My Chairmate • Shotaro

3 - Kantuk, Permen Mint

Aku sebenarnya lebih suka bangku belakang. Alasannya mungkin sudah jelas. Duduk dibangku belakang membuat lebih leluasa untuk melakukan sesutu. Seperti tidur, makan, atau duduk dengan pose semauku tanpa diketahui guru.

Tapi entah mengapa hari itu aku tiba-tiba memilih untuk duduk di bangku paling depan. Apakah ini yang dinamakan pertanda? Pertanda bahwa aku ditakdirkan untuk menjadi teman Shotaro.

Sialnya, pada hari pertama aku duduk di bangku depan aku sudah mengantuk. Padahal baru masuk jam pelajaran kedua.

Ini pasti gara-gara aku tidur larut malam sebelumnya. Masih baik aku tidak terlambat. 

Aku sudah tidak kuat menahan kantuk dan ahirnya meletakkan kepalaku di atas meja. 

Tak sampai sedetik kemudian pundakku diguncang oleh sesorang. Aku terkejut, kukira aku sudah ketahuan oleh guru. Tapi ternyata pelakunya adalah Shotaro. 

"Ela!" panggilnya berteriak tapi dengan pelan sambil mengguncang pundakku. 

Aku yang terkejut refleks mengangkat kepalaku. 

"Nih buat kamu," 

Shotaro menyodorkan permen mint padaku. Aku yang masih mengantuk mentapnya bingung. 

Sadar aku dalam kebingungan, Shotaro kemudian tersenyum dan melanjutkan kalimatnya.

"Minum air terus makan ini biar nggak ngantuk,"

"Ooh" 

Kemudian aku menerima permen itu dan menuruti perkataan Shotaro. Minum air dari botolku dan memakan permen itu. Tapi Shotaro menepuk pundakku setelah aku memasukkan permen itu kemulutku.

"Mulut kamu jangan banyak gerak biar nggak ketahuan,"

Aku menganggu paham kemudian berterimakasih "Ah, iya makasih Shotaro"

Selanjutnya aku melihat Shotaro melakukan hal yang sama. Ia minum kemudian memakan permen. Apa dia juga mengantuk? 

"Kamu juga ngantuk?" tanyaku. 

Shotaro menggeleng dan tersenyum. 

"Enggak, biar nanti kalau ketahuan bukan cuma kamu yang dimarahi tapi aku juga. Kan aku yang ngasih kamu permen,"

Wow, aku tidak menyangka Shotaro akan berbuat begini. Padahal sebelumnya ia terlihat sangat fokus memperhatikan pelajaran. Shotaro sudah membantuku melewati satu jam pelajaran. Dibalik dirinya yang pendiam ternyata ia juga memperhatikan sekitar.