Xiao Sean dan Xiao Zhan adalah dua putra kembar keluarga terpandang Xiao. Keduanya kembar identik, hanya saja sifat keduanya bertolak belakang. Zhan yang ekstrovert, ceria dan mudah bergaul dengan siapa saja. Berbanding terbalik dengan Sean yang agak pendiam. Sean juga jarang berkumpul bersama anak seumurannya selain Zhan. Tapi sebagai kakak, dia selalu melindungi Zhan dalam diamnya. Ia suka melihat senyum lebar adiknya, suka mendengar suara tawa renyah adiknya.
Tapi, belakangan ini kedua kembar Xiao itu jarang main keluar lagi. Semenjak tetangga baru mereka memperkenalkan mereka pada anak bernama Wang Yibo, yang berusia dua tahun lebih tua dari mereka berdua. Mereka pun selalu bersama. Kemana-mana mereka pasti bertiga. Hingga, Yibo pindah ke luar negeri setelah lulus Sekolah Dasar. Sean tidak suka, sebab Zhan menangis saat Yibo mengucapkan selamat tinggal di bandara. Zhan berhenti menangis saat Yibo berjanji akan selalu mengirimkan kabar lewat surat.
Tahun-tahun awal, Zhan masih sibuk berbalas surat dengan Yibo. Mereka bahkan berjanji akan bertukar e-mail jika mereka sudah di ijinkan memiliki komputer sendiri. Sean sedikit merasa sedih saat adiknya sibuk berbalas surat. Namun ia tak bisa memungkiri, ada rasa bahagia saat melihat sang adik tersenyum ketika menulis surat. Sean selalu menemani sang adik menulis surat, bahkan membantu memilihkan kata yang tepat di sela ia menyelesaikan bacaan novel yang ia pinjam dari perpustakaan.
Semua itu menjadi kegiatan tambahan Sean selama lebih dari dua tahun. Dan mulai berkurang saat memasuki tahun ketiga. Zhan sempat sedih karena jarang nya surat dari Yibo. Namun Sean menghiburnya dan mengenalkannya pada klub tari dan paduan suara di sekolah mereka saat naik SMA. Sean juga ikut klub paduan suara, namun tidak dengan klub tari. Sean sering merasa sesak napas apabila terlalu lelah. Jadi ia hanya bisa menikmati tarian sang adik tanpa bisa ikut menari bersama.
Sean tak pernah sedih dengan keadaannya. Justru ia senang, karena tak perlu bersaing dengan Zhan dalam hal hobi. Sean berprestasi di bidang akademik dan Zhan di bidang non akademik. Orang tua mereka pun tak pernah memaksakan kehendak pada mereka. Sean selalu mendukung Zhan apapun pilihannya, bahkan membela Zhan saat dimarahi oleh Ayah mereka karena kenakalan Zhan. Sean selalu membela jika kenakalan itu masih dalam batas wajar.
Tahun kedua sekolah menengah atas. Zhan dan Yibo sudah mulai bertukar alamat e-mail. Mereka pun sering berbalas e-mail. Namun, dipertengahan tahun, Zhan sudah mulai lebih sibuk dengan klub tari nya hingga sering pulang dalam keadaan lelah. Jadi, ia tak pernah sempat membalas e-mail dari Yibo. Sean merasa perihatin dengan kerenggangan hubungan mereka. Sean tak ingin adiknya di jauhi atau dibenci Yibo karena tak membalas e-mail. Jadilah Sean yang mulai berbalas e-mail dengan Yibo menggantikan Zhan. Ia bahkan menyamar sebagai Zhan, menceritakan keseharian Zhan seakan ia sendiri yang mengalami semua itu. Dan ... ya, Sean mulai nyaman berbicara dengan Yibo melalui aplikasi chatting di komputer mereka.
Semua berjalan seperti itu hingga mereka tamat SMA. Zhan semakin sibuk dengan kegiatannya, jarang bergaul dengan Sean lagi bahkan sepertinya sudah lupa sepenuhnya pada Yibo. Zhan sibuk dengan teman-teman barunya di klub tari. Sean yang ingin memberitahu kalau Yibo akan kembali tahun depan pun sampai tak ada waktu. Zhan selalu tidur saat kembali ke kamar. Sean memaklumi karena ia sedikit tahu jadwal Zhan di klub tari.
.
.
.Satu tahun kemudian
Kedua kembar Xiao kini tengah menjalani hari sebagai anak kuliah yang akan naik ke tahun kedua. Zhan yang mengambil jurusan seni sementara Sean mengambil jurusan sastra. Kedua nya kini jarang bercengkrama di luar rumah. Meski begitu, Sean tak pernah protes.
Bulan depan, hari kepulangan yang Yibo janjikan pun akan tiba. Yibo ingin Zhan menjemputnya di bandara. Sean bertekad akan memberitahu Zhan malam ini, apapun yang terjadi. Ia menunggu Zhan kembali di kamar mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Xiao Twin's Love <<end>>
Фанфикgah.. no desk gak pinter baca aja, gak perlu vote..