1. Fiance

841 94 28
                                    

Setiap tokoh dalam cerita adalah fiksi. Author hanya meminjam nama dan karakternya saja dalam dunia nyata untuk keperluan cerita. 

.

.

.

I choose to love you in silence, because in silence i feel no rejection - Rumi

.

.

.

Phi Toptap bilang kalau fitrah kita sebagai manusia adalah ketika ada orang yang mendekati kesannya malah ga mau, giliran orang yang ga bisa dimiliki pasti ditunggu dengan sabar. Perputaran masalah percintaan itu memang aneh, contohnya Phi Toptap sendiri orang yang ngasih quotesnya itu malah jatuh ke dalam pelukan orang yang tak diinginkannya. Malah sekarang kesannya ia cinta mati. Kalau aku?

Semester pertama perkuliahan aku terpesona pada kakak tingkat. Dia begitu membuatku tergila-gila, siang dan malam aku hanya bermimpi menjadi pacarnya dan membuat iri semua penghuni kampus.

Kakak tingkat itu adalah pujaan semua orang karena tampangnya yang super duper ganteng. Ya sih klise, tiap kampus pasti punya pangerannya masing-masing begitu pula di kampusku. Pangeran kampusku ini orangnya setengah bule, tinggi dan putih jelas, rambut dan matanya berwarna coklat, berhidung bangir dan bibirnya tipis keriting. Sempurna dari segi fisik. Pembawaannya juga tenang, cool kalau kata orang-orang. Aktif di organisasi kampus, masalah kekayaan? ga begitu kaya sih tapi masih berkecukupan udah pakai mobil kalau ke kampus  walaupun sederhana, lebih sering pakai vespa dan yang lebih penting dia bukan playboy. Sayangnya hatinya sudah tidak available lagi. Gosipnya sih dia suka sama kakak tingkatnya yang cantik itu, namanya Nevy. Katanya lagi dia terkesan bucin banget sama si cantik itu.

Jadi apakah Win Metawin menyerah?

Ngga juga sih. Tapi ga ngoyo juga. Hidup itu bukan masalah cinta-cintaan mulu kok, masih banyak yang harus dilalui apalagi dalam tahap usia yang masih muda gini. Kalau jodoh ya ambil kalau ngga ya udah, mau diapain lagi kan? Siapa tahu dapat yang lebih dari si pangeran kampus. Jodohnya Win masa yang ecek-ecek sih? Sering denger kan kalau jodoh kita tuh pasti setara, dalam hal ilmu, kekayaan, atau sama-sama keren gitu. Nyesel aja tuh yang ga bisa jadi jodohnya Win.

"Udah ga suka lagi sama dia?"

Jj tuh sambil belepotan nasi goreng di mulutnya ketika ga sengaja liat si pangeran kampus menggandeng pujaannya di cafetaria kampus pusat. Dia ga berhenti senyum ngeliatian Nevy yang lagi makan. Duh kok ada yang nyeri ya?

"Biarin aja sih, kenapa juga harus diingetin?"

Win kembali fokus pada makanannya. Ia tak ingin menjadi duri dalam hubungan orang lain meskipun ia menyukai si pangeran kampus. Win udah terlanjur malu banget gara-gara teman-temannya yang gila ini senior-seniornya jadi tahu kalau ia naksir Bright. Ya senior yang Win taksir, si pangeran kampus itu namanya Bright Vachirawit. Malu banget lah kalau diingat sampai Nevy memandangnya sinis tiap kali ketemu.

"Kita kan udah minta maaf Win, masa masih ngambek sih?"

Pluem memelas melihat raut muka temannya yang datar dan muram seperti aspal di jalan tol.

"Aku ga marah kok, cuma ga pengen nginget lagi aja"

Teman-temannya mengangguk mengerti tak ingin memperpanjang lagi, bisa bahaya kalau Win sudah berkepanjangan ngambeknya. Bisa-bisa ia ditampol kakak seniornya yang rada-rada kejam itu Toptap Jirakit.

Sebenarnya apa sih yang membuat Win ga suka mengingat Bright lagi?

Jadi ceritanya ketika ospek masuk kuliah dulu Win ini langsung suka tuh ketika ngeliat Bright. Love at first sight gitu. Saking terpesonanya matanya nyampe ga ngedip ngeliatin tu kakak tingkat. Tiap hari kerjaannya mandang dengan penuh puja secara diam-diam sampai akhirnya temen-temennya Khao, Jj, sama Pluem sadar.

SWEVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang