Adrenaline Pump 🔞

4K 339 66
                                    

==== Warning : Cerita ini hanya fiksi dan karangan murni author. Apa yang terjadi di cerita tetap berada di cerita. Kesamaan nama tokoh dan latar belakang murni ketidaksengajaan. ================

Rated for some harsh words and brief sexual activity.

.

.

.

"Jaehyun-ah, ingat-

"Nde nde, tenang saja."

Johnny mendengus begitu suara rendah menjawab dengan sekenanya dari sambungan interkom. Duduk senyaman mungkin di dalam mobil sedan tanpa pendingin yang tentunya menyiksa di bawah terik matahari kota Dallas. Berbeda dengan pemikirannya, ia sebenarnya sangat tegang. Tangannya menggenggam erat roda kemudi, alisnya bertaut sembari kedua iris madunya mengamati lamat lamat sosok pria berambut keriting yang kontras dengan tampilan serba hitam, rompi anti peluru, dua pisau lipat di masing masing mata kaki, selongsong pistol yang melingkar di pinggang rampingnya dan sepasang iris coklat yang tampak dingin dan tak berperasaan. Dia terlihat sangat bengis namun tatanan rambutnya yang lucu dan mirip anjing kecil itu memberikan kesan lugu pada wajahnya yang manis.

Menutup matanya dengan reflek ketika Jaehyun di dalam layar menumbangkan seorang pria yang lebih besar darinya dengan sekali banting dan juga mematahkan kakinya.

Bukan, bukan Johnny tidak terbiasa dengan aksi kekerasan tanpa sensor di hadapannya ini. Bekerja sebagai agen rahasia pemerintahan membuatnya juga harus melakukan hal yang sama seperti Jaehyun. Bahkan tangannya sudah membunuh banyak orang dengan pistol ataupun tangan kosong. Kebanyakan dari mereka memang pantas disingkirkan dari dunia.

Hanya saja pria berumur dua puluh dua yang sedang dengan tangkas menyusup ke dalam gedung yang dicurigai markas mafia itu selalu bersikap seperti seekor kucing. Diluar pekerjaan tentunya, tidak saat ia sedang dengan mudahnya menembakkan peluru dan melemparkan pensil ke mata seorang anggota mafia.

Senyuman terukir di wajahnya begitu Jaehyun, yang pipinya ternoda darah dan tampak sangat santai dan tidak sama sekali menampakkan suatu ekspresi berarti menunjuk cctv dimana Johnny sedang mengawasinya lalu memberikan sebuah jempol.

"Kau sungguh terjerat oleh bocah itu ya, Suh?"

Taeil, yang sedaritadi sedang mengotak atik laptop di pangkuannya bersuara dari kursi belakang. Johnny memandangnya dari kaca spion, memutar bola matanya begitu menangkap senyuman jahil Taeil.

"Fokus pada tugasmu, Moon-ssi. Aku tidak ingin kita lepas pengawasan pada bocah Jung itu. Kau ingat terakhir kali dia hampir membakar seluruh bangunan sebuah hotel di Texas, bersama dia di dalamnya, hanya karena melepas selang kompor pada gas yang ia gunakan senjata untuk membelah kepala seorang pesuruh bandar narkoba buronan nasional kan?"

Taeil tergelak, laptop hampir jatuh dari pahanya dan ia mengangguk menjawab membuat Johnny mendengus. Kembali memperhatikan Jaehyun yang sudah menuruni tangga darurat. Helaan nafas lega meluncur dari bibirnya, setidaknya Jaehyun tidak lagi membuatnya terkena serangan jantung lagi hari ini. Ia masih sangat muda untuk mati, lajang dan belum menikah.

"Bagus sekali, Jaehyunnie!"

Taeil segera menepuk nepuk bahu Jaehyun bangga segera setelah pria yang sedang membersihkan noda darah di pipinya dengan sekotak tisu yang entah ia ambil darimana, Jaehyun tampak tidak senang, wajahnya mengerut dengan jijik.

"Ew. Aku ternoda darah pria kotor itu."

Rengeknya dengan menyebalkan, melemparkan tisu kotornya keluar melalui jendela di sisi Johnny yang terbuka. Membuat mentor sekaligus pasangan timnya itu menatapnya dengan sebal.

Adrenaline Pump 🌟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang