disini?" tanya Arga menyanggah perdebatan antara teman-temannya.
"Pertama, aku mau serahkan bisnis hotel sama Vino." Dengan nada datar Okto mengutarakan inginnya dan semua teman-temannya tercengang dengan pernyataan itu.
"Ya! Kamu lagi setres?" Vino yang kaget namanya disebut-sebut pun mengira Okto sedang bercanda karena stres kehilangan Ayahnya.
"Enggak!" Jawab Okto singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUMI & FRINDS
Teen FictionIni adalah kisah seornag Arumi bersama dengan kelima teman-teman dekatnya yang berproses bersama sejak mereka masuk kuliah hingga sebuah band pun terbentuk. Suka duka mereka jalani bersama hingga waktu yang memisahkan mereka untuk memberi waktu mere...