prolog

179 11 0
                                    

Angin berhembus dengan beraturan, tidak terlalu kencang tapi cukup membuat efek dingin pada setiap orang yang dilewatinya. Suara percikan ombak menyapu tepi pantai berpasir putih itu menjadi satu-satunya sumber suara di sana. Dua manusia yang duduk berdampingan itu tengah memandang luasnya lautan ditemani jingga yang terlukis di langit karena matahari yang mulai terbenam.

Keduanya memejamkan mata menikmati hembusan angin tanpa ada obrolan diantara mereka. Mungkin bisa dibilang ini adalah healing time yang sengaja mereka lakukan setelah merasakan penat menjalani hidup yang cukup keras ini.

"Je, capek enggak?" Tanya salah satunya memecah keheningan. Matanya masih terpejam, kedua tangannya ia gunakan untuk menyangga badan.

Sementara yang ditanya refleks membuka matanya dan menoleh ke kanan di mana si penanya berada "maksudnya, Bi?" Bukannya menjawab, orang yang di panggil 'Je' itu malah berbalik tanya.

Hening, tak ada sahutan lagi membuat gadis 'Je' itu mengernyit heran menatap orang di sampingnya itu. Cukup lama diam, si penanya menerbitkan senyuman lalu membuka kedua matanya "lo capek enggak dengan kita yang kaya gini?" Tanyanya sembari menatap lurus kearah lautan.

Si gadis tadi menggigit bibir bawahnya tidak tau harus menjawab apa. Dia sudah tau akan kemana arah pembicaraan ini, jadi dia memilih untuk memikirkan jawaban yang tepat.

"Jangan pura-pura lagi, gue tau lo ngerasain hal yang sama kaya gue" ucap si penanya lalu ia menghela nafasnya "capek, Je. Gue lelah dengan hubungan yang kaya gini" pandangannya tidak teralih sama sekali, masih menatap birunya laut.

"Bi, lo benar, gue capek. Tapi apa yang bisa kita lakuin? Hubungan kita ya gini-gini aja, akan selalu stuck enggak bisa maju ke yang lebih serius lagi"  ucap si gadis lalu ia menundukan kepalanya. Jari-jari tangan yang sedari tadi dia tumpu kan di paha terus bergerak.

Si pemuda yang dipanggil 'Bi' itu kembali menghela nafasnya. Detik selanjutnya ia mengalihkan pandangan sepenuhnya kepada si gadis "lo tau enggak yang bikin gue capek apa?" Tanyanya sembari menatap lekat si gadis itu, si gadis tidak menjawab menunggu si pemuda melanjutkan kalimatnya "gue capek karena gue harus nahan cemburu setiap lo dekat sama cowok lain, gue enggak punya hak untuk larang lo, gue pengen kaya cowok lain yang bisa jaga lo sepenuhnya tapi gue tau batasan, Je."

"Bi,"

"Je, ayo kita mulai cerita kita. Gue cuma mau bikin lo bahagia walaupun cuma sekali" si pemuda meraih tangan gadis itu yang sedari tadi bertumpu di atas paha si pemilik. Genggamannya semakin erat beriringan dengan tatapan sendu si pemuda.

"Lo tau kan endingnya kaya gimana, Bi? Kita enggak-"

"Bisa, Je. Ayo kita coba, kita berhak raih kebagiaan kita, kalau nanti Tuhan memang berkehendak untuk kita tidak bersatu ya artinya memang kita enggak jodoh. Kita ikutin alur, Je. Percaya sama gue"

Si gadis menghela nafas, pandangannya tidak fokus. Melihat itu si pemuda berusaha mengusap punggung tangan gadis itu.

"Je?"

Tanpa berucap, si gadis menganggukkan kepalanya membuat si pemuda tersenyum dan langsung menghamburkan pelukan ke si gadis itu.

"Gue akan jaga lo, Je. Gue janji gue akan bahagiain lo"

"Makasih, Bi"

Seiring matahari yang wujudnya sudah sepenuhnya tidak tampak, langit yang menjadi gelap dan air lautan yang menghantam pasir putih kini menjadi saksi bisu bagaimana kisah keduanya dimulai. Kisah yang sebenarnya, kisah mereka berdua.

Jihan Azzahra, si gadis cantik dan pintar yang merupakan primadona kampus. Banyak lawan jenis yang tertarik padanya. Namun, sayang seribu sayang, Jihan atau lebih akrab dipanggil 'Je' meski banyak pemuda tampan mendekatinya, gadis itu hanya menambatkan hatinya apada satu orang pemuda konyol dengan seribu kejahilannya. Tapi menurut Jihan, itu adalah daya tariknya.

Sedangkan, Bernard Gabriel adalah pemuda dengan segala kerandomannya. Dia adalah pemuda jahil dan jenaka yang merupakan moodbooster bagi setiap orang yang ada di sekilingnya. Namun, siapa sangka di balik sifatnya yang jahil dia punya kisah cinta yang rumit.

Sadboy adalah sebutan yang pantas disematkan untuk pemuda bergigi kelinci itu.












Teaser!!

D U ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang